Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah veteran Trikora bertahan hidup di hutan dengan pisang & garam

Kisah veteran Trikora bertahan hidup di hutan dengan pisang & garam Eks Veteran Mas Ut El Kadir. ©2015 Merdeka.com

Merdeka.com - Mata Mas Ut El Kadir (79) terlihat penuh haru ketika rombongan PT Pelni menyambangi rumahnya. Rumah bekas pejuang pembebasan Irian Barat dalam perang Trikora ini rupanya menjadi salah satu target pembedahan dari 44 rumah milik veteran lainnya di Ternate.

"Saya beli rumah ini Rp 1 juta. Bertahun-tahun saya bangun tapi belum jadi-jadi," ujar Mas El, sapaan akrabnya dengan mata berkaca-kaca, Sabtu (15/8).

Rumah Mas El berukuran 4x5 M. Tak ada perabotan yang mencolok di dalamnya. Sebuah TV 12 inci satu-satunya menghiasi ruang keluarga. Terlihat banyak seng bocor di ruang makan keluarga. Sementara itu, dinding rumah yang belum ditutupi semen halus ini sudah mulai ditumbuhi lumut hitam.

"Nanti yang diganti itu seng, lalu dindingnya kita plester," ujar Dirut PT Pelni Elfien Goentoro yang memimpin langsung acara penyerahan material pembedahan rumah.

Kemerdekaan RI bagi lelaki kelahiran Halmahera 1930 ini merupakan suatu peristiwa yang sering kali terngiang di benaknya. Ia menjadi gerilyawan selama 6 bulan di hutan Papua untuk mengusir Belanda pada tahun 1962-1963.

"Saya veteran Trikora. Setiap hari kami ada di hutan selama 6 bulan sampai Irian Barat (Irian Jaya) kami Rebut dari Belanda," ujarnya pejuang yang menerima intensif Rp 2 juta per bulan ini.

Hal yang tak pernah dilupakan ayah empat anak dan 16 cucu ini adalah merasakan pahitnya menjadi gerilyawan dalam hutan berbulan-bulan. Untuk bertahan hidup dan menghindari kejaran tentara Belanda, Mas El dan rekan seperjuangannya makan pisang hutan yang dicampur garam. Pisang hutan itu biasanya dimakan kera-kera hutan.

Ia bercerita, sebelum menjadi gerilyawan Trikora, ia dan beberapa rekannya dari Ternate adalah gerilyawan Permesta, sebuah kelompok pemberontak. Namun, Presiden Soekarno akhirnya memanggil mereka dan menjadi tentara RI yang berjuang bersama gerilyawan lainnya membebaskan Irian Jaya untuk kembali ke pangkuan ibu pertiwi.

"Kami mantan Pemersta. Presiden panggil lalu kami bergabung melawan Belanda di Irian Barat," tutur laki-laki yang terlihat masih kuat di usia senjanya ini.

Setelah Trikora berhasil dibebaskan dan kembali ke wilayah NKRI, Mas El bukannya kembali ke Ternate. Kendala transportasi yang tak seperti sekarang ini membuat ia bertahan di Irian Jaya dan kemudian memilih merantau ke Ambon.

"Kapal tak ada waktu itu. Kami tidak bisa pulang lalu saya ke Ambon. Itu tahun 70-an," tukas suami dari Asian Jafar ini.

Setelah merasakan kemerdekaan RI bertahan-tahun, Mas El tetap prihatin atas situasi bangsa. Kata dia, masyarakat Indonesia harus benar-benar menghormati perjuangan para gerilyawan dan pejuang yang membela NKRI. Bentuk penghormatan itu tak lain adalah dengan memelihara keutuhan NKRI dengan sebaik-baiknya.

"Kita berjuang bukan demi diri sendiri tapi untuk bangsa dan negara. Demi generasi ke depan, harus membawakan negara ini ke depan dengan lebih baik," pungkas dia.

(mdk/lia)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kelakuan Ayah Tiri Bejat Perkosa Anak Berkali-kali hingga Hamil 7 Bulan

Kelakuan Ayah Tiri Bejat Perkosa Anak Berkali-kali hingga Hamil 7 Bulan

Perkosaan tersebut terungkap setelah ibu korban curiga dengan perubahan fisik, terutama bagian perut yang membesar.

Baca Selengkapnya
Ditinggal Orang Tua Panen Durian, Seorang Remaja Ditemukan Tewas dengan Luka Tusuk

Ditinggal Orang Tua Panen Durian, Seorang Remaja Ditemukan Tewas dengan Luka Tusuk

"Korban ditemukan tewas dengan banyak luka. Diduga akibat pembunuhan," ungkap Kasi Humas Polres OKU Iptu Ibnu Holdon

Baca Selengkapnya
Tersisa 8 Orang dan Hampir Punah, Ini Jejak Suku Darat di Pulau Rempang

Tersisa 8 Orang dan Hampir Punah, Ini Jejak Suku Darat di Pulau Rempang

Penghuni asli Pulau Rempang yang hidup di hutan belantara kini sudah berada diambang kepunahan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Asyiknya Berkemah di Bukit Kanaga Cikijing, Pemandangan Kabut dan Hutan Pinusnya Bikin Nagih

Asyiknya Berkemah di Bukit Kanaga Cikijing, Pemandangan Kabut dan Hutan Pinusnya Bikin Nagih

Bukit ini berada di atas ketinggian, dengan hamparan pohon pinus yang berjajar rapi.

Baca Selengkapnya
Heboh Pohon Beringin Tua di Alun-Alun Kota Blitar Tumbang, Puluhan Orang Luka-Luka

Heboh Pohon Beringin Tua di Alun-Alun Kota Blitar Tumbang, Puluhan Orang Luka-Luka

Kejadian itu bertepatan dengan hujan disertai angin kencang yang melanda Blitar.

Baca Selengkapnya
Pria Ini Dulunya Pengawas Proyek hingga Koki Bergaji Besar, Pilih Pulang Kampung Bikin Terasi Khas Bojonegoro

Pria Ini Dulunya Pengawas Proyek hingga Koki Bergaji Besar, Pilih Pulang Kampung Bikin Terasi Khas Bojonegoro

Ide membuat terasi dilatarbelakangi kegemarannya makan sambal

Baca Selengkapnya
9 Burung Terpintar di Dunia, Bahkan Ada yang Doyan Tipu-Tipu

9 Burung Terpintar di Dunia, Bahkan Ada yang Doyan Tipu-Tipu

Eksplorasi perilaku sembilan burung terpintar ini membuka pintu untuk lebih memahami kompleksitas kehidupan hewan dan keajaiban alam.

Baca Selengkapnya
Sangar dan Gondrong, Kang Komar Pemain Preman Pensiun Menangis Tersedu-sedu Ingat Sosok Ibunda

Sangar dan Gondrong, Kang Komar Pemain Preman Pensiun Menangis Tersedu-sedu Ingat Sosok Ibunda

Mat Drajat atau lebih dikenal dengan nama Kang Komar lantaran perannya di sinetron Preman Pensiun yang sukses itu tak kuasa menitikan air matanya

Baca Selengkapnya
Anggota SAR Parangtritis Bagi Pengalaman Saat Bertugas, Banyak Cerita Menegangkan

Anggota SAR Parangtritis Bagi Pengalaman Saat Bertugas, Banyak Cerita Menegangkan

Walaupun ombaknya kecil, namun di daerah itu arus balik ke pantainya cukup kencang.

Baca Selengkapnya