Merdeka.com - Para korban jemaah first Travel yang tergabung dalam perkumpulan pengurus aset First travel melayangkan surat keberatan pada majelis hakim Pengadilan Negeri Depok. Pasalnya mereka menilai ada aset yang tidak dimasukkan dalam tuntutan dan itu diprediksi bernilai besar.

Ketua perkumpulan pengurus aset First travel, Suwindra meminta pada majelis hakim untuk mengklarifikasi aset dimaksud. Kemudian meminta agar aset yang nilainya menyusut segera dijual dan uang dikembalikan pada jemaah. Mereka juga meminta penyitaan aset berupa rumah di Sentul City, kantor di Cimanggis, apartemen, rumah di Cimanggis dan beberapa mobil mewah.

"Karena itu dibeli dari uang jemaah tapi tidak dimasukkan dalam aset tuntutan," katanya rabu (30/5).

Menurutnya aset yang dilimpahkan pada jemaah saat ini sangat kecil. Disebutkan bahwa aset hanya Rp 25 miliar padahal dalam fakta persidangan mencapai Rp 200 miliar.

"Jika dibagi pada 63 ribu jemaah itu hanya beberapa ratus ribu saja," paparnya.

Dia juga meminta agar ditelusuri keberadaan ibu kandung Anniesa. Yang menurut keterangan Anniesa bahwa ibunya telah meninggal dunia. Padahal menurut informasi yang para korban terima ibu kandung Anniesa pernah diperiksa di Bareskrim tapi tidak pernah dihadirkan sebagai saksi dalam sidang.

"Ada aset yang ditutupi ibu kandung Anniesa. Sebagai ibu pasti akan melindungi anaknya dalam kondisi apapun," pungkasnya.