Merdeka.com - Wali Kota Bengkulu Helmi Hasan didampingi Wakil Wali Kota Bengkulu Dedy Wahyudi pernah menyambangi kediaman Imaniah Ikram. Imaniah adalah salah seorang saksi sejarah berdirinya Provinsi Bengkulu.

Imaniah adalah istri dari H Muhammad Ikram (Alm), yang dikenal sebagai pendiri Badan Musyawarah Adat (BMA) Bengkulu dan menjabat sebagai Ketua Adat Kota Bengkulu selama 7 tahun pada masa Pemerintahan Presiden Ir Soekarno.

Sesampainya di kediaman Imaniah di Kelurahan Padang Harapan, Helmi langsung menanyakan keadaan Imaniah. "Assalamualaikum, Bagaimana kabarnya ibu?," ujar Helmi saat mencium tangan Imaniah, Juni 2020 lalu.

"Alhamdulillah sehat nak," jawab Imaniah.

Helmi dan Imaniah kemudian larut dalam obrolan tentang sejarah Bengkulu. Imaniah pun menceritakan semua pengalamannya saat Bung Soekarno di Bengkulu dan menjadi salah satu murid Fatmawati di masa itu.

Pada kesempatan ini, Helmi juga memberikan bantuan berupa beras sebagai wujud kepedulian terhadap Imaniah. Kala itu Helmi memang sedang gencar memberikan bantuan melalui program Beras dan Mie instan (Rasmie) untuk masyarakat Kota Bengkulu yang terdampak Covid-19.

"Ini ada bantuan rasmie untuk Ibu Imaniah. Ini sebagai bentuk kepedulian kami, pemerintah Kota Bengkulu terhadap warga serta memuliakan seluruh orangtua yang ada di Kota Bengkulu. Hal ini bertujuan agar Kota Bengkulu diberi keberkahan dan selalu dalam lindungan Allah SWT," terangnya.

"Saya juga berharap, melalui silaturahmi ini seluruh masyarakat terutama generasi muda dapat memahami dan mengamalkan nilai-nilai leluhur dari orangtua kita yang terdahulu. Dengan saling menyayangi dan menghormati, insyaallah keberkahan akan selalu hadir di hidup kita," jelas Helmi.

Sebelum berpamitan, Helmi juga meminta doa restu pada Imaniah untuk membangun Kota Bengkulu dengan penuh keberkahan kedepannya. Agar tercipta sebuah Kota yang religius dan bahagia.

Imaniah Ikram juga merupakan keturunan keluarga kerukunan tabot (KKT) Bengkulu. Nenek moyang beliau berasal dari India Islam (suku punjab), China dan Semidang Bukit Kabu. Selain itu, Ia juga pernah menjadi guru SD Muhammadiyah sejak usia 21 tahun sebelum pindah ke Departemen Agama.

Kontributor: Roymond