Kisah Bayu Aji Rakit Generator Listrik Tenaga Manusia untuk Cas Gawai

Merdeka.com - "Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Dan Iblis itu paling benci sama orang yang terkena musibah atau tertimpa kesusahan tapi tetap ingat tuhan,".
Bayu Aji tak ingat secara persis di mana ia mendapatkan kalimat-kalimat itu. Yang jelas, deretan kata-kata itu menjadi prinsip yang terus diusahakan tertanam di dalam hidup maupun cara mencari penghidupannya.
Pria kelahiran Bandung tahun 1973 ini menjadi salah satu potret warga 'Kota Kembang' yang berada di bawah garis kemiskinan. Ia menyadari itu. Namun pantang baginya untuk mengais belas kasihan dari orang-orang.
Selama 10 tahun terakhir, ia membuka layanan semir sepatu di Jalan Japati, Kota Bandung. Lokasinya dekat dengan kantor Telkom. Jam makan siang menjadi waktu yang ditunggu-tunggu, karena pada saat itulah peluang besar mendapat uang.
Bayu kerap mendatangi karyawan kantor yang istirahat makan siang di warung-warung. Setiap sepasang sepatu yang berhasil dibersihkan, ia mendapat uang Rp 4 ribu. Dari jasanya itu, sehari, rata-rata dia bisa mendapat uang Rp 12 ribu. Pendapatannya biasanya bisa bertambah di musim hujan, karena banyak sepatu karyawan kantor yang kotor.
Keahliannya tak hanya sekadar membersihkan sepatu. Bayu pun membuka jasa memperbaiki alat elektronik dan percaya diri dengan keahliannya mengatasi hal-hal yang berhubungan dengan kelistrikan.
Ilmu itu didapatkan bukan hasil bersekolah di Sekolah Teknik Menengah (STM) 3 Kebonjati Bandung berpuluh-puluh tahun lalu. Karena jurusan yang diambil adalah Geodesi.
"Ya saya bisa benerin TV, radio, rice cooker dan yang lain-lain. Ada rumah yang bermasalah sama listrik saya juga bisa. Saya senang aja ngulik dari dulu soal benerin barang elektronik, otodidak lah," kata dia.
Selama 10 tahun ia mangkal di jalan Japati. Selama berada di sana, ia membuat 'kantor' sekaligus tempat tinggal dengan pondasi dua sepeda. Di dalamnya terdapat tumpukan barang-barang, banyak pula alat-alat kerja digantung alakadarnya.
Ruang sempit di antara pondasi sepeda itu dibiarkan kosong untuk beristirahat saat malam tiba dengan alas papan. Semuanya ditutup oleh beberapa lembar plastik besar. Seringkali dia kerepotan saat hujan besar.
Namun, ia tak mau mengeluh. Dalam kondisi yang mengkhawatirkan itu, Bayu biasanya menghibur diri dengan cara belajar bahasa Inggris melalui aplikasi. Aplikasi tersebut diunduh dalam gawai yang sudah dia modifikasi. Banyak kabel yang dipasang di belakang gawai, sehingga mirip bom rakitan yang kerap ditemui di film fiksi.
"Saya suka bahasa Inggris, bisa lah sedikit-sedikit kalau ngomong sama bule. Hape saya ini dimodifikasi biar suaranya bisa tambah gede kalau denger radio. Biar ngecasnya juga gampang, karena kan enggak punya carger. Makanya banyak kabel-kabel. Saya bongkar sendiri," ucap Bayu.
©2023 Merdeka.com
Bagaimana cara dia mengisi daya? Jelas di 'kantornya' ini tidak dilengkapi dengan fasilitas listrik. Lagi-lagi, ia memilih untuk membuat generator sederhana dari barang-barang bekas. Mulai dari velg sepeda yang sudah tak terpakai, dinamo, batang plastik permen loli, papan yang ditemukan di pinggir jalan, hingga kabel-kabel.
Sederhananya, generator listrik itu menghasilkan daya dengan memutarkan velg secara manual. Tentu ini butuh tenaga dan waktu hingga baterai gawainya bisa terisi. Biasanya, aktivitas itu dilakukan secara berkala, di pagi hari, siang dan malam.
Kalau mandi? Ia memilih mengayuh sepedanya lebih dari 1 kilometer untuk pergi ke sungai. Pulang mandi, ia membawa beberapa liter air untuk cadangan minum. Air tersebut diolah menggunakan saringan yang lagi-lagi dia buat sendiri.
"Saya malu kalau ngikut ngecas. Karena kan itu bayar, jadi ya udah saya bikin aja generatornya," ucap Bayu.
Hidup Sendiri
Bayu sudah lama menduda setelah istrinya meninggal dunia. Ia memiliki saudara yang tinggal di rumah sederhana di Kampung Pasir Kaliki, Kota Bandung. Seminggu sekali ia pulang ke sana untuk memastikan kebutuhan makanan terpenuhi.
Di rumah itu pula ia kerap menghabiskan waktu memperbaiki alat elektonik jika ada orderan dari tetangganya.
"Biasanya saya pulang hari sabtu atau minggu. Soalnya (di trotoar) di sini kan suka ada pasar tumpah. Jadi daripada mengganggu, saya pulang," kata dia.
Tertarik Belajar Bahasa Inggris
Bayu menceritakan, dulu, selepas lulus sekolah STM, ia nekat pergi ke Bali. Tujuannya, ingin mengasah kemampuan berbahasa inggris dengan cara berbincang langsung dengan turis asing. Selama delapan bulan di sana, ternyata ada kesempatan menjadi tour guide.
Namun, petualangannya di Bali tak berjalan mulus. Ia harus pulang kembali ke Bandung. Sampai saat ini, kecintaannya dengan bahasa inggris pun masih tetap sama. Akhirnya, ia menemukan aplikasi gratis yang bisa diunduh untuk melatih kemampuannya.
"Dulu di Bali saya tinggal sama teman, tapi akhirnya saya harus pulang lagi karena banyak hal. Tapi selama di Bali saya bisa jadi tour guide, ngobrol. Jadi ya saya sih ingin kerja atau buka jasa tour guide, biar bisa ngobrol bahasa inggris," ucap dia.
"Itu cita-cita saya. Selama belum bisa terwujud, ya saya terus berusaha dulu saja. Enggak mau ngemis, pantangan buat saya," pungkasnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Kampanye di Kupang, Ganjar Janji Tinjau Ulang Regulasi yang Berpotensi Munculkan KKN
Calon Presiden (Capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo menegaskan korupsi kolusi dan nepotisme (KKN) adalah musuh bangsa ini.
Baca Selengkapnya

