Konsul Kehormatan Bantah WN Ukraina Bisnis Ilegal di Bali: Mereka Bekerja Online
Merdeka.com - Banyak warga negara (WN) Ukraina diketahui berada di Bali. Konsul Kehormatan Ukraina untuk Bali, I Nyoman Astama membantah mereka datang ke Bali untuk bekerja secara ilegal dan mengungsi karena dampak perang di negaranya.
Astama mengatakan, hingga saat ini tidak ada laporan adanya WNA Ukraina yang melakukan kerja ilegal di Pulau Dewata.
"Sampai saat ini, sepanjang pengetahuan kami tidak ada data ataupun laporan ke kami yang mengatakan bahwa warga Ukraina bekerja ilegal di Bali," kata dia saat dihubungi, Jumat (17/3).
"Tapi yang jelas, bagi semua warga Ukraina yang ada di Bali itu adalah yang memang memiliki izin kunjungan sesuai yang dikeluarkan pemerintah, baik yang jenisnya B211A ataupun visa on arrival. Jadi ada dua jenis izin kunjungan yang dipakai untuk masuk ke Indonesia," imbuhnya.
Ia juga menyebutkan, sebenarnya warga Ukraina memiliki rasa nasionalisme. Seperti dalam wajib militer.
"Itu mereka dengan sukarela akan melakukan perlawanan ataupun akan mengikuti arahan pemerintahnya, tidak mungkin seperti negara lainnya yang diwajibkan dan kalau tidak mau akan dipenjara, kalau di Ukraina tidak seperti itu. Jadi, mereka dengan sukarela melakukan karena rasa terpanggil untuk membela negaranya," sebutnya.
Kemudian, bagi WN Ukraina yang masuk ke Bali itu mayoritas adalah perempuan dan ibu-ibu yang memang selama pandemi Covid-19 tidak bisa pulang.
"Yang memang masuk ke Bali itu lebih ke perempuan dan ibu-ibu. Karena dalam upaya penyatuan keluarga atau pun unifikasi. Di mana keluarganya ada di Bali sebelum terjadinya perang, dan pada waktu pandemi mereka sudah melancong ke Bali, sehingga tidak balik ke Ukraina ketika perang pecah dan juga karena bandara tutup semua. Jadi itu, berdasarkan data dan input yang kami miliki," katanya.
Ia juga mengungkapkan, bahwa hingga saat ini dari data Kementerian Hukum dan HAM Bali, ada 8.527 WN Ukraina yang ada di Bali. Namun, bila dibandingkan sebelum Pandemi Covid-19 dan belum terjadi perang WNA Ukraina yang melancong atau berwisata ke Pulau Dewata mencapai 30 ribu orang.
"Warga Ukraina di Bali sebanyak 8.527 orang. Jadi tidak sesignifikan dibandingkan dengan sebelum terjadinya perang atau sebelum pandemi, warga Ukraina yang melancong ke Bali itu ada 30 ribu orang. Jadi sebenarnya, jauh dibawah sebelum terjadinya perang tersebut," ujarnya.
Sementara, saat ditanya bagaimana WN Ukraina bertahan hidup di Bali, dia menyatakan bahwa memang dari negaranya tidak memberikan bantuan pemenuhan kebutuhan hidup. Namun banyak WNA Ukraina yang bekerja secara online untuk memenuhi kehidupannya.
"Kalau support dari pemerintah sih tidak, karena pemerintah di sana juga dalam situasi tidak memungkinkan karena situasi sekarang. Sebelum mereka terjadi perang pun atau pada waktu pandemi yang mereka lakukan bekerja online. Itu yang mereka lakukan, karena kan dengan adanya teknologi sehingga mudah sekali bekerja dari mana saja, mereka mengandalkan kemajuan teknologi untuk bisa bertahan," ujarnya.
I Nyoman Astama juga mengakui sempat ada seorang WN Ukraina yang dicurigai berbisnis di vila di Bali, karena menawarkan kepada sesama warga Ukraina untuk sewa vila lewat akun media Facebook.
"Ada satu yang saya terima itu, seorang warga Ukraina yang (menawarkan) menginap di Bali di Facebook-nya ada. Dia menginap tinggal di vila yang cukup luas, kemudian dia tidak mampu sendiri dan mengajak temannya untuk ikut sharing untuk tinggal," ujarnya.
"Nah itu yang dikategorikan mungkin berbisnis. Padahal itu vila tersebut milik dari pemilik lokal dan semua biayanya adalah untuk pemilik vila. Cuma karena dia posting di Facebook mereka dikatakan menyalahi (aturan). Tapi itu ranahnya otoritas penegak hukum, kita tidak mau masuk itu. Cuma satu orang yang saya dapatkan itu. Yang saya dapat infonya itu cuma satu saja," ujarnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bule Rusia Bikin Onar di Bali, Pakai Jasa Spa dan Makan Tak Mau Bayar
Seorang pria WN Rusia, LK (51) ditangkap petugas Kantor Imigrasi Kelas II TPI Singaraja, Bali, karena kerap bikin onar dan meresahkan masyarakat.
Baca SelengkapnyaBantah Sindiran Anies, Airlangga Tegaskan Indonesia Dianggap Leader Negara di Selatan
Presiden Jokowi bahkan melawat langsung untuk mendorong perdamaian antara Rusia dan Ukraina.
Baca SelengkapnyaGelapkan Pajak dan Sembunyi di Bali, Bule Rusia Dideportasi
Petugas Imigrasi mendeportasi WN Rusia berinisial DL (36). Dia diketahui melakukan penggelapan pajak skala besar di negaranya lalu sembunyi di Bali.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Turis Asing Masuk Bali Bakal Dipungut Rp150.000 Mulai 14 Februari, Ternyata Dananya untuk Ini
Pungutan sebesar Rp150.000 bagi wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Bali akan digunakan utamanya untuk menangani permasalahan sampah.
Baca SelengkapnyaRektor Unud: Pungutan Wisman Harus Tingkatkan Kualitas Pariwisata Bali
Babak baru pariwisata Bali akan dimulai pada 14 Februari 2024 nanti dengan penerapan pungutan bagi wisatawan asing yang masuk Bali.
Baca SelengkapnyaBaru 40 Persen Wisman Bayar Pungutan, Dispar Bali Akan Lakukan Sidak di Obyek Wisata
Sidak ini untuk memastikan wisatawan asing yang ke Bali ini telah membayar PWA atau belum.
Baca SelengkapnyaBikin Resah, Bule Rusia Ngamuk Rusak Restoran di Bali Pakai Kapak
Bule Rusia ditangkap Unit Reserse Kriminal (Reskrim) Polsek Kuta, Bali. Dia ditangkap karena melakukan perusakan di restoran pakai kapak.
Baca SelengkapnyaPengusaha Khawatir Kebijakan Bali Pungut Rp150.000 ke Turis Asing Ditiru Provinsi Lain
Alasan Pemprov Bali memberlakukan pungutan bagi wisman senilai Rp150.000, lantaran Pemprovnya merasa tidak mendapatkan pemasukan.
Baca Selengkapnya5,3 Juta WNA Kunjungi Bali Sepanjang 2023 dan 337 Dideportasi
Terdapat 340 orang yang diberi tindakan administratif oleh imigrasi Bali. Di mana 337 orang dideportasi
Baca Selengkapnya