Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Korban Perkosaan di Rokan Hulu Diancam Polisi agar Mau Berdamai

Korban Perkosaan di Rokan Hulu Diancam Polisi agar Mau Berdamai Perkosaan. ©shutterstock.com

Merdeka.com - Korban pemerkosaan di Rokan Hulu, Riau, mengaku diintimidasi personel kepolisian. Dia dan suaminya bahkan diancam agar mau menandatangani surat perdamaian dengan pelaku.

Berdasarkan pengakuan keluarga korban, intimidasi itu dilakukan dua personel kepolisian. Aksi keduanya juga sempat direkam.

"Iya itu video direkam sama istri saat kedua anggota polisi itu datang ke rumah kami," ujar S, suami korban Z (19), Rabu (8/12).

S menceritakan, pengancaman itu terjadi pada 21 November lalu, tak lama setelah mereka melaporkan 4 orang pelaku pemerkosa Z. Meski 4 orang dilaporkan, namun polisi baru menindak 1 orang saat itu.

Kedua polisi yang datang ke rumah mereka yaitu Kanit Reskrim Polsek Tambusai Utara, Bripka JL dan seorang anggotanya. "Waktu itu yang datang Kanit sama penyidiknya. Mereka datang ke rumah kami di Mahato sambil marah-marah dan mengancam," jelas S.

Menurut dia, kedua polisi itu datang lantaran mereka tidak mau berdamai dengan DK. Pria ini dilaporkan Z telah memerkosanya sekaligus membanting bayinya yang masih berusia 2 bulan.

S menyebutkan, para anggota Polsek Tambusai Utara itu meminta agar mereka mau berdamai dengan pelaku. "Sebelumnya kami disuruh ke Polsek. Di Polsek, kami disuruh tanda tangan surat perdamaian dengan pelaku," jelas S.

Tawaran damai itu ditolak S. Namun dia dan istrinya tetap dipaksa untuk menandatangani selembar surat yang telah diketik polisi, yakni surat damai.

"Saya bilang tidak mau damai, tapi tetap diketiknya dan suruh tanda tangan. Itu kejadian di Polsek. Lalu saya hubungi keluarga, saya disuruh pulang," jelasnya.

Kemudian S membawa istrinya pulang dengan alasan akan berunding terlebih dahulu dengan keluarganya. "Lalu kami pulang, dan disuruh datang lagi besoknya. Tapi kami nggak datang," cerita S.

Karena S dan Z tak datang ke Polsek Tambusai Utara, Kanit Reskrim dan anak buahnya mendatangi rumah mereka. Di rumah korban, Kanit dan anak buah kembali meminta agar keduanya mau berdamai sambil mengancam menjadikan korban sebagai tersangka.

"Malamnya dia (kanit dan penyidik) datang, langsung maki-maki kami. Datang turun berdua, tetapi di mobil ada yang lain juga," katanya.

Saat S menanyakan alasan untuk berdamai, JL melontarkan kalimat kasar bahkan menghina Z.

"Saya bilang 'kenapa pak kami yang suruh tanda tangan berdamai, itu kan nggak bisa dipaksakan?'. Kanit tanya 'siapa yang bilang?' Saya jawab keluarga saya. Lalu dijawab 'Bilang sama dia, babi dia, pandai-pandaian dia'," kata S menirukan ucapan sang Kanit.

Agar memiliki bukti, S sempat meminta istrinya untuk merekam percakapan dan ancaman yang dilontarkan dua polisi Polsek Tambusai Utara itu. "Saya kasih kode istri untuk merekam, itulah dibilang seperti di dalam video itu. Sampai dia mau pulang dibilang juga 'besok kalian kami angkat secara paksa. Kalau nggak dijadikan tersangka'. Dia memaki-maki, bilang anjing, babi ke kami sambil jalan ke mobil," bebernya.

Ancaman dan makian bukan baru kali itu diterima S dan istrinya. Saat diperiksa pun mereka kerap mendapat tekanan dan kata-kata kasar. "Sebenarnya bukan pertama kali ini, sudah berulang kali. Di polsek itu kata-kata mereka lebih parah, bahasa-bahasa kasar yang ada ke kami, padahal kami korban," sebut S.

"Makanya malam itu dia bilang 'Kalau mau lapor mau lapor siapa kamu?', kata kanit. Ya saya bingung, takut mau lapor siapa," kata S.

Diperkosa Berulang Kali dan Diancam Bunuh

Dalam kasus ini, Z (19) mengaku diperkosa DK. Laki-laki itu mengancam akan membunuhnya jika mengadu. Dia juga memberi tahu teman-temannya.