Strategi Demokrat Raih Suara di Jateng, SBY Minta Kader Tidak Bicara Muluk-Muluk
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengingatkan kader Demokrat tidak boleh bicara muluk-muluk pada pemilih.
Baca Selengkapnya

Mahfud Ungkap Alasan Pemerintah Tidak Bubarkan Pesantren Al-Zaytun
Menkopolhukam Moch Mahfud Md, menyatakan pemerintah tidak akan membubarkan Pondok Pesantren Al Zaytun, Indramayu, Jawa Barat.
Baca Selengkapnya

Pelajar di Ciampea Bogor Tewas Disabet Celurit Gerombolan Siswa SMK
Seorang pelajar tewas akibat disabet celurit oleh gerombolan pelajar di Jalan Pasar Lama, Desa Benteng, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jumat (1/12).
Baca Selengkapnya

Ular Piton Seberat 30 Kilogram Gegerkan Warga Jatirasa Bekasi
Seekor ular piton besar muncul dan menggegerkan warga Jalan Krakatau, Kelurahan Jatirasa, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi.
Baca Selengkapnya

Undangan Pernikahan Sudah Disebar, Calon Pengantin Wanita di Palembang Hilang
Duka mendalam dialami keluarga BS (53) karena anak gadisnya, JN (24) hilang. Padahal, perempuan itu bakal melangsungkan pernikahan Minggu (3/11) ini.
Baca Selengkapnya

Guru Ngaji Curhat Honor Cuma Rp250 Ribu per Bulan, Mahfud Janji Naikkan Setara UMR
Calon Wakil Presiden RI nomor urut 3, Moch Mahfud Md berjanji meningkatkan kesejahteraan guru agama, ustaz dan guru ngaji jika terpilih sebagai Wakil Presiden.
Baca Selengkapnya

Ditanya Penyelesaian Konflik di Papua, Anies Akan Gunakan Cara Seperti di Jakarta
Pemerintah mesti melibatkan banyak pihak dalam setiap penyelesaian konflik.
Baca Selengkapnya

HP Lama Jangan Dibuang, Ini Cara yang Tepat dan Menguntungkan
Berikut langkah bijak agar HP tak jadi sampah elektronik.
Baca Selengkapnya

Simpatisan PPP DIY Deklarasi Dukung Anies-Cak Imin di Pilpres 2024
Sejumlah laskar simpatisan PPP DIY mendeklarasikan dukungan untuk pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN) di Pilpres 2024.
Baca Selengkapnya

2 Petugas Damkar OKU Tertimpa Atap Rumah saat Padamkan Kebakaran, 1 Orang Gugur
Petugas pemadam kebakaran Kabupaten OKU, Dio Suharyadi (35) gugur saat bertugas. Sementara rekannya, ER (25) masih dalam perawatan.
Baca Selengkapnya