KTT Asean sepakati fokus penanganan terorisme dan radikalisme
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo dan sejumlah menteri dalam Kabinet Kerja telah selesai menghadiri KTT Asean di Laos pada 6-7 September. Menko Polhukam Wiranto menjelaskan sejumlah negara yang hadir dalam kegiatan tersebut sepakat lebih memfokuskan pada penanganan terorisme dan radikalisme.
"Dan di sini Indonesia tentu punya pengalaman yang cukup banyak soal itu sebagai negara di dunia yang penduduk islamnya terbesar," kata Wiranto sebelum mengikuti sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta, Jumat (9/9).
Wiranto menjelaskan Indonesia sedang membangun suatu langkah besar dalam hal memerangi terorisme dan radikalisme. Di mana Indonesia menjadi tuan rumah International Meeting on Counter Terrorism di Bali pada Agustus lalu.
"Jadi pertemuan internasional di Bali yang kita arahkan untuk bagaimana kita bersama-sama menangani terorisme internasional itu," katanya.
Wiranto menambahkan, dalam pertemuan di KTT Laos, Indonesia menyampaikan bahwa aksi terorisme dapat terjadi di manapun. Termasuk, di daerah-daerah perbatasan. Maka dari itu, pentingnya kerja sama dengan negara lain.
"Karena terorisme kan tidak mengenal batas negara, wilayahnya mereka itu seluruh dunia. Sedangkan kita punya sekat-sekat batas negara. Itu tanpa kerjasama yang cukup erat antarnegara di semua kawasan, maka penanganan terorisme akan sangat terganggu," katanya.
Selain itu, lanjut dia, terorisme dan radikalisme juga telah merambah dunia cyber. Sebab itu, Indonesia membutuhkan kemampuan teknologi yang mumpuni.
"Dan Presiden Jokowi sudah menjelaskan bahwa Indonesia juga akan meningkatkan cyber itu menjadi kemampuan berskala nasional bahkan berskala internasional untuk dapat digunakan dalam berbagai hal terutama untuk terorisme dan segala bentuk manifestasinya," ujarnya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sepanjang 2023, Kepala BNPT: 148 Teroris Ditangkap
Penangkapan teroris itu berjalan linier dengan menurunnya aksi terorisme di Indonesia.
Baca Selengkapnya21 Agustus Hari Peringatan dan Penghargaan Korban Terorisme, Berikut Sejarahnya
Aksi terorisme memberi dampak buruk, maka setiap 21 Agustus ditetapkan Hari Peringatan dan Penghargaan Korban Terorisme
Baca SelengkapnyaBaru Dibentuk Presiden Jokowi, Badan Karantina Indonesia Jadi Garda Terdepan Hadapi Neo Terorisme
Barantin memegang peran strategis perlindungan sumber daya hayati dari ancaman hama penyakit, hewan, ikan, dan tumbuhan berbahaya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jangan Termakan Hasutan Kelompok Intoleran Jelang Nataru
Jangan sampai dimanfaatkan untuk menyebarkan narasi intoleransi, bahkan mengarah pada aksi radikal terorisme.
Baca SelengkapnyaBPIP: Bangsa Ini Sudah Biasa Bertindak dengan Menghargai Perbedaan
Dengan perilaku toleransi tinggi, Indonesia diyakini kebal dengan serangan paham radikal terorisme ingin pecah belah NKRI.
Baca SelengkapnyaKemenkumham: Ada Tren Napi Narkoba Terpapar Terorisme
Menurut Kemenkumham, saat ini ada sebanyak 135.823 orang yang mendekam di lapas se-Indonesia, terdiri atas 21.198 orang tahanan dan 114.625 orang narapidana.
Baca Selengkapnya4 Korban Meninggal Tabrakan KA Turangga vs KA Lokal Dievakuasi, Petugas Fokus Bersihkan Lokasi Kejadian
Setelah selesai, tim dari PT KAI akan melakukan asesmen terkait dengan kondisi kelayakan untuk digunakan kembali pada jalur ini.
Baca SelengkapnyaTersangka Teroris di Bekasi Karyawan BUMN, Dikenal Ramah dan Sering Ikut Rapat RT
Tim Densus 88 Antiteror Polri menangkap DE (28) di Bekasi, Senin (14/8). Tersangka tindak pidana terorisme ini merupakan karyawan BUMN.
Baca SelengkapnyaKPK Dikabarkan Operasi Tangkap Tangan di Sidoarjo, Sejumlah ASN Diamankan
Walaupun sudah mengamankan sejumlah pihak, namun belum ada keterangan dari KPK.
Baca Selengkapnya