Ketua Komjak: Kalau Presiden Ragu, Kasus Minyak Goreng Langka Tak Akan Terungkap
Merdeka.com - Komisi Kejaksaan menilai penyebab kelangkaan minyak goreng tidak akan terungkap jika Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak serius menanggapinya. Demikian dikatakan Ketua Komjak Barita Simanjuntak.
"Presiden sudah katakan tidak akan main-main dengan mafia minyak goreng. Kalau Presiden-nya ragu-ragu, pengungkapan kasus ini tentu tidak akan terlaksana,” katanya dalam webinar nasional 'Berantas Mafia Minyak Goreng, Siapa Berani?'.
Instruksi itu, katanya, disampaikan dengan jelas oleh Jokowi saat sidang kabinet terbatas. Yakni, menginstruksikan Kejagung agar bergerak cepat menuntaskan permasalahan komoditas strategis itu.
Menurutnya, koordinasi yang dilakukan Presiden sudah berjalan baik. Instruksi Presiden jelas tidak ada kepentingan dan murni melakukan penegakan hukum dan tegas.
"Berani memerintahkan Kejagung, dan Kejagung berani. Saya kira itu yang dibutuhkan saat ini," jelas Barita.
"Akhirnya Jaksa Agung menindaklanjuti itu kurang dari satu bulan sudah ditetapkan tersangka, terdapat satu orang pejabat tinggi kementerian dan tiga orang dari swasta. Itu artinya, di zaman reformasi keterbukaan era digital ini, komunikasi langsung itu menjadi bagian penting dan bisa dievaluasi," kata Barita.
Sementara itu, Akademisi Hukum Pidana Universitas Parahyangan (Unpar) Nefa Claudia Meliala berharap kasus mafia minyak goreng yang sedang ditangani kejaksaan Agung (Kejagung) saat ini menjadi pintu masuk untuk membongkar kejahatan yang mungkin bisa lebih besar lagi.
"Dan memang ada dugaan korporasi terlibat, namun kita bisa lihat kalau prosesnya seperti apa. Memang Kejaksaan mendapatkan apresiasi yang cukup baik terkait dengan penanganan perkara ini (mafia migor)," katanya.
Disampaikan Nefa, pasca revisi UU KPK ada begitu banyak catatan yang muncul dan terkait juga dengan perfomance dan kinerja Kejaksaan Agung.
Salah satu momen yang juga baik Kejaksaan bisa membuktikan bahwa kasus ini bisa ditelusuri lebih jauh keterlibatan nya siapa saja sehingga publik nanti juga bisa melihat sampai sejauh mana kasus mafia migor itu bisa berkembang.
"Jadi harapan nya jangan berhenti di 4 tersangka namun kita lihat nanti apakah ada pihak pihak lain juga terlibat termasuk Juga dugaan korporasi terlibat," katanya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kejagung Tetapkan 5 Tersangka Baru Kasus Korupsi Komoditi Timah
Ketut menyebut, penetapan lima tersangka itu dilakukan pada Jumat, 16 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaKejagung Tetapkan Tersangka Baru Kasus Korupsi Komoditi Timah, Ditahan di Rutan Pondok Bambu
Sudah ada sembilan tersangka dari puluhan saksi diperiksa Kejagung,
Baca SelengkapnyaMentan Sentil Dirut Bulog: Jangan Terlalu Bersemangat Impor Daging Kerbau, tapi Lupa Serap Gabah dan Jagung Petani
Saat ini, Kementan tengah fokus pada pemenuhan pangan dalam negeri untuk menekan kebijakan impor. Dua di antara komoditas jagung dan padi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dicurhati Emak-Emak Kondisi Becek, Gibran Janji Revitalisasi Pasar Minggu
Selain revitalisasi, Gibran juga akan fokus mengendalikan harga bahan pokok apabila menjadi wakil presiden.
Baca SelengkapnyaGanjar Siapkan Tiga Strategi Sakti Turunkan Harga Bahan Pokok
Ganjar Pranowo telah menyiapkan tiga strategi untuk menurunkan harga bahan pokok.
Baca SelengkapnyaKejagung Periksa Empat Direktur Perusahaan Sebagai Saksi Kasus Korupsi Jalur Kereta Api Medan
Empat direktur perusahaan itu diperiksa sebagai saksi untuk tujuh tersangka.
Baca SelengkapnyaJokowi Tunjuk 3 Menteri Hadapi Gugatan Pengusaha Soal Kenaikan Pajak 75 Persen di MK
Presiden Jokowi menunjuk 3 menteri hadapi gugatan para pengusaha hiburan terkait kenaikan pajak hiburan di MK.
Baca SelengkapnyaGaya Presiden Jokowi jadi 'Kakek' yang Mengasuh 4 Cucu Main di Mal
Terlihat Presiden Jokowi mengenakan kaos lengan panjang berwarna putih menggandeng Panembahan Al Nahyan Nasution dan La Lembah Manah.
Baca Selengkapnya