Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Komunitas Banyuwangi Berkebun Ajak Masyarakat Sekitar Hutan Manfaatkan Lahan Kosong

Komunitas Banyuwangi Berkebun Ajak Masyarakat Sekitar Hutan Manfaatkan Lahan Kosong Komunitas berkebun. ©2019 Merdeka.com

Merdeka.com - Komunitas Banyuwangi Berkebun membagikan 1000 bibit sawo kecik kepada masyarakat Lingkungan Papring, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi. Tidak hanya membagikan bibit, komunitas Banyuwangi Berkebun juga memberikan materi manfaat memanfaatkan lahan kosong untuk misi menghijaukan Banyuwangi.

Pihaknya juga mengundang pakar pertanian Nusantara, Dr Umi Salamah M.Pd untuk memberi pemahaman kepada masyarakat pentingnya mempertahankan budaya pertanian Nusantara hingga manfaat tanaman sawo kecik.

Ketua Komunitas Banyuwangi Berkebun, Bayu Hadianto menjelaskan, sudah lima tahun terakhir komunitasnya rutin melakukan aksi tanam dan mengajak masyarakat mandiri dengan berkebun.

"Banyuwangi berkebun sudah berusia 5 tahun, misi kami menghijaukan Banyuwangi. Bila di perkotaan kami mendorong penanaman urban farming dengan metode hidroponik, aquaponik, vertikultur, tanam dalam pot dan lainnya," ujar Budi kepada masyarakat sekitar hutan, Papring, Jumat (29/11).

Misi menghijaukan Banyuwangi, kata Bayu, dilakukan dengan penanaman pohon di ruang terbuka hijau hingga pemanfaatan lahan minim di setiap pekarangan rumah.

"Dengan berkebun selain bisa mengurangi emisi karbon dan menambah suplai oksigen, kita juga mendapatkan keuntungan dari hasil berkebun, kalau nanam cabe ya tidak perlu khawatir saat harganya mahal di pasaran," jelasnya.

Sementara itu, Dosen Universitas Brawijaya, sekaligus pendiri Nusantara Culture Academy (Nica), Dr Umi Salamah, M.Pd menjelaskan model pertanian di Indonesia mulai banyak bergeser sejak era Pendudukan Belanda dan periode Orde Baru. Budaya tanam yang dilakukan secara kolektif, gotong-royong mulai ditinggalkan dengan kepentingan pemilik modal. Sehingga petani hanya menjadi pekerja, bukan menanam untuk dirinya sendiri.

"Petani jadi objek, bukan jadi subjek, sehingga hanya jadi buruh, petani akhirnya cuek dengan petani. Kalau moda sosio budaya dilakukan dengan gotong royong, jadi yang menanam penduduk, dan itu milik penduduk yang akan dirawat setiap hari," terangnya.

Banyuwangi sendiri, bagi Umi, dinilai sudah memiliki banyak inovasi dalam pengembangan sektor pertanian, salah satunya dengan menguatkan model pertanian organik. Dia berharap, pembagian 1000 bibit sawo kecik kepada masyarakat, bisa menjadikan kawasan Papring salah satu sentra wisata edukasi.

"Pertanian di Banyuwangi bagi saya sudah maju, saat diundang ke sini saya sempat minder, karena di sini sudah banyak model pertanian yang bisa jadi contoh. Dan saya berharap penanaman sawo kecik ini bisa jadi sentra edukasi, orang datang bisa melihat dan langsung memetik buahnya," katanya.

Apalagi, kata Umi, pohon sawo kecik memiliki banyak manfaat. Selain buahnya yang enak dan manis, pohon sawo kecik bisa berusia hingga ratusan tahun, serta memiliki akar dan batang yang kuat sehingga cocok menjadi bahan kerajinan souvenir.

"Usia pohon bisa sampai ratusan tahun, kalau digunakan reboisasi bisa bertahan. Batang kuat, akar kuat dan bagus buat bahan souvernir, karena awet tidak mudah rusak. Buah mengandung fosfor yang baik untuk tubuh, bisa menghilangkan bau mulut, putri raja sejak era Majapahit sudah suka mengkonsumsi itu. Jadi sawo kecik waktu era kerajaan banyak ditanam," katanya.

Penanaman sawo kecik di kawasan pinggir hutan, melibatkan pendidikan alternatif Kampung Baca Taman Rimba (Kampoeng Batara). Pendiri Kampoeng Batara, Widie Nurmahmudy mengatakan, banyak lahan pribadi masyarakat Papring yang tidak dimanfaatkan optimal, dan hanya ditanami pohon rasidi untuk pakan ternak. Belakangan, baru banyak ditanami pohon sengon, namun mengganggu produktivitas pohon kelapa.

