Kivlan Zen: Pekikan Merdeka untuk Berikan Pendapat, Bukan Dirikan Negara
Merdeka.com - Mantan Kepala Staf Kostrad ABRI, Kivlan Zen mengaku bahwa teriakan merdeka dirinya di dalam sebuah video yang viral beberapa waktu yang lalu bukan merupakan ajakan untuk makar. Menurutnya, hal itu adalah manifestasi dari hak untuk mengemukakan pendapat.
"Jadi merdeka untuk memberikan pendapat bukan merdeka untuk mendirikan negara. Saya ingin merdeka mendirikan negara dengan UU Nomor 9 Tahun 1998 (tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum) yang saya perjuangkan tahun 1998," kata Kivlan Zen saat hendak menjalani pemeriksaan dirinya sebagai saksi atas dugaan kasus makar, Bareskrim Mabes Polri, Jl. Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (13/5).
Menurutnya, dalam video yang viral tersebut, ia di sana hanyalah undangan dan bukan inisatornya.
"Panitianya bukan saya, saya kan hanya bicara, bukan sebagai seseorang yang inisiator, saya hanya berbicara saja bukan inisiator unjuk rasa itu," tuturnya.
Bahkan menurutnya, klaim makar terhadap dirinya itu begitu tidak berdasar. Ia merasa sudah memberitahukan ihwal unjuk rasa tersebut kepada polisi.
"Sudah ada pemberitahuan ke polisi soal unjuk rasa itu kok. Bukti-buktinya sudah diberitahukan ke Polda dan Polres, ya saya bicara. Masa bicara juga tidak boleh. Apa buktinya makar? Kan itu semua kebebasan dan keadilan kalau dituduh makar ya runtuhlah dunia ini," tegas Kivlan.
Sebelumnya, sempat viral sebuah video di media sosial yang di dalamnya ada Kivlan Zen yang menyerukan ajakan untuk mendatangi Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) serta Bawaslu.
"Tanggal 9 kita merdeka, ikuti saya, lapangan Banteng, tanggal 9 kita akan merdeka, siapa pun yang menghalangi, kita lawan, datang ke Pemilu, Bawaslu, minta likuidasi Jokowi," kata Kivlan dalam video tersebut.
Belakang diketahui bahwa saat itu Kivlan sedang berbicara dalam sebuah acara yang digagas simpatisan Prabowo-Sandi dengan tajuk "We Don't Trust".
Reporter: Yopi Makdori
Sumber: Liputan6.com
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
VIDEO: Istana Buka Suara Panas Soal Pemakzulan Presiden Jokowi di Tahun Pemilu 2024
Bagi Ari, adanya keinginan pemakzulan kepala negara dari masyarakat merupakan kritik dan mimpi politik.
Baca SelengkapnyaKades di Rokan Hilir Terancam Pidana Usai Deklarasi Dukung Caleg
Video Penghulu Karya Mukti dan Penghulu Bagan Nibung serta perangkatnya deklarasi mendukung caleg beredar dan viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaVIDEO: Momen Kocak Babinsa TNI Bilang 'Siap Komandan' ke Presiden Jokowi, Berakhir Dapat Sepeda
Seorang Sersan Kepala bernama Sugiono dengan lantang menjawab pertanyaan Jokowi terkait pertanian.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
VIDEO: Tajam Menusuk Bivitri Kritik Keras Jokowi Berhasil 'Bunuh' Oposisi
Bivitri dalam diskusi ini, menyebut kecurangan Pemilu dirasakan luar biasa.
Baca SelengkapnyaVIDEO: Cawapres Mahfud Diganjar 'Kartu Kuning' Istana Usai Kerap Kritik Kebijakan Pemerintah
Menjelang pemilu sering kali muncul wacana, pro dan kontra, perdebatan dan sebagainya.
Baca SelengkapnyaVIDEO: Luhut Tegas Lawan Pengkritik: Jangan Kritik Semua Jelek, Pindah Saja dari Indonesia!
Luhut bahkan meminta mereka untuk pindah dari Indonesia bila dianggap semua jelek.
Baca SelengkapnyaVIDEO: Hasto PDIP Sentil Jokowi: Kepemimpinan untuk Rakyat Bukan Keluarga, Kita Bela
Hasto mengatakan kartu tanda anggota atau KTA yang dimiliki Jokowi hanya formal
Baca SelengkapnyaVIDEO: Jokowi Sindir Pemimpin Ingin Ubah Program: Kita dari Nol Terus
Selama ini Jokowi melihat kendala terbesar sulitnya kota menjadi maju pemimpinnya.
Baca Selengkapnya