Merdeka.com - Kisah cinta para Presiden Indonesia bersama istrinya selalu menarik untuk dibahas. Banyak masyarakat yang ingin tahu perjalanan cinta dari para pemimpin bangsa ini.

Selama ini mereka kerap kali menunjukkan kemesraan dan romantisme yang bikin iri pasangan lainnya. Oleh karena itu, sebagian pasangan menjadikan teladan romantisme para Presiden bersama istrinya. Berikut adalah kisah-kisah romantis tersebut.

Soekarno dan Fatmawati

Kisah cinta Soekarno dan Fatmawati bermula saat masa pembuangan Sang Presiden di Bengkulu. Keduanya menikah pada 1 Juni 1939.

Fatmawati sering mendampingi Soekarno dalam kunjungan-kunjungan ke beberapa daerah. Tidak hanya sebagai pendamping, ia tampil berpidato menyemangati massa rakyat seperti yang terjadi dalam kunjungan ke Cirebon. Saat itu Fatmawati diminta massa untuk turut memberi pidato usai Presiden Sukarno turun podium. Fatmawati menyanggupi. Sukarno kelihatan senang dan bangga dengan keberanian istrinya.

Soeharto dan Tien

Soeharto ialah presiden kedua RI yang dikenal sebagai sosok romantis dan sangat menyayangi istrinya, Siti Hartinah atau Tien Soeharto. Pak Harto adalah kakak kelas Ibu Tien, sedangkan ibu negara kedua tersebut satu kelas bersama Sulardi, adik sepupu Soeharto.

Pak Harto sendiri tidak pernah diceritakan naksir Ibu Tien ketika masih muda. Justru Ibu Tien yang memberikan tanda-tanda kalau dia menaruh hati. Singkatnya, pada 26 Desember 1947 keduanya menikah. Semua pihak menerima baik pernikahan ini, meskipun Pak Harto sempat minder gara-gara status Ibu Tien yang ningrat. Semasa masih hidup, Ibu Tien selalu setia kepada Pak Harto dan sering menunjukkan kemesraannya. Dan mereka hanya dipisahkan oleh maut.

BJ Habibie dan Ainun

Dari beberapa kisah cinta Presiden Indonesia, mungkin kisah BJ Habibie dan Ainun yang paling menginspirasi. Betapa tidak, semasa Ainun masih hidup keduanya selalu bersama dan tak terpisahkan. BJ Habibie sangat mencintai Ainun hingga dulu dia yakin bahwa Ainun adalah jodoh yang diturunkan Tuhan untuknya.

Semasa muda Ainun merupakan gadis cantik dan cerdas yang banyak digilai oleh para pria. Tapi akhirnya Habibie yang menjadi pendamping Ainun. Saat Habibie masuk dalam dunia politik yang penuh godaan uang dan perempuan muda yang cantik, kedua tetap memperjuangkan kesetiaan akan cinta dan pengabdian untuk negara. Pasangan ini akhirnya dipisahkan oleh maut. Di mana Ainun meninggal karena mengidap kanker. Habibie sangat terpukul kehilangan separuh jiwanya. Presiden ketiga ini pun selalu rajin mendatangi pusara sang istri.

Gus Dur dan Sinta Nuriyah

Sinta Nuriya Dewi pernah bercerita tentang satu momen romantis bersama Gus Dur semasa hidup. Sekitar tahun 1970, Gus Dur dan Sinta sedang pergi berdua menumpang becak namun di tengah perjalanan ternyata hujan turun.

Meski tidak terlalu deras, si pengemudi becak berinisiatif menutup seluruh tempat penumpang dengan plastik layaknya fasilitas yang dipunya becak pada umumnya. Bukan hanya bagian depan, sisi samping dan belakang juga ditutup dengan plastik warna transparan.

Tiba-tiba, di tengah jalan, Gus Dur mencium istrinya itu. Sontak, ibu empat anak itu bereaksi. Sinta mengingatkan Gus Dur jika ada tukang becak tepat di belakang mereka. Yang mungkin saja masih bisa melihat. Tapi Gus Dur menjawab "Biar saja, biar dia kepingin".

SBY dan Ani Yudhoyono

Pasangan ini tak perlu diragukan lagi romantisnya. Saat SBY menjadi Presiden keduanya seringkali mempertontonkan kemesraan di depan umum. Hingga saat ini kemesraan itu masih dijaga baik oleh presiden ke 6 dan sang istri.

Untuk diketahui, keduanya menikah pada tanggal 30 Juli 1976. Mereka dikarunia dua putra yaitu Agus Harimurti Yudhoyono dan Edhie Baskoro Yudhoyono.

Jokowi dan Iriana

Pasangan ini tak kalah mesra dan romantis dengan lainnya. Iriana kerap terlihat mendampingi Jokowi di berbagai kesempatan. Bahkan baru-baru ini, Iriana tak menolak untuk diajak naik motor saat kunjungan ke Papua di tengah guyuran hujan.

Untuk diketahui, awal pertemuan Iriana Jokowi di pinggiran Kali Anyar, Solo. Ibu 3 anak ini mengaku langsung terpikat dengan pria yang pada saat itu sudah berstatus sebagai Mahasiswa Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dengan perawakan jangkung dan berambut gondrong.