Ketua Gereja Palembang Maafkan Pembunuh Calon Pendeta
Merdeka.com - Pembunuhan ME (24), calon pendeta yang meninggal dunia di kawasan Camp 3 Dusun Sungai Baung, Desa Bukit Batu, Kecamatan Air Sugihan, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), pada hari Selasa (26/3) menoreh luka bagi para rekan seprofesinya.
Sebelum tewas di tangan Nang (20) dan Hendrik (18), ME baru saja wisuda usai lulus di Sekolah Tinggi Teologi Injili Palembang (STIIP). Sekolah ini berada di komplek Gereja Kristen Injil Indonesia (GKII) di Jalan Urip Sumoharjo Palembang.
Ketua GKII Palembang Pendeta Trisno Kurnia mengatakan, mereka marah saat mengetahui salah satu alumni STIIP menjadi korban pembunuhan pada hari Senin (25/3).
"Secara manusiawi, kami marah dengan perbuatan yang sangat biadab ini. Tapi kami belajar memaafkan, namun hukuman harus tetap ditegakkan," ujarnya kepada Liputan6.com, sebelum Konferensi Pers di Mapolda Sumsel, Jumat (29/3).
Meskipun sudah memberikan maaf, namun dia mengharapkan kedua tersangka bisa dituntut hukuman semaksimal mungkin. Pihak GKII Palembang juga menyerahkan sepenuhnya kepada aparat hukum.
Dia pun mewakili pimpinan pusat gereja kristen, mengucapkan terima kasih kepada Polda Sumsel dan jajarannya. Karena dengan cepat mengungkap kasus pembunuhan calon pendeta tersebut.
Sosok ME sendiri di matanya, merupakan mahasiswa yang setia menjalankan tugas. Calon pendeta asal Kabupaten Nia Selatan, Sumatera Utara (Sumut) ini, tidak pernah mengeluh ditugaskan di mana saja.
"Status ME (saat terjadi pembunuhan) masih dalam rangka ikatan dinas. Itu diatur oleh pihak kampus dan gereja," ujarnya.
ME sendiri baru saja menyandang gelar Strata-1 (S1) bidang Teologi Injil pada bulan Agustus 2018. Calon pendeta ini bahkan sudah mendapatkan surat tugas selama dua tahun, untuk mengabdi sebagai pendeta di daerah.
Lady, jemaat Gereja Kristen Protestan Angkola (GKPA) Palembang juga cukup mengenal sosok ME. Calon pendeta ini dikenal sebagai pribadi yang ramah dan sangat dekat dengan jemaatnya.
"Dia sering mengajak para jemaat bernyanyi bersama. ME pernah praktek sebagai calon pendeta di GKP Palembang selama enam bulan, jadi saya benar-benar tahu dia," katanya.
Saat mendengar ME menjadi korban pembunuhan sadis, Lady langsung menangis dan tidak nafsu makan dan gelisah tidur. Dia teringat kenangan bersama calon pendeta yang diakuinya mempunyai paras cantik.
Lady juga mengenal sosok adiknya yang juga sedang mengenyam pendidikan di STIIP. Sang adik ikut mengiringi jenasah ME yang dibawa pulang ke kampung halamannya.
"Perjalanan adiknya membawa jenasah ME cukup lama. Pada hari Kamis (28/3) sekitar pukul 18.00 WIB, jenasahnya sudah sampai di Nias Selatan dan sudah dimakamkan," tutupnya.
Sumber: Liputan6.com
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Klarifikasi Kepala Puskesmas di Palembang soal Aturan Pegawai Wanita Dilarang Hamil Hingga Tahan Uang JKN
MG menyebut permasalahannya dianggap selesai karena hanya terjadi miskomunikasi.
Baca Selengkapnya5 PPK di Palembang Gelembungkan Suara Caleg, Penghitungan Suara Diambil Alih KPU
5 PPK di Palembang Gelembungkan Suara Caleg, Penghitungan Suara Diambil Alih KPU
Baca SelengkapnyaHeboh Kepala Puskesmas di Palembang Larang Anak Buah Hamil & Wajibkan Terus Kerja Tanpa Istirahat
Kepala puskesmas juga menahan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang menjadi hak pegawai.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Terbukti Pindahkan Perolehan Suara Caleg, Dua Petugas PPK di Lumajang Hanya Diberi Peringatan Keras
Dua petugas Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) di Kabupaten Lumajang terbukti memindahkan suara caleg. Mereka hanya dijatuhi sanksi peringatan keras.
Baca SelengkapnyaPengamat Soal Rencana Hak Angket Pemilu: Keliatannya Layu Sebelum Berkembang, akan Diblok Koalisi Pemerintah
"Keliatannya bisa jadi usulan hak angket ini akan layu sebelum berkembang, akan diblok, ya akan di bendung oleh kubu koalisi pemerintahan Jokowi,"
Baca SelengkapnyaMasa Tenang Pemilu, Kaesang Keliling Jakarta Turunkan Baliho PSI
PSI memastikan baliho yang diturunkan akan menjadi sampah daur ulang.
Baca SelengkapnyaLarang Pegawai Hamil, Begini Nasib Kepala Puskesmas di Palembang
Selain melarang hamil, pegawai dipaksa terus bekerja sepanjang hari kerja tanpa istirahat.
Baca SelengkapnyaKejari Serang Hentikan Penuntutan Kasus Pengembala Ternak Jadi Tersangka karena Lawan Pencuri
Kejari Serang menyatakan kasus Muhyani tidak layak untuk dilimpahkan ke pengadilan pengembala ternak itu melakukan pembelaan terpaksa.
Baca SelengkapnyaJokowi Peringatkan KPU: Keteledoran Berbahaya, Berdampak Besar pada Politik!
Jokowi meminta KPU dan para penyelenggara Pemilu memastikan tata kelola pelaksanaan Pemilu 2024 berjalan dengan baik.
Baca Selengkapnya