Merdeka.com - Shirley Kristiani Widjihandayani (80) tersenyum lepas, sambil berusaha menggerakkan tangan yang dirasakan sudah kaku. Dua tangannya diangkat di depan dada dengan jari 'ngrayung' sambil memperagakan potongan dialog Arjuno dan Srikandi.
Sherly memperagakan gerakan Arjuno dalam salah satu adegan wayang orang yang pernah diperaninya. Namun usia, membuatnya tidak selincah semasa masih muda. Tubuhnya sudah lemah, tidak mungkin lagi menirukan gerakan tokoh segagah dan semenawan Arjuno.
"Sekarang saya sudah 80 tahun. Teman-teman saya sudah sedo (meninggal dunia) semua, sudah banyak yang enggak ada. Enggak tahu saya kok masih dikurinai panjang umur," ungkap Sherly tersenyum.
Shirley yang bernama Tionghoa Tjhwa Hiang Nio adalah salah satu pemain utama kelompok seni wayang orang Ang Hien Hoo. Shirley pernah menjadi primadona panggung sekitar 1960-an bersama (alm) Ratna Djuwita (Nelly Ie), Ratnawati (Melly Oei) dan lain-lain.
"Baru saja saya bertemu Ratnawati teman main di Ang Hien Hoo. Beliau baru kehilangan suaminya. Masih sugeng, tapi sekarang ikut anaknya ke Amerika. Dulu dari Malang pindah ke Surabaya, sekarang di Amerika, ikut anaknya," kisahnya.
Ang Hien Hoo adalah kelompok seni wayang orang tradisional Jawa dengan para pemain komunitas warga keturunan Tionghoa. Perkumpulan itu didirikan di Kota Malang oleh Tangkar alias Liem Ting Tjwan sebagai pencetusnya pada tahun 1955. Sherly adalah putri dari Hardjoadiwinoto atau Tjhwa Hoo Liong, salah satu rekan dari Liem Ting Tjwan.
"Itu (Ang Hien Hoo) terdiri dari perkumpulan orang-orang jual peti mati," tegasnya.
Ang Hien Hoo selain sebagai organisasi kematian juga menjadi perkumpulan warga Tionghoa yang peduli budaya Jawa. Awalnya hanya membentuk group karawitan yang memainkan gamelan ketika saat lengang. Tetapi kemudian berkembang mengajarkan menari untuk anak-anak.
"Akhirnya timbul pikiran bagaimana kalau mendirikan sebuah perkumpulan wayang orang. Semuanya itu WNI, bukan pribumi, semuanya pelajar-pelajar anak-anak Tionghoa, keturunan lah," jelasnya.
Jumlah seluruh pemain dan penabuh gamelan hampir seratus orang dan nyaris semuanya merupakan warga Tionghoa.
"Cuma yang melatih dulu itu Pak Prapto, jadi sutradaranya. Lainnya orang Tionghoa, penabuh gamelan juga kita-kita sendiri, 95 persen lebih," ungkapnya.
Sherly sendiri mengaku 'sedikit-sedikit' bisa memainkan gamelan, tetapi lebih fokus pada seni peran wayang orang. Dia awalnya diperkenalkan tari Serimpi oleh orang tuanya, sebelum kemudian semakin tertarik dengan kesenian Jawa.
Saat itu, latihannya digelar secara rutin setiap Sabtu petang di ruangan tengah sekretariat Ang Hien Hoo. Lokasi latihannya di antara peti mati yang dijajakan.
Tetapi kondisi itu tidak menganggu semangat belajarnya dan keterbatasan itu dianggap biasa. Bahkan kerap kala itu harus berlatih hingga dini hari, terutama menjelang manggung.
"Dulu latihannya di depannya peti mati. Terbelo-terbelo banyak gitu. Kita latihan di mukanya gitu. Kok enggak takut ya dulu, sekarang gilo. Dulu biasa, sekarang mikir, waduh besok aku dimasukkan itu, wedi," kisahnya.
Sesuai posturnya yang tinggi dan besar, Sherly langganan kebagian peran Arjuno, Kresno atau Rama. Sekian lakon cerita dipentaskan bersama Ang Hien Hoo, bahkan lupa berapa kali beraksi di atas panggung.
"Dulu sampai saya beli pakaian wayang satu perangkat, kuluknya (hiasan kepala), semua saya punya, komplet," tegasnya.
