Komnas HAM bakal investigasi kericuhan pendukung Prabowo di MK
Merdeka.com - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) akan melakukan investigasi penyebab kericuhan saat keputusan sidang sengketa pemilu di Mahkamah Konstitusi, Kamis (21/8) lalu. Dalam aksi demo tersebut, beberapa relawan Prabowo-Hatta mengalami luka cukup parah akibat tembakan gas air mata dan peluru karet yang dilepaskan polisi.
Komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai mengatakan, saat ini Komnas HAM masih mengumpulkan saksi dan bukti-bukti terkait kericuhan tersebut. Natalius pun mendatangi para korban untuk mengetahui keterangan para korban terkait kronologi kericuhan.
"Hari ini saya mendengarkan perspektif dari korban, dan tim advokat Koalisi Merah Putih atas kejadian pada hari itu," kata Natalius, saat mendatangi, Rumah Polonia 21, markas Koalisi Kebenaran Keadilan Perjuangan Merah Putih, yang berada di Jalan Cipinang Cempedak, Jatinegara, Jakarta Timur, Rabu (27/8).
Natalius menjelaskan, usai mendengar kesaksian oleh sebanyak 17 orang dari 36 pendukung Prabowo-Hatta yang menjadi korban, dirinya dan beberapa perwakilan Komnas HAM berencana mendatangi Polda Metro Jaya untuk mendengar penjelasan dari pihak kepolisian yang melakukan pengamanan aksi demonstrasi.
"Kami juga berencana memeriksa lokasi dan jika memungkinkan akan mendengarkan keterangan dari pihak rumah sakit," jelasnya.
Natalius mengaku belum mengetahui waktu yang dibutuhkan untuk menginvestigasi kasus ini. Nantinya, hasil investigasi akan diberikan kepada pihak yang berwenang untuk ditindaklanjuti.
"Kami belum tahu, tapi kami memiliki standar prosedur. Tidak akan lama," ungkapnya.
Sementara itu, Juru Bicara Perjuangan Merah Putih, Andre Rosiade mengapresiasi langkah cepat yang dilakukan Komnas HAM untuk menginvestigasi kericuhan di kawasan Patung Kuda. Andre meminta Komnas HAM untuk tidak gentar dalam menyelidiki kasus ini.
"Kami meminta rekomendasi dari hasil investigasi yang dilakukan Komnas HAM diserahkan langsung kepada Presiden SBY," katanya.
Dia pun menegaskan, dalam kasus ini Kapolri Jenderal Sutarman harus bertanggung jawab penuh atas perlakuan anak buahnya terhadap relawan Prabowo-Hatta yang menjadi korban.
"Kapolri menyatakan tidak ada peluru karet padahal jelas ada saksi yang melihat anggota kepolisian menggunakan peluru karet. Dengan berbagai fakta yang ada, kepolisian sudah berbohong. Kami meminta Presiden SBY untuk memecat Kapolri dan Kapolda," tegasnya.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Prabowo diisukan sakit usai mengunjungi Sumedang (30/1) dan dilarikan ke RSPAD untuk menjalani perawatan.
Baca SelengkapnyaPrabowo ingin semua pihak mengedepankan kepentingan rakyat dan bangsa untuk menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia.
Baca SelengkapnyaPolisi telah memeriksa sejumlah saksi terkait kasus penembakan ini.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
KPK ingatkan pasangan Prabowo-Gibran dalam hal memperkuat KPK
Baca SelengkapnyaPrabowo juga mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah mendukungnya memenangkan kontestasi pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaPrabowo Beri Pernyataan soal Putusan MK saat Momen Penetapan Presiden Terpilih
Baca SelengkapnyaMasa tenang Pemilu 2024 dimulai 11 Februari hingga 13 Februari. Kampanye politik pun dilarang digelar
Baca SelengkapnyaPrabowo mengaku sudah mengajukan sejak 2-3 tahun lalu untuk jabatannya dinaikkan. Mungkin tidak dari gaji, tapi dari kehormatan.
Baca SelengkapnyaHubungan antar bangsa belum tentu akan berjalan seiringan selamanya. Semua tergantung kepentingan.
Baca Selengkapnya