Beberapa hari setelah korban diperkosa DK, tiga pelaku lain, J, M, dan, A, menculik korban dan membawanya ke sebuah bangunan ormas. Di sana, korban diperkosa secara bergilir bahkan dicekoki narkoba dan dikencingi.

Tiga pelaku lainnya berinisial J, M dan A, berulang kali memerkosa korban saat suaminya tidak di rumah. Korban diancam akan dibunuh jika membongkar kasus itu.

Ditangani Propam Polda Riau

Kapolres Rokan Hulu AKBP Eko Wimpiyanto yang dikonfirmasi membenarkan ada video beredar terkait intimidasi dan pengancaman yang dilakukan anggotanya. Dia menegaskan akan memproses anggotanya.

"Iya video itu benar. Sudah saya tanyakan ke anggota dan kita akan pastikan proses," ujar Eko saat dihubungi, Rabu (8/12).

Dia mengaku telah menelusuri video itu. Selanjutnya, proses internal akan dilakukan Propam Polda Riau.

"Kasus itu sudah kita serahkan ke Bidang Propam Polda Riau. Anggota yang di video akan diperiksa," ucap Eko.

(mdk/yan)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Detik-Detik Rambut Pelaku Mutilasi Keponakan Dijambak Warga, Suasana Gaduh Polisi Langsung Bereaksi

Detik-Detik Rambut Pelaku Mutilasi Keponakan Dijambak Warga, Suasana Gaduh Polisi Langsung Bereaksi

Motif pelaku menghabisi keponakannya karena tergiur mencuri perhiasan emas yang dikenakan korban.

Baca Selengkapnya
Ditinggal Orang Tua Panen Durian, Seorang Remaja Ditemukan Tewas dengan Luka Tusuk

Ditinggal Orang Tua Panen Durian, Seorang Remaja Ditemukan Tewas dengan Luka Tusuk

"Korban ditemukan tewas dengan banyak luka. Diduga akibat pembunuhan," ungkap Kasi Humas Polres OKU Iptu Ibnu Holdon

Baca Selengkapnya
Satu Korban Kecelakaan Beruntun di Gerbang Tol Halim Utama Alami Pendarahan Otak

Satu Korban Kecelakaan Beruntun di Gerbang Tol Halim Utama Alami Pendarahan Otak

Korban yang mengalami luka serius itu merupakan sopir mobil pikap.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Ribuan Personel Polisi Dikerahkan Amankan Debat Ketiga Pilpres di Istora Senayan

Ribuan Personel Polisi Dikerahkan Amankan Debat Ketiga Pilpres di Istora Senayan

Petugas akan ditempatkan di beberapa titik untuk mengamankan lokasi debat yang digelar di Gelanggang Bulutangkis

Baca Selengkapnya
Kepala Kantor Kemenag Sulbar Dilaporkan Bawahan ke Polisi, Dituduh Lakukan Pelecehan Seksual

Kepala Kantor Kemenag Sulbar Dilaporkan Bawahan ke Polisi, Dituduh Lakukan Pelecehan Seksual

Kepala Kantor Kemenag Sulbar Dilaporkan Bawahan ke Polisi, Dituduh Lakukan Pelecehan Seksual

Baca Selengkapnya
Polisi Tembak Pencuri 58 Handphone di Pekanbaru

Polisi Tembak Pencuri 58 Handphone di Pekanbaru

Atas peristiwa tersebut kerugian yang dialami korban ditaksir mencapai Rp501.900.000.

Baca Selengkapnya
4 Sekeluarga Tewas Diduga Dirampok di Musi Banyuasin, Rumah Korban Jauh dari Permukiman

4 Sekeluarga Tewas Diduga Dirampok di Musi Banyuasin, Rumah Korban Jauh dari Permukiman

Korban HR merupakan pedagang ponsel keliling. Dia tinggal bersama tiga korban lain, yakni ibunya dan dua anaknya sejak bercerai dengan istrinya dua tahun lalu.

Baca Selengkapnya
Dipecat dari Polisi, Pemuda Ini jadi Pengedar Sabu di Riau Berujung Ditangkap BNN

Dipecat dari Polisi, Pemuda Ini jadi Pengedar Sabu di Riau Berujung Ditangkap BNN

FF ditangkap di sebuah kos-kosan di Jalan Dagang, Kelurahan Kampung Tengah, Kecamatan Sukajadi.

Baca Selengkapnya
Ditemui Keluarga Pelaku, Orangtua Remaja Perempuan Korban Penganiayaan di Ciputat Tolak Damai

Ditemui Keluarga Pelaku, Orangtua Remaja Perempuan Korban Penganiayaan di Ciputat Tolak Damai

Nida bersama suaminya kemudian membuat laporan Polisi.

Baca Selengkapnya