Langkah Menteri Agama Agar PNS dan CPNS Tak Terpapar Radikalisme
Merdeka.com - Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi membentuk tim yang bertugas untuk proses deradikalisasi untuk pegawai negeri sipil (PNS). Tim akan bekerja dan merekomendasi terhadap PNS yang dimungkinkan atau diduga terpapar radikalisme.
Tim tersebut tidak hanya di Kemenag tetapi juga dibentuk di 11 Kementerian dan Lembaga Negara dengan tujuan yang sama, yakni deradikalisasi. Setiap Kementerian akan membuat Satgas tersebut.
"Saya garis bawahi tadi masalah keputusan bersama 11 menteri dan kepala lembaga. Itu betul-betul untuk pegawai negeri sipil (PNS). Dia harus betul-betul bisa menjadi garda terdepan dalam meningkatkan wawasan kebangsaan dan melakukan langkah-langkah deradikalisasi," kata Fachrul Razi usai memberikan kuliah tamu di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang, Kamis (21/11).
Fachrul Razi menyampaikan, sejumlah ciri orang yang terpapar radikalisme seharusnya jauh dari seorang abdi negara. Sebagai contoh, di antaranya adalah orang yang dengan mudah menyebut orang lain sesat, sementara dirinya paling benar.
"Sama sekali tidak boleh ada pegawai negeri sipil yang ketularan sifat-sifat radikal ini. Nanti ada pembentukan Satgas dan Satgas ini menampung laporan-laporan tentang itu. Kalau betul, kemudian kita panggil," jelasnya.
PNS yang sudah memiliki tanda-tanda terpapar radikalisme akan dipanggil dan mendapat penjelasan tentang sikap yang seharusnya sebagai abdi negara. Proses penyadaran melalui dialog akan ditempuh sebelum diberikan sanksi, kalau memang dianggap perlu.
"Tidak diapa-apain, kita beri nasihat. Sekali lagi nasihat, diajak dialog, kalau tidak bisa lagi tentu saja ada sanksinya. Ya logis saja itu," katanya.
Terkait sanksi tentu akan diberikan sesuai dengan tingkat kesalahan masing-masing. Kalau dianggap wajar tentu hanya cukup pelurusan melalui proses diskusi saja.
"Sanksi sesuai dengan tingkat kesalahan masing-masing pasti ada tim nanti," tegasnya.
Cek Nasionalis CPNS
Sementara yang bersifat preventif, agar PNS tidak terpapar radikalisme, Fachrul Razi menegaskan akan dilakukan pengecekan nasionalisme para Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). Proses itu dilakukan melalui tahapan-tahapan yang berjalan di lembaga rekrutmen.
"Kalau sekarang rekrutmen PNS, pasti kita cek juga nasionalismenya. Buat apa kita panggil orang yang nasionalisme rendah. Kalian pasti sependapat itu. Nanti pasti ada pertanyaan-pertanyaan, ada wawancara bisa menunjukkan gimana dia," jelasnya.
Fachrul Razi menegaskan, radikalisme menjadi ancaman nyata yang harus dihadapi. Namun proses tersebut sebagai sesuatu yang wajar dalam rekrutment pegawai di manapun.
"Itu wajar saja, setiap kita terima pegawai kita lakukan seperti itu, tidak ada yang aneh. Timnya masih dibentuk," katanya.
Baca juga:
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perangi Radikalisme dan Terorisme dengan Moderasi Beragama
Di tengah upaya membumikan toleransi pada keberagaman, kelompok radikal melakukan framing terhadap moderasi beragama.
Baca SelengkapnyaGencarkan Narasi Damai, Perbedaan Jangan Dianggap Permusuhan
Narasi-narasi provokatif dapat memicu perpecahan harus dihindari terlebih di tahun politik.
Baca SelengkapnyaJangan Termakan Hasutan Kelompok Intoleran Jelang Nataru
Jangan sampai dimanfaatkan untuk menyebarkan narasi intoleransi, bahkan mengarah pada aksi radikal terorisme.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jelang Masa Tenang Pemilu 2024, Menpan RB Ingatkan ASN Wajib Netral dan Bebas Pengaruh Politik Tak Sehat
Sejumlah alasan mengapa ASN harus netral karena sebagai bentuk kewajiban profesionalism.
Baca SelengkapnyaPemilu Makin Dekat, Menteri Anas Ingatkan PNS Haram Terlibat Kegiatan Politik
PNS yang tidak netral dapat memiliki dampak yang signifikan pada berbagai aspek pemerintahan dan masyarakat.
Baca SelengkapnyaDiskriminasi adalah Perlakuan Berbeda yang Merugikan Golongan Tertentu, Ini Penyebab dan Dampaknya
Diskriminasi sosial adalah suatu sikap membedakan secara sengaja terhadap orang atau golongan yang berhubungan latar belakang tertentu.
Baca SelengkapnyaMencicipi Lezatnya Ragit Jalo, Kudapan Andalan Masyarakat Palembang saat Bulan Ramadan
Kudapan favorit masyarakat Palembang ini tak jauh berbeda dengan kue jala khas India. Perbedaannya ada pada kuah kari yang cenderung encer.
Baca SelengkapnyaPBNU: Rajut Kembali Persatuan dan Jaga Perdamaian Pasca-Pemilu
fanatisme perlu dinetralisir dengan mengingatkan bahwa Pemilu hanyalah alat untuk memilih bukan untuk memecah belah bangsa.
Baca SelengkapnyaCurhat Eks Napiter Kembali ke Pangkuan NKRI Sumpah Setia pada Pancasila
Munir berharap agar masyarakat tetap damai dan rukun meskipun memiliki perbedaan pilihan politik.
Baca Selengkapnya