Merdeka.com - Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa berkunjung ke Papua, Rabu (1/12). Dia meninjau langsung pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di daerah itu.

Ada tiga lokasi vaksinasi yang ditinjau Panglima TNI, yakni Gedung Serba Guna (GSG) Megantara, Lanud Silas Papare, Sentani, Kabupaten Jayapura; Lapangan Lantamal X Jayapura, Entrop, Kota Jayapura; dan Kantor Kesdam XVII/Cenderawasih, Kelurahan Gurabesi, Kota Jayapura.

Jenderal TNI Andika Perkasa mengatakan, pelayanan vaksinasi akan disediakan setiap hari. "Saya menyempatkan diri untuk melihat vaksinasi di tiga tempat di Papua, Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura. Pelayanan vaksinasi setiap hari, dan itulah yang diharapkan. Dengan setiap hari dilakukan pelayanan vaksinasi, siapa pun yang belum sempat vaksin karena satu dan lain hal itu bisa langsung datang ke sini," ucapnya.

Andika berharap warga Papua dapat mendatangi pusat-pusat pelayanan vaksinasi yang ada di daerah tempat tinggalnya. "Kami berharap masyarakat bisa mendatangi tempat pelayanan vaksinasi di lingkungan institusi TNI, yang dibuka setiap hari dari jam 08.00 hingga 15.00 WIT atau jam 3 sore," sebut Andika.

Dia menegaskan, masyarakat Kota dan Kabupaten Jayapura serta daerah-daerah lainnya di Papua yang tidak mempunyai KTP dan NIK (Nomor Induk Kependudukan) tetap akan dilayani untuk divaksin. "Akan dicatat secara manual, sehingga pasti ada solusi untuk bisa masuk ke sistem. Kalau di sini, Papua, (antusias) masyarakat, sudah bagus sekali. Karena secara data provinsi memang Papua masih di bawah 50 persen. Tapi, berdasarkan penjelasan dari Dinas Kesehatan dan juga dari para pimpinan TNI di Papua, memang kalau di sini kan karena ada PON kemarin, jadi sebetulnya sudah melewati 50 persen. Namun mungkin ada ketertinggalan di kabupaten-kabupaten lain, yang menyebabkan secara agregat ini di bawah 50 persen," sebut Andika.

Untuk mengejar ketertinggalan itu, Panglima mengatakan, pihaknya akan terus melakukan vaksinasi. Alasannya, upaya ini merupakan salah satu kesempatan untuk membentengi masyarakat dari kemungkinan penularan Covid-19.