Kostum itu dibeli dari kantong sendiri, karena memang dari bermain wayang orang tidak mendapat bayaran. Tetapi bangga bakat dan hobi tersalurkan.
Sherly sudah pernah tampil hampir seluruh kota besar di Jawa, mulai dari Surabaya, Sidoarjo, Solo, Magelang, Yogyakarta, Jakarta, Sidoarjo, Bandung, Semarang dan lain-lain.
Kalau jarak manggungnya jauh, rombongan menggunakan angkutan kereta api, tetapi paling banyak menggunakan bus. Selain itu, untuk rombongan pengrawit menggunakan truk bersama gamelan, keber dan dekorasi panggung.
"Kita kan pelajar. Pokoknya kalau libur panjang, libur puasa atau kenaikan kelas, itu melanglang buana ke kota lain untuk main. Enggak tahu yang sana dikarciskan atau tidak. Pokoknya kita main. Jadi kita semua itu ongkos sendiri. Tapi senang, bangga, kompak," urainya.
Sebelum manggung, Sherly pun harus merias diri sesuai dengan karakter yang diperaninya saat itu. Ia melukis wajahnya hingga sesuai karakter dengan durasi waktu yang terbatas.
Sherly mengaku eksis sebagai pemain Ang Hien Hoo sampai usia 25 tahun, tepatnya setelah menikah dan harus mengurus anak-anaknya. Selain itu, Ang Hien Hoo dalam kondisi mati suri, selain para pemainnya berpulang satu per satu.
Sebuah kebanggaan, perjalanan hidupnya menjadi bagian sejarah penting anak bangsa dalam mencintai budaya bangsa. Kendati pertentangan juga sempat dirasakan, termasuk dari kalangan Tionghoa sendiri. Tetapi cinta itu terbuktikan.
"Banyak ejekan-ejekan, penghinaan. Orang Tionghoa kok mau main budaya Jawa. Tapi semua itu, kita senang kok, kita peduli dengan budaya Jawa ya kita biarkan. Sama dengan orang pacaran, kalau sudah seneng mau bilang apa. Kita berbuat baik, ndak berbuat jahat, melestarikan budaya Jawa, budaya Indonesia," urainya.
Keseharian pun, Sherly hingga kini menggunakan bahasa Jawa, bahkan kepada teman sebaya tidak pernah ngoko. Bicaranya halus dan kerap menggunakan krama inggil dengan lawan bicara.
Perempuan tiga anak ini merasa budaya Jawa sudah menjadi bagian perjalanan hidupnya. Kesenian wayang orang yang digeluti itu menyisakan bekas yang tidak terlupakan dalam kehidupannya.
"Wayang itu kesenian Jawa, seni luhur yang harus dipertahankan," pungkasnya.
Wayang Orang Ang Hien Hoo pada puncaknya pernah diundang oleh Presiden Soekarno pada tahun 1962. Namun akibat kondisi perpolitikan yang kurang menguntungkan kala itu, akhirnya mati suri sekitar tahun 1965. Saat ini Ang Hien Hoo menjadi Perkumpulan Sosial Panca Budhi yang kembali fokus pada urusan persemayaman jenazah. [cob]
Baca juga:
Kisah Koh Steven, Mualaf Sedekahkan Semua Harta buat Covid Lalu Tinggal di Kontrakan
Potret & Sejarah Rumah Kapitan Bagansiapiapi, Peninggalan Tionghoa Lebih dari 1 Abad
Mengenal Perkampungan Tionghoa di Pedalaman Kalimantan, Warganya Cantik & Ramah
Arti Perayaan Cap Go Meh dan Cara Memeriahkannya Sesuai Tradisi di Indonesia
Kisah Pengembaraan Louw Djing Tie, Sang Pendekar Kungfu Tanah Jawa
Advertisement
Video: Gaya Santai Anies-AHY di Tengah Kerumunan Massa Konser Dewa 19