"Karena warga sini mindsetnya sekarang kerja langsung dapat hasil, sementara kendala berkebun di sini adalah sulitnya sumber mata air, sehingga banyak lahan yang kosong," kata Widie.

Edukasi penanaman sawo kecik, juga melibatkan Anak-anak didik Kampoeng Batara, harapannya Anak-anak bisa menjadi saksi bagaimana awal mula 1000 pohon kecik ditanam di desanya saat besar nanti. Apalagi sawo kecik merupakan salah satu tanaman yang tergolong jarang dibudidaya.

"Bibit ini dibagikan ke kelompok masyarakat sini, jadi bisa ditanam di pekarangannya masing-masing," ujarnya.

(mdk/hrs)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
BRI Sigap Salurkan Bantuan Sembako Ke Korban Puting Beliung Sumedang

BRI Sigap Salurkan Bantuan Sembako Ke Korban Puting Beliung Sumedang

BRI Cabang Sumedang sigap menyalurkan bantuan bagi masyarakat yang terdampak bencana angin puting beliung di daerah Cimanggung dan Jatinangor.

Baca Selengkapnya
Tahun Depan, Pemerintah Bagi-Bagi Beras Lagi ke 22 Juta Keluarga Miskin

Tahun Depan, Pemerintah Bagi-Bagi Beras Lagi ke 22 Juta Keluarga Miskin

Sejak Maret-Desember 2023, Bulog sudah mendistribusikan 1,4 juta ton bantuan pangan beras kepada keluarga miskin.

Baca Selengkapnya
Mengenal Kelekak, Kearifan Lokal Masyarakat Bangka Belitung dalam Melestarikan Lingkungan

Mengenal Kelekak, Kearifan Lokal Masyarakat Bangka Belitung dalam Melestarikan Lingkungan

Masyarakat lokal Bangka Belitung memiliki cara tersendiri dalam melestarikan lingkungan yang berbasis kearifan lokal.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Bagi-Bagi Beras 10 Kg di Kalbar, Airlangga Tegaskan Tak Terkait Pemilu

Bagi-Bagi Beras 10 Kg di Kalbar, Airlangga Tegaskan Tak Terkait Pemilu

Penyerahan bantuan beras dilakukan di halaman Gudang Bulog Provinsi Kalimantan Barat, Kamis (18/1).

Baca Selengkapnya
BMKG Minta Masyarakat Waspada Potensi Puting Beliung Maret-April 2024

BMKG Minta Masyarakat Waspada Potensi Puting Beliung Maret-April 2024

"Maret- April lah pancaroba. Jadi itu yang harus diwaspadai. Angin kencang ya, tidak harus memutar, tetapi angin kencang pun juga bisa terjadi," ujar Dwikorita

Baca Selengkapnya
Kompak Keluarga Panglima Perang Moro Kogoya Gotong Royong Buat Dapur, Prajurit Kopassus Langsung Bantu Beri Uang

Kompak Keluarga Panglima Perang Moro Kogoya Gotong Royong Buat Dapur, Prajurit Kopassus Langsung Bantu Beri Uang

Panglima Perang Suku Dani dari Distrik Tingginambut Moro Kogoya didatangi sosok prajurit Kopassus.

Baca Selengkapnya
Tinjau Gudang Bulog Pematang Kandis, Jokowi Pastikan Stok Beras Aman

Tinjau Gudang Bulog Pematang Kandis, Jokowi Pastikan Stok Beras Aman

Tinjau Gudang Bulog Pematang Kandis, Jokowi Pastikan Stok Beras Aman

Baca Selengkapnya
Begini Cara Lapas Cibinong Tingkatkan Pemenuhan Makanan Sehat Narapidana

Begini Cara Lapas Cibinong Tingkatkan Pemenuhan Makanan Sehat Narapidana

Dapur ini mempermudah para petugas dalam kegiatan mengolah bahan makanan menjadi makanan siap saji.

Baca Selengkapnya
Kabupaten Bandung dan Sumedang Diterjang Puting Beliung, Sejumlah Bangunan Rusak dan Warga Terluka

Kabupaten Bandung dan Sumedang Diterjang Puting Beliung, Sejumlah Bangunan Rusak dan Warga Terluka

Puting beliung menerjang wilayah Kabupaten Bandung dan Sumedang, Rabu (21/2). Sejumlah rumah rusak serta belasan warga terluka akibat bencana ini.

Baca Selengkapnya