Ketua IDI ajukan insentif Rp 2-3 juta ke SBY untuk dokter BPJS
Merdeka.com - Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr Zaenal Abidin mengaku lega atas kesediaan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyediakan insentif selama pelaksanaan BPJS Kesehatan. Sebab, insentif sangat diperlukan dokter dan tenaga kesehatan mengingat beban kerja yang tinggi namun imbal jasa masih sangat rendah sehingga terjadi ketidakseimbangan.
Atas alasan itu, IDI mengusulkan kepada pemerintah agar insentif yang diberikan dalam kisaran Rp 2 juta sampai Rp 3 juta. Dengan hitungan tersebut, dia berharap penghasilan dokter dapat mengalami peningkatan hingga Rp 17 juta.
"dr Fahmi (ketua BPJS Kesehatan) bahkan katakan Rp 15-21 juta. Presiden memahami itu. Kita berharap dalam waktu 3 bulan. Bahkan 3 minggu ini sebetulnya regulasi pertemuan itu harus dibuat dan kita lakukan evaluasi 3 bulan mendatang," ungkap Zaenal di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (8/1).
Tambahan tersebut, tambahnya, akan diberikan terhadap dokter maupun tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan primer. Tak hanya itu, insentif juga mencakup sektor swasta.
"Ya. Baik di puskesmas maupun swasta. Itu presiden memahami itu, karena tidak semuanya mungkin dibebankan ke RS," tandasnya.
Khusus puskesmas, dirinya mengusulkan agar insentif tersebut diberikan dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) milik pemerintah daerah. Usulan ini disepakati dengan disiapkannya aturan secara khusus.
"Setelah dilakukan pertemuan Mendagri, Menkes dan Menkokesra. Sehingga semua dana BPJS itu dialokasikan langsung ke Puskesmas dikelola Puskesmas," katanya.
Dengan diberikan insentif tersebut, dia meyakini seluruh pelayanan kesehatan dapat berjalan dengan baik sesuai dengan rencana pemerintah dalam BPJS. "Kita tidak ingin BPJS gagal karena persoalan-persoalan teknis," pungkasnya.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perjuangan Dokter Kandungan Diungkap Istri, Tetap Layani Pasien di Bandara Padahal Mau Liburan
Diungkap sang istri, dokter tersebut kedapatan tetap melayani kendati tengah berlibur.
Baca SelengkapnyaIDI: Perlu Kerja Sama Strategis Mewujudkan Pemerataan Dokter di Indonesia
IDI mengungkapkan tidak seimbangnya rasio dokter umum dan spesialis di Indonesia sangat berdampak terhadap kualitas kesehatan di setiap daerah.
Baca SelengkapnyaIndonesia Darurat Pemenuhan Dokter Spesialis, Apa Penyebabnya?
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyebutkan bahwa Indonesia membutuhkan 78.400 dokter spesialis.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Prestasi Jenderal Polri ini Tak Kaleng-kaleng, Lulus S3 Jadi Doktor Beri Pesan Isinya Wajib Diikuti Semua Polisi
Berikut isi pesan dari Jenderal Polri lulusan S3 yang wajib diikuti semua polisi.
Baca SelengkapnyaKasus Dugaan Pencabulan Istri Pasien Dinaikkan Penyidikan, Dokter MY Bakal Jadi Tersangka?
Cukup banyak alat bukti yang telah dikantongi penyidik, baik didapat dari TKP maupun serahan dari pelapor.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi Terbitkan Perpres Kenaikan Tunjangan Petugas Bawaslu: Dari Rp24.930.000 jadi Rp29.085.000
Besaran nominal tunjangan kinerja yang dibayar per bulan itu dibagi atas 17 tingkatan kelas jabatan.
Baca SelengkapnyaDokter MY yang Diduga Cabuli Istri Pasien Mangkir dari Panggilan Polisi, Pengacara: Masalah Pekerjaan
Pekerjaan itu diklaim sudah terjadwal sebelumnya sehingga tidak bisa ditinggalkan.
Baca SelengkapnyaPrabowo Janji Bangun 300 Fakultas Kedokteran, IDAI: Jangan Hanya Kejar Kuantitas Dokter tapi Kualitas Acak Kadut
Jangan sampai nanti kita ingin mengejar kuantitas, tapi kualitasnya acak kadut gitu," kata Piprim.
Baca SelengkapnyaAnies Buka Data Ketimpangan di Indonesia: 64 Persen Dokter dan 74 Persen RS Ada di Jawa-Sumatera
Berdasarkan data tersebut, membuat masyarakat di wilayah Timur Indonesia kesulitan berobat.
Baca Selengkapnya