Ketum Muhammadiyah nilai manuver Novanto membuat rakyat tak nyaman
Merdeka.com - Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menyindir perilaku Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Setya Novanto. Dalam pandangannya, manuver Novanto dari mulai mangkir panggilan KPK, masuk rumah sakit, menghilang saat hendak ditangkap, hingga kecelakaan, memperlihatkan teladan buruk. Apalagi dia kini sudah menjadi tahanan KPK.
Meski Novanto tak bisa menjadi representasi seluruh elite politik nasional, namun berdampak besar terhadap persepsi publik. Menurut Haedar, perilaku Haerdar membuat rakyat tidak nyaman.
"Yang muncul satu dua tapi tidak jadi contoh, memang masyarakat anggap yang muncul kisahnya enggak bagus. Kok kisah ya KPK terus kok kisahnya rumah sakit. Rakyat enggak nyaman," ujar dia saat sambutan penandatanganan nota kesepahaman dengan KemenkoPMK di gedung PP Muhammadiyah, Jumat (24/11).
Haedar menuturkan, sesungguhnya masih banyak elite politik dan pemerintahan yang baik. Namun mereka tidak terekspose dan kurang menampakkan diri ke publik. Karena itu Haedar mendorong para elite itu bisa menjadi teladan untuk rakyat.
"Yakin masih banyak, tapi yang banyak ini jangan silent," ucapnya.
Menurutnya, sikap elite itulah yang akan menjadi contoh untuk rakyatnya. Sikap mereka akan menjadi cerminan bagi semua orang. Sehingga kalau sikap buruk yang ditunjukan, akan pula sikap buruk yang dicontoh.
"Kalau elite tidak jadi contoh ya rakyatnya bisa seperti itu," kata Haedar.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemilu Makin Dekat, Menteri Anas Ingatkan PNS Haram Terlibat Kegiatan Politik
PNS yang tidak netral dapat memiliki dampak yang signifikan pada berbagai aspek pemerintahan dan masyarakat.
Baca SelengkapnyaKetum Tegaskan Muhammadiyah Netral Terkait Hak Angket Kecurangan Pemilu
Menurut dia, pandangan Muhammadiyah sebagai organisasi terhadap Indonesia masih sama yaitu netral dan independen dari kekuatan politik.
Baca SelengkapnyaHaedar Nashir Bicara ’Serangan Fajar’ Jelang Pencoblosan: Hentikan Jika Ingin Jadi Bangsa Besar
Ketua Umum Muhammadiyah, Haedar Nasir mengajak para peserta Pemilu 2024 untuk mematuhi aturan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Empat Menteri Bersaksi di Sengketa Pilpres, Semua Dilarang Bertanya Kecuali Hakim
Suhartoyo meminta semua pihak untuk hadir dan mendengrkan kesaksian dari empat menteri terkait.
Baca SelengkapnyaKetua DPP NasDem Ingatkan Masyarakat Pilih Pemimpin Bukan karena Penampilan Lucu
Taufik mengingatkan kepada masyarakat untuk memilih presiden dan wakil presiden berdasarkan kemampuan mengatasi permasalahan bangsa.
Baca SelengkapnyaCurhat Eks Napiter Kembali ke Pangkuan NKRI Sumpah Setia pada Pancasila
Munir berharap agar masyarakat tetap damai dan rukun meskipun memiliki perbedaan pilihan politik.
Baca SelengkapnyaPlt Ketum Mardiono Gelar Istigosah Hingga Malam Pencoblosan: Menjaga Suara Umat Diamanahkan ke PPP
Muhamad Mardiono telah melakukan konsolidasi pemenangan, bertemu dan menyerap aspirasi jutaan masyarakat Indonesia.
Baca SelengkapnyaMenag Minta Khatib Salat Jumat Sampaikan Pesan Pemilu Damai dan Hargai Perbedaan Pilihan Politik
Yaqut mengatakan, pemilu sebagai pesta demokrasi yang diselenggarakan lima tahun sekali sehingga dijalankan dengan penuh riang gembira.
Baca SelengkapnyaBapaknya Pejabat Negara, Pria Ini Kenal Megawati Sejak Usia 5 Tahun Hingga Sukses Jadi Kepala Daerah
Anak tokoh nasional dianggap 'akrab' dengan Megawati sejak usia 5 tahun sampai sukses menjadi kepala daerah. Siapa sosok yang dimaksud?
Baca Selengkapnya