Komnas HAM Selidiki Penembakan Aksi Unjuk Rasa Tambang Emas di Parigi Moutong

Sabtu, 19 Februari 2022 20:29 Reporter : Yunita Amalia
Komnas HAM Selidiki Penembakan Aksi Unjuk Rasa Tambang Emas di Parigi Moutong Gedung Komnas HAM. ©2012 Merdeka.com

Merdeka.com - Komnas HAM melakukan penyelidikan terhadap penembakan yang diduga dilakukan oleh polisi saat aksi unjuk rasa penolakan tambang emas di Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. Komnas HAM juga mendalami lebih lanjut terkait penolakan masyarakat yang berbuntut unjuk rasa tersebut.

"Kami sedang melakukan pemantauan dan penyelidikan, termasuk mendorong evaluasi dan penegakan hukum atas insiden tersebut secara transparan," kata Kepala Kantor Perwakilan Komnas HAM Sulawesi Tengah, Dedi Askary, Sabtu (19/2).

Diketahui dalam aksi unjuk rasa yang terjadi pada Sabtu (12/2) pukul 12.00 WITA. Masyarakat setempat menolak adanya kegiatan penambangan emas di wilayah tersebut. Masyarakat sempat memblokade jalan Desa Sinei.

Karena penutupan jalan tak kunjung dibuka, polisi mengklaim melakukan pembubaran massa yang memblokade jalan. Namun dari upaya pembubaran tersebut justru menimbulkan korban jiwa.

"Peristiwa tersebut sangat disayangkan, karena terjadi kekerasan hingga hilangnya nyawa," ungkap Dedi.

Dia memastikan, Komnas HAM akan mendalami lagi kasus ini, karena sejak 2012 telah terjadi penolakan.

"Sejak 2012 tambang emas ini telah ditolak oleh warga. Kami akan mendalami penolakan ini, khususnya beberapa masalah mendasar bagi warga, seperti sumber air dan lainnya,” ucapnya.

Propam Polda Sulteng dan Polres Parigi Moutong pun telah memeriksa 17 polisi serta mengamankan 15 pucuk senpi untuk keperluan penyelidikan kasus tewasnya seorang warga Desa Tada yang tertembak pada pembubaran pemblokiran jalan di Desa Sinei, Sabtu (12/2).

Kabid Humas Polda Sulawesi Tengah Kombes Pol. Didik Supranoto mengatakan Propam Polda Sulteng dan Polres Parigi Moutong telah memeriksa mereka dan mengamankan 15 pucuk senpi genggam jenis HS.

"Sekarang ini Tim Labfor telah ke TKP. Kemudian Propam telah memeriksa 17 orang dan 15 senpi laras pendek telah diamankan," ujarnya melalui telepon, Senin (14/2).

Didik menjelaskan pemeriksaan uji balistik dilakukan oleh Labfor Polda Sulsel. Labfor akan mencocokkan proyektil yang membuat Erfaldi menghembuskan napas terakhir. [fik]

Baca juga:
Ke Parigi Moutong Sulteng, Komisi III Dialog dengan Keluarga Korban Penembakan Polisi
LPSK Desak Kapolri Tindak Tegas Anggota Tembak Pendemo di Parigi Moutong Sulteng
Kadiv Propam soal Pendemo Kena Tembak: Bukan Salah Anggota, Tapi Kasat & Kapolresnya
Kronologi Unjuk Rasa Berujung Penembakan Pendemo Hingga Tewas di Parigi Moutong
Temukan Unsur Pidana, Kasus Pendemo Tewas Tertembak di Parigi Moutong Naik Penyidikan

Komentar Pembaca

Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami

Be Smart, Read More

Indeks Berita Hari Ini

Opini