Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Komnas HAM Ungkap Penyiksaan Terhadap Korban dan Saksi Masih Terjadi di Daerah

Komnas HAM Ungkap Penyiksaan Terhadap Korban dan Saksi Masih Terjadi di Daerah Komnas HAM. ©2012 Merdeka.com/dok

Merdeka.com - Wakil Ketua Eksternal Komnas HAM Amiruddin mendorong pemerintah menerapkan Protokol Opsional Konvensi Menentang Penyiksaan atau Optional Protocol Convention Against Torture (OPCAT) untuk menghilangkan penyiksaan dalam mendapatkan informasi dari korban/saksi.

Amiruddin mengungkapkan bahwa Komnas HAM masih banyak menerima laporan kasus dugaan penyiksaan dilakukan aparat negara/penegak hukum untuk mendapatkan informasi.

Menurut dia, kasus penyiksaan itu kerap terjadi di daerah sulit dijangkau. Sehingga kasus itu menguap begitu saja.

"Kami dari Komnas HAM sering menerima pelaporan, terutama dari wilayah-wilayah yang sulit terjangkau. Dari komunikasi serta pengetahuan publik soal wilayah tersebut juga kurang. Saya berharap, media bisa mempublikasikan pentingnya protokol opsional konvensi anti penyiksaan ini," kata Amiruddin dalam Webinar Dewan Pers dengan tema Dukungan Pers Terhadap Pencegahan Penyiksaan, Selasa (26/1).

Amiruddin juga mengatakan, korban penyiksaan tersebut sering kali takut untuk menceritakan kasus yang dialaminya secara runut hingga tahap akhir penyelidikan. Menurut dia, hal ini menjadi suatu tantangan bagi Komnas HAM dalam menyelesaikan suatu kasus.

Untuk itu, dia pun mendorong pemerintah agar menyediakan sarana dan prasarana hukum dalam menangani orang-orang dalam kasus penyiksaan itu dengan baik.

"Sering kali korban penyiksaan awalnya berani berbicara, tapi setelah terbuka, dia bisa langsung tertutup. Saya mengalaminya langsung menghadapi korban penyiksaan ini,” kata Amiruddin.

Untuk itu, dia optimis bahwa pers bisa memberikan ruang dan membangun kesadaran publik bahwa segala bentuk praktik-praktik penyiksaan di negara ini harus dihentikan dan dihilangkan.

Senada dengan Amiruddin, Wakil Ketua Dewan Pers, Hendry Chairudin juga menentang keras praktik penyiksaan yang dilakukan penegak hukum untuk mendapatkan informasi.

“Kami juga sepakat bahwa penyiksaan merupakan perbuatan yang sangat tidak etis dilakukan. Umumnya memang dilakukan oleh penegak hukum sebagai upaya untuk mengambil informasi atau data yang dianggap penting. Oleh karena itu, penyiksaan ini patut kita cegah,” kata Hendry saat menghadiri webinar yang disiarkan di youtube Dewan Pers itu, Selasa (26/1).

Menurutnya, menggali informasi dengan penyiksaan hanya membuat saksi atau korban tersebut ketakutan. Bukannya informasi yang didapat, aparat penegak hukum tersebut malah melakukan perbuatan yang dianggap melanggar HAM.

“Penyiksaan itu tidak lagi efektif untuk mendapatkan informasi karena bisa menimbulkan stres, ketakutan, dan rasa sakit secara fisik yang malah mengurangi daya ingat korban atau saksi tersebut,” ujarnya.

Hendry pun mengatakan bahwa Dewan Pers telah bekerja sama dengan Komnas HAM, Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), dan Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) untuk untuk berusaha mencegah tindakan-tindakan penyiksaan tersebut serta dan mengusut kasusnya secara tuntas.

Namun dia pun mengakui bahwa tidak mudah untuk mengusut kasus tersebut dengan tuntas. Termasuk media, Hendry mengatakan, dalam memberitakan suatu kasus secara utuh, media harus memiliki data yang lengkap agar pemberitaan itu tidak bias dan malah memakan korban.

