Kisah veteran Trikora bertahan hidup di hutan dengan pisang & garam
Merdeka.com - Mata Mas Ut El Kadir (79) terlihat penuh haru ketika rombongan PT Pelni menyambangi rumahnya. Rumah bekas pejuang pembebasan Irian Barat dalam perang Trikora ini rupanya menjadi salah satu target pembedahan dari 44 rumah milik veteran lainnya di Ternate.
"Saya beli rumah ini Rp 1 juta. Bertahun-tahun saya bangun tapi belum jadi-jadi," ujar Mas El, sapaan akrabnya dengan mata berkaca-kaca, Sabtu (15/8).
Rumah Mas El berukuran 4x5 M. Tak ada perabotan yang mencolok di dalamnya. Sebuah TV 12 inci satu-satunya menghiasi ruang keluarga. Terlihat banyak seng bocor di ruang makan keluarga. Sementara itu, dinding rumah yang belum ditutupi semen halus ini sudah mulai ditumbuhi lumut hitam.
"Nanti yang diganti itu seng, lalu dindingnya kita plester," ujar Dirut PT Pelni Elfien Goentoro yang memimpin langsung acara penyerahan material pembedahan rumah.
Kemerdekaan RI bagi lelaki kelahiran Halmahera 1930 ini merupakan suatu peristiwa yang sering kali terngiang di benaknya. Ia menjadi gerilyawan selama 6 bulan di hutan Papua untuk mengusir Belanda pada tahun 1962-1963.
"Saya veteran Trikora. Setiap hari kami ada di hutan selama 6 bulan sampai Irian Barat (Irian Jaya) kami Rebut dari Belanda," ujarnya pejuang yang menerima intensif Rp 2 juta per bulan ini.
Hal yang tak pernah dilupakan ayah empat anak dan 16 cucu ini adalah merasakan pahitnya menjadi gerilyawan dalam hutan berbulan-bulan. Untuk bertahan hidup dan menghindari kejaran tentara Belanda, Mas El dan rekan seperjuangannya makan pisang hutan yang dicampur garam. Pisang hutan itu biasanya dimakan kera-kera hutan.
Ia bercerita, sebelum menjadi gerilyawan Trikora, ia dan beberapa rekannya dari Ternate adalah gerilyawan Permesta, sebuah kelompok pemberontak. Namun, Presiden Soekarno akhirnya memanggil mereka dan menjadi tentara RI yang berjuang bersama gerilyawan lainnya membebaskan Irian Jaya untuk kembali ke pangkuan ibu pertiwi.
"Kami mantan Pemersta. Presiden panggil lalu kami bergabung melawan Belanda di Irian Barat," tutur laki-laki yang terlihat masih kuat di usia senjanya ini.
Setelah Trikora berhasil dibebaskan dan kembali ke wilayah NKRI, Mas El bukannya kembali ke Ternate. Kendala transportasi yang tak seperti sekarang ini membuat ia bertahan di Irian Jaya dan kemudian memilih merantau ke Ambon.
"Kapal tak ada waktu itu. Kami tidak bisa pulang lalu saya ke Ambon. Itu tahun 70-an," tukas suami dari Asian Jafar ini.
Setelah merasakan kemerdekaan RI bertahan-tahun, Mas El tetap prihatin atas situasi bangsa. Kata dia, masyarakat Indonesia harus benar-benar menghormati perjuangan para gerilyawan dan pejuang yang membela NKRI. Bentuk penghormatan itu tak lain adalah dengan memelihara keutuhan NKRI dengan sebaik-baiknya.
"Kita berjuang bukan demi diri sendiri tapi untuk bangsa dan negara. Demi generasi ke depan, harus membawakan negara ini ke depan dengan lebih baik," pungkas dia.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kelakuan Ayah Tiri Bejat Perkosa Anak Berkali-kali hingga Hamil 7 Bulan
Perkosaan tersebut terungkap setelah ibu korban curiga dengan perubahan fisik, terutama bagian perut yang membesar.
Baca SelengkapnyaDitinggal Orang Tua Panen Durian, Seorang Remaja Ditemukan Tewas dengan Luka Tusuk
"Korban ditemukan tewas dengan banyak luka. Diduga akibat pembunuhan," ungkap Kasi Humas Polres OKU Iptu Ibnu Holdon
Baca SelengkapnyaTersisa 8 Orang dan Hampir Punah, Ini Jejak Suku Darat di Pulau Rempang
Penghuni asli Pulau Rempang yang hidup di hutan belantara kini sudah berada diambang kepunahan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Asyiknya Berkemah di Bukit Kanaga Cikijing, Pemandangan Kabut dan Hutan Pinusnya Bikin Nagih
Bukit ini berada di atas ketinggian, dengan hamparan pohon pinus yang berjajar rapi.
Baca SelengkapnyaHeboh Pohon Beringin Tua di Alun-Alun Kota Blitar Tumbang, Puluhan Orang Luka-Luka
Kejadian itu bertepatan dengan hujan disertai angin kencang yang melanda Blitar.
Baca SelengkapnyaPria Ini Dulunya Pengawas Proyek hingga Koki Bergaji Besar, Pilih Pulang Kampung Bikin Terasi Khas Bojonegoro
Ide membuat terasi dilatarbelakangi kegemarannya makan sambal
Baca Selengkapnya9 Burung Terpintar di Dunia, Bahkan Ada yang Doyan Tipu-Tipu
Eksplorasi perilaku sembilan burung terpintar ini membuka pintu untuk lebih memahami kompleksitas kehidupan hewan dan keajaiban alam.
Baca SelengkapnyaSangar dan Gondrong, Kang Komar Pemain Preman Pensiun Menangis Tersedu-sedu Ingat Sosok Ibunda
Mat Drajat atau lebih dikenal dengan nama Kang Komar lantaran perannya di sinetron Preman Pensiun yang sukses itu tak kuasa menitikan air matanya
Baca SelengkapnyaAnggota SAR Parangtritis Bagi Pengalaman Saat Bertugas, Banyak Cerita Menegangkan
Walaupun ombaknya kecil, namun di daerah itu arus balik ke pantainya cukup kencang.
Baca Selengkapnya