Sekitar 13 Menit yang laluMahfud MD: Di Masa Depan, Indonesia Diwarnai Watak Modernisasi Beragama Seperti NU
Sekitar 37 Menit yang laluJadi Sarana Pertumbuhan Ekonomi, Bupati Ipuk Resmi Luncurkan Banyuwangi Festival 2023
Sekitar 47 Menit yang laluPolisi akan Periksa Saksi Kunci Pembunuhan Dukun Aki Cs di Mesir
Sekitar 1 Jam yang laluForum PDPM Riau Siap Sukseskan Muktamar Pemuda Muhammadiyah di Balikpapan
Sekitar 1 Jam yang laluPPP Soroti NasDem Kunjungi Golkar: Koalisi Pilpres Belum Fiks
Sekitar 2 Jam yang laluGunung Semeru Luncurkan Awan Panas Guguran Sejauh 6 Kilometer
Sekitar 2 Jam yang laluAnak Haji Lulung Minta Maaf Pamit Mundur dari PPP
Sekitar 3 Jam yang laluPotret Lucu Ratusan 'Emak-Emak' Lomba Ngapak Ikan, Dukung Puan Maju 2024
Sekitar 3 Jam yang laluRelawan Sandiaga Uno Bagi-Bagi Sembako di Lombok
Sekitar 3 Jam yang laluPolisi: Bripka Madih Teken Tanahnya Dihibahkan, Tapi Tak Diakui
Sekitar 3 Jam yang laluPolda Maluku Tangkap 3 Tersangka Penyebar Hoaks Rumah Ibadah Terbakar
Sekitar 3 Jam yang laluBerita Pemilu 2024 Terkini: Seputar Capres, Koalisi Partai dan Jadwal Kampanye
Sekitar 4 Jam yang laluKetua RW di Jaksel Curhat Mau Lapor Kantor Polisi Kosong, Ini Reaksi Tegas Kapolda
Sekitar 2 Jam yang laluFakta Lain Terungkap! Bripka Madih Suka Teror Warga, Pasang Tiang dengan Setrum
Sekitar 2 Jam yang laluPolisi: Bripka Madih Teken Tanahnya Dihibahkan, Tapi Tak Diakui
Sekitar 3 Jam yang laluSiapkan Bukti Girik Tanah, Bripka Madih Lapor ke Polda Metro Kasus Tanah Diserobot
Sekitar 8 Jam yang laluJerit Mantan Anak Buah Jenderal: Tak Didukung Ungkap Fakta, Tertekan & Terancam
Sekitar 12 Jam yang laluVIDEO: Hendra & Agus Bongkar Para Pihak yang Seharusnya Bersalah Rintangi Penyidikan
Sekitar 1 Hari yang laluAgus Nurpatria Minta Dibebaskan dari Segala Tuntutan & Dipulihkan Nama Baik
Sekitar 2 Hari yang laluPleidoi, Hendra Kurniawan Minta Dibebaskan & Nama Baik Dipulihkan
Sekitar 2 Hari yang laluJerit Mantan Anak Buah Jenderal: Tak Didukung Ungkap Fakta, Tertekan & Terancam
Sekitar 12 Jam yang laluVIDEO: Hendra & Agus Bongkar Para Pihak yang Seharusnya Bersalah Rintangi Penyidikan
Sekitar 1 Hari yang laluVIDEO: Cerita Pengalaman Irfan Tak Patuhi Perintah Atasan Dipukuli Hingga Tak Berdaya
Sekitar 1 Hari yang laluAgus Nurpatria Minta Dibebaskan dari Segala Tuntutan & Dipulihkan Nama Baik
Sekitar 2 Hari yang laluVIDEO: Arif Terisak Sampaikan Pembelaan Beri Pesan Cinta ke Istri, Ibu Hingga Hakim
Sekitar 2 Hari yang laluVIDEO: Serangan Balik Bharada E, Sindir Jaksa Ngotot 12 Tahun Penjara
Sekitar 2 Hari yang laluVIDE0: Eliezer Minta Maaf Usik Jaksa soal 'Kejujuran Dibayar 12 Tahun Penjara'
Sekitar 2 Hari yang laluApakah Boleh Memperoleh Vaksin Campak Bersamaan dengan Booster COVID-19?
Sekitar 6 Hari yang laluAntisipasi Penyakit Ngorok, Dinas Pertanian Madina Maksimalkan Penyuntikan Vaksin
Sekitar 1 Minggu yang laluLink Live Streaming BRI Liga 1 di Vidio, Minggu 5 Februari: Persib Bandung Vs PSS Sleman
Sekitar 4 Jam yang laluAdvertisement
Advertisement
AM Hendropriyono
Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami