Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kode-kode di balik lukisan tertua dan termahal Istana Negara

Kode-kode di balik lukisan tertua dan termahal Istana Negara Lukisan Pangeran Diponegoro ditangkap Belanda. ©2016 Merdeka.com

Merdeka.com - Berkat bakatnya yang luar biasa, Raden Saleh hijrah ke Belanda untuk belajar melukis langsung di tanah Eropa. Pada saat itu usianya baru 13 tahun. Karenanya tidak mengagetkan ketika diketahui bahwa salah satu lukisan sang jenius ini merupakan koleksi paling mahal yang dimiliki Istana Negara.

Lukisan yang dimaksud berjudul "Penangkapan Pangeran Diponegoro". Lukisan ini merupakan satu dari enam karya Raden Saleh yang menjadi koleksi Istana Kepresidenan RI.

"Tahun 2010 kita membuat penilaian sekitar Rp 50 miliar. Sekarang, tahun 2016, mungkin bisa tiga kali lipat," ujar Adek Wahyuni Saptantinah, pengelola koleksi Istana Kepresidenan RI, kepada merdeka.com.

Selain karena lukisan ini merupakan lukisan paling tua di antara koleksi lainnya, nilai sejarah yang terkandung di dalamnya juga sangatlah tinggi.

Sang maestro melukis "Penangkapan Pangeran Diponegoro" di Belanda pada tahun 1857, lebih dari 20 tahun setelah peristiwa sesungguhnya terjadi di Magelang.

"Lukisan ini merupakan wujud dari opini Raden Saleh atas ketidaksetujuannya terhadap lukisan serupa karya Nicholas Pienemaan," ujar Mikke Santoso, kurator Pameran 17/71: Goresan Juang Kemerdekaan ketika memimpin tur di Galeri Nasional, Jakarta, Minggu (7/8).

Nicholas Pinemaan adalah seorang pelukis asal Belanda. Pada tahun 1835, dia membuat lukisan bertajuk "Penyerahan Diri Diponegoro Kepada Letnan Jenderal H.M. de Kock, 28 Maret 1930, yang Mengakhiri Perang Jawa".

Pada dasarnya, kedua lukisan ini menceritakan peristiwa yang sama, namun dengan detail yang berbeda. Dalam lukisan versinya, Raden Saleh melakukan beberapa perubahan. Terdapat pesan-pesan simbolik di balik setiap perubahan yang dia buat.

Pertama-tama, dari judulnya saja kedua lukisan ini sudah nampak berseberangan. Nicholas Pienemaan menggambarkan bagaimana Diponegoro menyerahkan diri kepada tentara Belanda, sedangkan Raden Saleh menggambarkan Diponegoro yang tertangkap karena tertipu.

Hal tersebut juga tergambarkan oleh posisi sang pangeran. "Sikap Diponegoro menantang. Dia mendongak," ujar Mikke, menunjuk lukisan karya sang pelopor seni rupa modern Indonesia di belakangnya.

Berbeda dengan posisi Diponegoro di lukisan Nicholas di mana dia diletakkan di bawah tangga, sedangkan tentara Belanda berada di atasnya. Ekspresinya juga terlihat lesu dan pasrah. Kedua, Raden Saleh menggambar para tentara Belanda dengan kepala yang terlalu besar untuk proporsi tubuhnya. Hal ini diyakini sengaja dilakukannya untuk membuat mereka terlihat lebih mengerikan.

Selain itu, ada hal menarik lain yang bisa Anda temukan bila memerhatikan lukisan ini dengan seksama. "Ada tiga potret diri Raden Saleh," ujar Mikke sambil menunjuk tiga orang berwajah serupa dalam lukisan tersebut.

Ya, Raden Saleh menggambar dan mengikutsertakan dirinya sendiri dalam karyanya. "Dia menyatakan diri sebagai pengikut Diponegoro," lanjut Mikke.

Pemerintah Belanda memberikan lukisan "Penangkapan Pangeran Diponegoro" kepada Pemerintah Indonesia pada 1978, bersamaan dengan dikembalikannya sejumlah artefak warisan budaya lainnya. Sebelumnya, Raden Saleh memang menyerahkannya kepada Ratu Belanda.

Sejak saat itu, "Penangkapan Pangeran Diponegoro" menjadi bagian penting di Istana Kepresidenan RI. Karya yang menunjukkan jiwa nasionalis Raden Saleh, mengecam sikap penjajahan, dan menuntut agar martabat orang Jawa dikembalikan.

Baca juga:

Koleksi lukisan di Istana Kepresidenan dipamerkan di Galeri Nasional

Rini, wanita misterius di lukisan Bung Karno

Dekrit Presiden Meksiko demi 'Gadis Melayu' pujaan Bung Karno

Kisah Bung Karno jadi model dadakan lukisan 'Memanah' Henk Ngantung

(mdk/dan)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
VIDEO: Teka-Teki Kode Tersangka Pungli Rutan KPK Dibongkar 'Banjir-Kandang Burung'

VIDEO: Teka-Teki Kode Tersangka Pungli Rutan KPK Dibongkar 'Banjir-Kandang Burung'

Presiden Jokowi meninjau Rumah Sakit Umum Daerah Sibuhuan, Padang Lawas, 15 Maret 2024

Baca Selengkapnya
Kaesang 'Kode' Presiden Jokowi Bakal Kenakan Jaket Bertuliskan Ketum PSI

Kaesang 'Kode' Presiden Jokowi Bakal Kenakan Jaket Bertuliskan Ketum PSI

Peluang Presiden Jokowi jadi Ketua Umum PSI terbuka lebar

Baca Selengkapnya
Soal Dukungan Jokowi di Pilpres 2024, Kaesang: Bisa Ditanyakan ke Bapak, Pilihannya Siapa

Soal Dukungan Jokowi di Pilpres 2024, Kaesang: Bisa Ditanyakan ke Bapak, Pilihannya Siapa

Terkait paslon yang didukung Jokowi di Pilpres 2024, Kaesang meminta agar ditanyakan langsung ke presiden

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Begini Isi Undang Undang Pemilu Terbaru Tahun 2023 Terbitan Presiden Joko Widodo

Begini Isi Undang Undang Pemilu Terbaru Tahun 2023 Terbitan Presiden Joko Widodo

Berikut isi Undang Undang Pemilu terbaru tahun 2023 terbitan Presiden Joko Widodo.

Baca Selengkapnya
Ini Alasan Presiden Jokowi Beri Kenaikan Pangkat Jenderal Kehormatan ke Prabowo Subianto

Ini Alasan Presiden Jokowi Beri Kenaikan Pangkat Jenderal Kehormatan ke Prabowo Subianto

Presiden Joko Widodo ungkap alasan dibalik pemberian kenaikan pangkat Jenderal Kehormatan untuk Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya
Penyerang Pengawal Rumah Dinas Kapolri Sempat ke Kediaman Prabowo Namun Diusir Penjaga

Penyerang Pengawal Rumah Dinas Kapolri Sempat ke Kediaman Prabowo Namun Diusir Penjaga

Hengki mengatakan, pelaku sempat menjauh kala ditegur petugas. Tetapi, tiba-tiba, pelaku kembali mendekati petugas dan melakukan penyerangan.

Baca Selengkapnya
Dua Lulusan Terbaik Akmil dengan Pangkat Jenderal Kehormatan, Ada Presiden dan Menteri

Dua Lulusan Terbaik Akmil dengan Pangkat Jenderal Kehormatan, Ada Presiden dan Menteri

Dua tokoh pernah dapat pangkat Jenderal Kehormatan bintang empat.

Baca Selengkapnya
Ini Daftar Fasilitas Negara yang Boleh dan Tak Boleh Dipakai Presiden jika Ikut Kampanye

Ini Daftar Fasilitas Negara yang Boleh dan Tak Boleh Dipakai Presiden jika Ikut Kampanye

Presiden Jokowi mengingatkan, saat berkampanye tidak boleh menggunakan fasilitas negara.

Baca Selengkapnya