(mdk/gil)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Polresta Pekanbaru Gandeng Diskominfo untuk Sosialisasi Pemilu & Tangkal Hoaks

Polresta Pekanbaru Gandeng Diskominfo untuk Sosialisasi Pemilu & Tangkal Hoaks

Masyarakat diimbau untuk selalu mengecek kebenaran informasi sebelum menyebarkannya dan melaporkan hoaks kepada pihak berwenang.

Baca Selengkapnya
Kompolnas Minta Komika Diduga Jadi Korban Salah Tangkap di Pasuruan Segera Lapor

Kompolnas Minta Komika Diduga Jadi Korban Salah Tangkap di Pasuruan Segera Lapor

Kompolnas menyarankan Angga segera melapor ke Bid Propam Polda Jawa Timur apabila jadi korban

Baca Selengkapnya
Suciwati Bosan Dengar Janji Penyelesaian Kasus Pembunuhan Munir: Segera Bentuk Pengadilan HAM Ad Hoc

Suciwati Bosan Dengar Janji Penyelesaian Kasus Pembunuhan Munir: Segera Bentuk Pengadilan HAM Ad Hoc

Komnas HAM tengah melakukan penyelidikan terhadap kasus pembunuhan Munir.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Polisi Ancam Jemput Paksa Siskaeee Jika Kembali Mangkir Pemeriksaan

Polisi Ancam Jemput Paksa Siskaeee Jika Kembali Mangkir Pemeriksaan

Siskaeee sedianya dipanggil untuk dimintai keterangan sebagai tersangka pada Senin 15 Januari 2024 kemarin. Namun Siskaeee mangkir.

Baca Selengkapnya
Komandan Polisi Panggil Perwira Muda Lulusan Akpol 2023, Ditanya Isi Tas Jawabannya Mengejutkan

Komandan Polisi Panggil Perwira Muda Lulusan Akpol 2023, Ditanya Isi Tas Jawabannya Mengejutkan

Saat disebut, isi tas sang perwira tersebut sontak membuat komandan kaget

Baca Selengkapnya
Detik-Detik Rambut Pelaku Mutilasi Keponakan Dijambak Warga, Suasana Gaduh Polisi Langsung Bereaksi

Detik-Detik Rambut Pelaku Mutilasi Keponakan Dijambak Warga, Suasana Gaduh Polisi Langsung Bereaksi

Motif pelaku menghabisi keponakannya karena tergiur mencuri perhiasan emas yang dikenakan korban.

Baca Selengkapnya
Cara Kombes Jeki Wujudkan Pemilu Damai dengan Ajak LAMR Pekanbaru Diskusi

Cara Kombes Jeki Wujudkan Pemilu Damai dengan Ajak LAMR Pekanbaru Diskusi

Rombongan Kapolres disambut DPH LAMR Kota Pekanbaru Datuk Seri Muspidauan beserta para Datuk pengurus LAMR Kota Pekanbaru.

Baca Selengkapnya
Dahsyatnya Kecelakaan Angkot Tabrak Pospol di Jagakarsa: tembok Bolong dan Penumpang Terpental Keluar

Dahsyatnya Kecelakaan Angkot Tabrak Pospol di Jagakarsa: tembok Bolong dan Penumpang Terpental Keluar

Ada seorang wanita yang sedang menyebrang jalan dari barat menuju timur. Sehingga, korban pun tertabrak.

Baca Selengkapnya
Nahas, 3 Emak-Emak di Garut Tertabrak saat Menyeberang Sepulang Pengajian

Nahas, 3 Emak-Emak di Garut Tertabrak saat Menyeberang Sepulang Pengajian

Tiga orang emak-emak di Garut Jawa Barat tertabrak mobil saat menyeberang usai menghadiri kegiatan pengajian

Baca Selengkapnya