Ketika Pertanian Organik jadi Industri Kreatif Petani Muda
Merdeka.com - Satu ton lebih padi varietas Mentik Susu dipanen dari sawah seluas 4.200 meter persegi. Hasil panen itu peluh keringat dari sepuluh petani muda. Mereka rata-rata berusia 29 tahun.
Hampir dua tahun sudah, mereka menyewa lahan di Desa Karangpetir, Kecamatan Kalimanah, Kabupaten Purbalingga. Para petani muda itu bercocok tanam menggunakan pupuk organik dan pestisida alami. Mereka menamakan diri Harvest Mind.
Pada mulanya, para petani muda ini bertemu dalam gerakan literasi di Purbalingga yakni Perpustakaan Jalanan. Mereka kerap berdiskusi soal konflik agraria. Sebagian di antara mereka terlibat menggalang gerakan solidaritas penyelesaian konflik agraria di sejumlah daerah.
Singkat cerita, kenyataan pahit para petani dan lahan pertanian yang kerap jadi korban pembangunan mengusik lubuk hati. Persoalan-persoalan itu lantas memantik untuk berpraktik langsung menjaga dan merawat pertanian sebagai gerakan anak muda kembali pada pertanian.
"Kami memulai di tahun 2019. Belajar sedikit demi sedikit lewat jejaring petani organik," kata Niki Sulaiman Akbar pada merdeka.com, Selasa (30/6).
Niki dan teman-temannya lantas membangun kolektif bernama Harvest Mind. Bekerja sama tanpa hierarki, empat orang terlibat langsung dalam pengolahan lahan secara organik. Sedangkan, enam orang lainnya berfokus pada desain kemasan serta promosi hasil pertanian dan kampanye lingkungan.
Di tahun pertama, mereka berhasil memanen 1,5 ton padi. Di tahun kedua, hasil produktivitas turun jadi 900 kilogram (kg). Pada Mei 2020, di tengah serbuan hama wereng, mereka berhasil memanen 1,3 ton padi.
Kolaborasi dengan Komunitas Kreatif
Hasil panen itu, dipromosikan secara kreatif di media sosial dan dikemas secara menarik. Pada panen kedua semisal, Harvest Mind berkolaborasi dengan band Black Metal Bvrtan yang lirik-lirik lagunya kerap menceritakan budaya agraris, kehidupan dan penderitaan petani.
Daya jangkau konektivitas digital membuat produk Harvest Mind diminati banyak kalangan. Produk mereka menyebar ke Yogyakarta dan Jakarta.
"Kolaborasi dengan Bvrtan bentuknya desain kemasan 2 kg beras. Kami sangat terbuka untuk berkolaborasi dengan komunitas-komunitas kreatif yang memiliki kepedulian pada lingkungan dan pertanian," kata Niki.
Gerakan Harvest Mind juga berjejaring dengan Koperasi Aliansi Organik Banyumas (AOB). Lewat jejaring ini para petani organik terhimpun untuk bertukar pengetahuan, pengalaman serta barter benih.
Ketua AOB, Dirto mengatakan kehadiran Harvest Mind membawa harapan bahwa pertanian ternyata tak ditinggalkan oleh anak-anak muda. Ia bahkan takjub, para petani muda di Harvest Mind menerapkan pertanian organik. Dia kagum karena praktik pemeliharaan serta perawatan pertanian organik lebih rumit. Serta hasil panen sangat berpotensi bisa drop sampai 50%.
"Saya bangga mereka tidak nanggung. Kehadiran Harvest Mind memantik anggota kami yang rata-rata berusia di atas 45 tahun lebih semangat lagi," kata Dirto.
Manfaatkan Lini Maya
Gerakan untuk kembali bertani pada kalangan anak muda, bagi Dirto juga membuka pendekatan baru dalam penjualan hasil pertanian. Anak muda, singkatnya kata Dirto, membawa kreativitas dalam cara memasarkan produk. Mereka pandai memanfaatkan dunia maya.
Harvest Mind memang nampak memanfaatkan daya jelajah media digital sebagai jaringan serba terbuka. Menyebar luaskan gagasan untu bertani sembari berkampanye menjaga lingkungan semisal dipublikasikan lewat pembuatan podcast.
"Dengan podcast kami bisa menyebarluaskan pengalaman kami mengolah lahan ke khalayak lebih luas," kata Niki.
Media digital, sekaligus pula jadi lingkungan hidup baru publikasi produk pertanian, serta jembatan penghubung antara petani dengan para calon konsumen. Kreativitas itu, bersumber dari satu harapan, pentingnya menjaga ketahanan pangan dan mandiri secara ekonomi dengan bertani.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Inovasi Produk Pupuk Kaltim Ini Tingkatkan Produktivitas Pertanian Hingga 55 Persen
Produksi kentang di Modoinding Minahasa Selatan, mengalami kenaikan signifikan hingga 55 persen dari awalnya 9,9 ton per Hektare (Ha) menjadi 15,8 ton/Ha.
Baca SelengkapnyaPerusahaan yang Bantu Hijaukan IKN Bisa Dapat Pengurangan Pajak 200 Persen
Otorita IKN Nusantara akan membangun kawasan hijau atau lindung seluas 177 ribu hektare.
Baca SelengkapnyaPemuda 20 Tahun Ini Tak Kenal Gengsi, Lulus SMA Langsung Terjun Bisnis Bawang Goreng dan Kini Tinggal Menikmati Hasil
Adit merasa, dari pada bekerja untuk orang lain, lebih baik dia mengembangkan usaha keluarganya agar lebih sukses.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Media Sosial Mulai Hangat Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kapolri
Jenderal Bintang Empat tersebut pun mewanti-wanti pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian selama proses pemilu.
Baca SelengkapnyaMahasiswa Nekat Bikin Usaha Jamur, Modal Rp100.00 Kini Raup Omzet Rp40 Juta Sekali Panen
Usahanya membuka peluang lapangan pekerjaan baru bagi teman-teman ataupun lingkungan sekitar.
Baca SelengkapnyaHanya Lulusan SD, Pria ini Justru Jadi Pengusaha Otomotif Mendunia
Kerja keras sangat dibutuhkan seseorang untuk menjadi sukses.
Baca SelengkapnyaKalung Produksi Nasabah PNM Mekaar Bandung Dijadikan Hadiah Jokowi untuk Iriana
Jokowi juga memuji Kabupaten Bandung yang memiliki banyak produk lokal dan variasi kulinernya.
Baca SelengkapnyaMelihat Produksi Kerajinan Aksesoris Pengantin di Bantul, Omzet Mencapai Puluhan Juta Rupiah Per Bulan
Usaha yang telah dirintis sejak tahun 2009 lalu kini berkembang dan bisa mempekerjakan 10 orang karyawan
Baca SelengkapnyaGibran sebut Bandung Kerap Dijadikan Percontohan Menjalankan Program Pemerintah Kota Solo
Gibran menilai banyak potensi yang ada di daerah berjuluk Parijs van Java tersebut bisa ditingkatkan dalam skala yang lebih luas.
Baca Selengkapnya