KPK benarkan tangkap 9 orang, termasuk anggota DPR Eni Maulani
Merdeka.com - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Basaria Panjaitan membenarkan adanya operasi tangkap tangan (OTT) di Jakarta. Dalam OTT itu, penyidik KPK mengamankan sembilan orang.
"Ya benar, sore tadi KPK mengamankan 9 orang, yang terdiri dari unsur anggota DPR-RI, staf ahli, sopir dan pihak swasta," ujar Basaria Panjaitan saat dikonfirmasi Liputan6.com, Jumat (13/7).
Anggota Komisi VII DPR RI berinisial EMS turut diamankan. Diduga penangkapan terhadap EMS berkaitan dengan tindak pidana suap. Namun Basaria tak menjelaskan lebih jauh terkait hal tersebut.
"Setelah ada informasi dari masyarakat yang kami kroscek ke lapangan, ditemukan bukti-bukti telah terjadi transaksi antara swasta dan penyelenggara negara," kata Basaria.
KPK kini memiliki waktu 1x24 jam untuk menentukan status kesembilan orang tersebut.
Sebelumnya, Wasekjen Golkar Maman Abdurrahman membenarkan adanya penjemputan terhadap seorang anggota DPR dari Fraksi Golkar. Penangkapan itu dilakukan di rumah dinas Menteri Sosial Idrus Marham, Widya Chandra Jakarta.
"Turut hadir di acara itu Mbak ES sekitar pukul 14.00 Wib sebagai tamu undangan beserta saya juga," kata Maman dalam pesan singkat.
Maman menjelaskan, tiba-tiba sekitar Pukul 15.00 WIB, petugas KPK datang untuk menjemput ES. KPK menunjukkan Sprindik dan membawa kader Golkar itu ke kantor KPK.
"Sekitar Pukul 15.00 WIB datang Petugas KPK menemui Mbak ES untuk ikut ke Kantor KPK untuk dimintai keterangan dengan menunjukkan Sprindik. Sekitar pukul 15.15 Wib ES ijin pamit pergi bersama KPK," jelas Maman lagi.
Dia meluruskan tak ada operasi tangkap tangan di rumah Mensos. Tapi, kata dia, sesuai penjelasannya bahwa ES dijemput. Bukan terkena operasi tangkap tangan.
"Jadi perlu saya klarifikasi bahwa tidak ada OTT di rumah Mensos, namun lebih tepatnya KPK menjemput ES dirumah Pak Mensos," kata Maman.
Maman pun tak tahu terkait apa ES dijemput oleh KPK. Dia pun kini tengah menunggu pernyataan resmi KPK terkait penangkapan tersebut.
"Saya atas nama pribadi turut berduka dan prihatin yang sedalam dalamnya atas kejadian ini. Doa ku kepada ES untuk tetap kuat," tutup dia.
Reporter: Fachrur RozieSumber : Liputan6.com
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ali menjelaskan keputusan penerbitan sprindik baru dalam penanganan kasus korupsi ini dilakukan setelah penyidik melakukan gelar perkara beberapa waktu lalu.
Baca SelengkapnyaDia meminta harus bisa dihentikan dan tidak menjadi tren.
Baca SelengkapnyaEks Sekjen PKB Lukman Edy menyatakan, hak angket DPR RI untuk mengusut dugaan kecurangan Pemilu adalah pekerjaan sia-sia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dewas KPK memutuskan bukti dugaan etik Firli Bahuri sudah cukup untuk disidangkan.
Baca SelengkapnyaHanya saja Ali enggan untuk membeberkan sejumlah aset yang telah disita tersebut.
Baca SelengkapnyaSoal hukuman apa yang paling tepat dijatuhi untuk pelanggaran tersebut, Ganjar mengaku belum tahu
Baca SelengkapnyaWalaupun sudah mengamankan sejumlah pihak, namun belum ada keterangan dari KPK.
Baca Selengkapnya"Penyidik memang membutuhkan keterangan dari pihak keluarga intinya, dalam rangka menelusuri aliran uang dan aset," kata Ali
Baca SelengkapnyaMK: DPR Tak Boleh Lepas Tangan soal Masalah Pemilu, Harus Jalankan Fungsi Konstitusional seperti Hak Angket
Baca Selengkapnya