Ketua MUI: Pak Jokowi bangun ekonomi dari bawah, bukan dari atas
Merdeka.com - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin merespons pernyataan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto soal ekonomi neoliberal di Indonesia. Dia meminta Prabowo menunjuk pihak yang menggiring ekonomi Indonesia jadi ekonomi neoliberal.
"Siapa yang bikin ekonomi liberal itu, siapa? Yang menteorikan trickle down effect itu siapa?" kata Ma'ruf di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (2/4).
Mantan Anggota MPR RI dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini mengatakan, pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla menentang betul ekonomi neoliberal. Jokowi bahkan membangun ekonomi dari kelas bawah.
"Jadi Pak Jokowi justru membangun ekonomi dari bawah, bukan dari atas. Yang dari atas itu dulu itu loh," ujarnya.
MUI pun, lanjut Ma'ruf, terus mendorong pemerintahan Jokowi untuk mengembangkan ekonomi baru Indonesia yang memberdayakan rakyat.
"Dan itu (ekonomi baru Indonesia yang memberdayakan rakyat) yang direspons Pak Jokowi. Pemerintah sudah on the track menurut saya," ucap Ma'ruf.
Pada Minggu (1/4) kemarin, Prabowo mengatakan bahwa sistem ekonomi neoliberal itu salah karena menyengsarakan rakyat. Namun sayangnya masukan yang disampaikannya selama ini tidak didengar kaum elie bangsa.
"Saya sudah bicara sejak 2004. Neolib itu keliru dan terbukti gagal dan tidak mungkin member kesejahteraan. Tetapi (itu) nggak didengar. Neolib terus dijalankan," katanya.
Prabowo menjelaskan bahwa ucapannya sistem neoliberal yang salah sudah diucapkan juga oleh tokoh dunia barat. Bahkan tahun 2015 Hillary Clinton mengatakan bahwa rakyat Amerika tidak bisa lagi menjalankan teori tersebut. Teori tetesan ke bawah pun dikubur dalam-dalam.
"Apa yang sudah saya sampaikan sudah diakui dunia, elite Jakarta saja enggak mau ngakui. Padahal jaraknya dari Depok Cuma 30 KM tetapi kayak dunia lain," tuturnya.
Sejumlah tokoh barat berpendapat bahwa sistem ini tidak berpihak pada rakyat. John Maynard Keynes salah satunya, kata Prabowo, yang berpendapat tetesan kepada rakyat kecil itu baru akan menetes ketika kita sudah mati. Artinya, kata dia, tidak pernah ada tetesan ke bawah (rakyat).
"Orang kalau sudah kaya ya ingin kaya lagi. Kapitalis itu harus punya modal. Dengan modal besar dapat yang lebih besar," tukasnya.
Ketika berbicara bahwa neoliberal itu salah, dirinya mengaku mendapat ejekan. Bahkan dianggap tidak paham ekonomi karena latar belakang militernya.
"Yang saya bicarakan angka. Tahun 2008 saya membentuk Gerindra dalam ADART kita katakan bahwa neoliberal itu keliru. Dan kita berjuang untuk kembali pada UUD 1945. Makanya saya selalu bicara pasal 33 UUD 1945," tutupnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Prabowo Tegaskan Sistem Ekonomi Harus Menganut Kerakyatan, Berdayakan UMKM dan Koperasi
Menurutnya, bahwa kapitalisme dan neoliberal akan membuat rakyat semakin jauh dari kesejahteraan.
Baca SelengkapnyaPrabowo: Apapun Ideologi Politiknya, Setiap Pemimpin Pasti Ingin Rakyat Sejahtera
Menurut Prabowo, dalam perekonomian suatu negara harus memenuhi kebutuhan masyarakat terlebih dahulu ketimbang kebutuhan lainnya.
Baca SelengkapnyaPrabowo Pede Ekonomi Indonesia Tumbuh 8 Persen, Begini Strateginya
Proyeksi Prabowo ini berkaca pada kian meningkatnya daya beli masyarakat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Prabowo Yakin Transisi Pemerintahan Baru Berjalan Mulus, Ini Alasannya
Prabowo mengakui bagian dari tim Jokowi, yang akan melanjutkan kebijakan-kebijakannya.
Baca SelengkapnyaPrabowo Optimis Hilirisasi Dorong Ekonomi Indonesia Tumbuh 2 Digit: Ini Bukan Omong Kosong!
Prabowo bilang proyeksi pertumbuhan ekonomi tinggi ini hasil kajian dari tim khususnya.
Baca SelengkapnyaJokowi Rajin Bagi-Bagi Bansos, Tapi Ekonomi Indoensia Diramal Hanya Tumbuh 5,04 Persen Sepanjang 2023
Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaAkui Kehebatan Program Jokowi, Prabowo Siap Lanjutkan Demi Indonesia yang Lebih Baik
Prabowo mengaku banyak program Jokowi yang sangat baik untuk kemajuan Indonesia.
Baca SelengkapnyaMenteri 'Ujung Tombak' Jokowi Kompak Kenakan Busana Hitam saat Nyoblos, Ada Apa?
Sri Mulyani diandalkan dalam mengurus keuangan negara, Basuki menjadi tumpuan Jokowi dalam pembangunan infrastruktur.
Baca SelengkapnyaStaf Ahli Wakil Presiden sebut Ketidakpastian Situasi Politik Akibat Pemilu 2024 Pengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Nurdin optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 berada pada kisaran 5 persen.
Baca Selengkapnya