Kongres Sampah Rekomendasi Gubernur Ganjar untuk Buat Satgas Sampah
Merdeka.com - Kongres Sampah merekomendasikan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk segera mengeluarkan kebijakan agar seluruh desa di Jawa Tengah membuat Satgas Sampah. Untuk menjamin keberlangsungan Satgas tersebut direkomendasikan pula agar Gubernur juga memberi jaminan terhadap bantuan infrastruktur serta temuan inovasi pengelolaan sampah.
Putut Yulianto, Panitia Kongres Sampah Jateng mengatakan Sidang Lima Komisi yang berlangsung dua hari selama masa kongres, Sabtu dan Minggu (12-13/10) telah menyepakati penanganan sampah di tanah air, minimal di Jawa Tengah harus berupa aksi nyata bukan berkutat di ruang wacana. Untuk aksi nyata tersebut, lanjut Putut, sudah ada contoh kongkret pengelolaannya, yakni di desa Kesongo, tempat dilaksanakannya Kongres Sampah perdana tersebut.
"Kami menyepakati agar Gubernur menginstruksikan kepada Desa dan Kelurahan untuk segera membentuk Satgas Sampah yang bertugas melakukan penegakan regulasi pengelolaan sampah. Sudah ada embrio Satgas Sampah di Desa Kesongo yang merupakan Tim Peduli Sampah Desa," kata Putut, Minggu (13/10/2019).
Warga desa Kesongo dalam satu tahun terakhir memang menerapkan pola pemilahan sampah sejak dalam rumah. Pemilahan sampah juga dilakukan lewat adanya dua keranjang sampah di depan rumah, yakni Keranjang Sampah Iso Bosok dan Keranjang Sampah Ora Iso Bosok. Tidak berhenti di situ, alat pengangkut sampah juga ada pembedaan untuk sampah organik dan non-organik. Di Tempat Penampungan Sementara, pemilahan juga masih dilakukan.
"Agar semua desa bisa menerapkan seperti itu, Gubernur bisa memberikan insentif bagi semua pihak yang telah mengembangkan temuan, karya dan produk pengelolaan sampah yang berbasis kearifan lokal. Ada juga semacam "jaminan dan arahan" bahwa bantuan keuangan gubernur ke desa agar dialokasikan ke infrastruktur atau inovasi pengelolaan sampah," katanya.
Seperti halnya Desa Kesongo yang memilih bahasa sederhana lewat pemberian nama dua tempat, Gubernur Jawa Tengah juga direkomendasikan mencanangkan gerakan pemilahan sampah dengan bahasa yang sederhana pula agar masyarakat mudah menerima.
"Gerakan pemilahan sampah Jateng Gayeng Telung Ng , yakni Ngelongi, Nganggo, Ngolah. Ngelongi untuk mengganti reduce, Nganggo mengganti Reuse dan Ngolah untuk Recycle," katanya.
Untuk membantu pelaksanaan teknis, lanjut Putut, Sidang Komisi Kongres Sampah telah menyepakati terbentuknya Dewan Konsorsium Sampah Jateng. Dewan Konsorsium tersebut dibawah kendali Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah dan melibatkan perwakilan semua komponen peserta kongres.
"Dan disepakati untuk mengajak semua komponen masyarakat lain, termasuk pemuka agama, seniman-budayawan, tani-nelayan, pelajar-mahasiswa, jurnalis/media," katanya.
Setelah Kongres Tersebut juga bakal disusul dengan beberapa pertemuan lanjutan untuk mempertajam strategi gerakan tersebut. Pertemuan tersebut diberi label Jateng Gayeng Telung Ng.
"Diharapkan, pada forum awal sebagai tindak lanjut Kongres Sampah akan diperjelas aspek-aspek terkait, seperti kelembagaan, sumber dana dan lainnya," katanya.
Kongres Sampah yang di Desa Kesongo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang selama dua hari ini juga menampilkan pameran kreatif. Berisi inovasi-inovasi pengelolaan sampah oleh berbagai pihak di Jawa Tengah. Seperti aneka kerajinan eceng gondok, aneka kerajinan daur ulang dari botol, plastik dan lainnya. Selain itu juga sejumlah aplikasi terkait pengelolaan sampah dan juga hasil penelitian seperti bekas popok bayi sekali pakai yang bisa dimanfaatkan jadi pupuk.
Gubernur Ganjar Pranowo mengatakan Kongres Sampah ini merupakan upaya awal untuk menuntaskan persoalan sampah di Jawa Tengah bahkan Tanah Air. Selain bertempat di desa yang telah membudayakan pengelolaan sampah secara baik, semua elemen masyarakat juga dilibatkan dan bakal dijadikan rujukan menerbitkan kebijakan.
"Ini baru awal untuk menghimpun seluruh pemikiran. Dan hasil dari ini akan kita jadikan regulasi agar daerah kita jadi bersih. Mari kita duduk bersama menyelesaikan persoalan ini agar kehidupan lebih baik menyambut pembangunan berkelanjutan," katanya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sisa Waktu Kampanye 45 Hari, Ganjar: Kita Gaspol Terstruktur Seperti Putusan MK
Ganjar menyebut, pihaknya memiliki 21 program unggulan yang harus direalisasikan untuk rakyat
Baca SelengkapnyaAkhirnya Terungkap, Begini Kronologi Menteri Bahlil Cabut Ribuan Izin Tambang
Satgas dapat memutuskan pencabutan izin usaha tambang dengan rekomendasi yang telah disepakati.
Baca SelengkapnyaTeknologi Ini Bisa Ubah Sampah Perkotaan dan Limbah Industri Jadi Bahan Bakar
Volume sampah yang terus meningkat masih menjadi tantangan bagi pemerintah di tengah fasilitas pengolahan sampah yang terbatas.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Satgas Pangan Polri Belum Temukan Penimbunan Beras
Kepastian itu didapat setelah dilakukan pengecekan terhadap gudang-gudang beras di sejumlah daerah.
Baca Selengkapnya7 Langkah Ganjar-Mahfud Ciptakan Lingkungan Hidup Berkelanjutan
Ganjar juga mengajak seluruh masyarakat untuk turut serta menjaga lingkungan hidup.
Baca SelengkapnyaJika Penggunaan Gas Bumi Gangguan saat Libur Lebaran, Segera Lakukan Hal Ini
PGN memperketat pengamanan dan meningkatkan kewaspadaan untuk mencegah insiden keamanan yang dapat mengganggu ataupun merugikan lingkungan.
Baca SelengkapnyaTanggapi Kubu Ganjar, Istana: Penyaluran Bansos Tak Ada Hubungan dengan Proses Pemilu
Saat ini banyak rakyat atau keluarga miskin yang membutuhkan bantuan akibat kenaikan harga bahan-bahan pokok.
Baca SelengkapnyaSegini Jumlah Penyaluran Gas Bumi saat Libur Natal dan Tahun Baru
PGN melakukan koordinasi pengendalian dan pengamanan rantai pasok gas bumi selama periode satgas.
Baca SelengkapnyaSatgas UU Cipta Kerja bersama Kemnaker dan Pengusaha Rapat Bahas Upah Minimum, Apa Hasilnya?
Pekerja diharapkan dapat mendorong perekonomian bukan menimbulkan ketidakpastian
Baca Selengkapnya