Keraton Yogyakarta inventarisasi masjid dan petilasan di luar DIY
Merdeka.com - Wakil Pengageng Tepas Tondo Yekti, KPH Yuda Hadiningrat, mengatakan bahwa Keraton Yogyakarta telah melakukan inventarisasi bangunan Petilasan dan Masjid yang berada dalam wilayah kekuasaan Keraton. Wilayah kekuasaan yang dimaksud mengacu dalam kekuasaan Keraton sebelum adanya perjanjian Giyanti pada Febuari 1755.
"Aset itu bukan hanya ada di DIY. Ada 13 wilayah yang menjadi cakupan Keraton Ngayogyokarta Hadiningrat, yaitu Madiun, Magetan, Caruban, Pacitan, Kertosono, Kalangbret, Ngawen, Selo, Kuwu, Grobokan, Bojonegoro, Tulung Agung, dan Mojokerto," ujar KPH Yuda Hadiningrat saat jumpa pers, di Keraton Kilen Yogyakarta, Selasa (5/7).
KPH Yuda Hadiningrat, menyebutkan bahwa sampai saat ini terdapat 40 masjid yang termasuk milik Sultan HB X. Pihak Pengageng Tepas Tondo Yekti selanjutnya akan memasang patok yang berisi pernyataan bahwa bangunan tersebut milik Keraton Yogyakarta.
"Yang terdata itu ada 40 masjid milik Kagungan Ndalem. Kita akan memasang patok-patok bertuliskan bangunan milik Keraton Yogyakarta atau milik Mataram Kota Gede," ujar KPH Yuda Hadiningrat.
Menurutnya, bangunan petilasan dan masjid yang tersebar di beberapa wilayah tersebut hingga kini masih dijaga oleh abdi dalem. Ada sekitar 300 abdi dalem yang tersebar di wilayah tersebut. "Sampai sekarang ini masih ada abdi dalem Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat yang bertugas di wilayah-wilayah itu".
Beberapa contoh bangunan petilasan tersebut antara lain masjid Patok Negoro dan petilasan semedi yang ada di Wonogiri. "Misalkan seperti di Gilang Harjo yang dulu untuk semedinya Panembahan Senopati. Terus ada pula di Wonogiri yang dulu tempat semedi baik Panembahan Senopati, Sultan Agung, Sultan Hamengkubuwono yang pertama. Di sana ada batu yang bentuknya mirip payung."
Ketua Pengageng Tepas Tondo Yekti, Gusti Kanjeng Ratu Hayu, mengatakan inventarisasi bangunan petilasan dan masjid itu berfungsi untuk menggali sejarah. Putri dari Sultan HB X itu menjelaskan kedepannya informasi akan sejarah tersebut akan dikumpulkan dan dipublikasi ke masyarakat umum.
"Tujuannya mengumpulkan dan menyusun informasi dari petilasan dan masjid yang ada di wilayah Keraton tadi. Masjid-masjid dan petilasan itukan memiliki sejarah panjang," ujar Gusti Kanjeng Ratu Hayu.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jadi yang Tertua di Sukoharjo, Ini Sejarah Masjid Agung Jatisobo
Masjid itu punya kemiripan dengan masjid agung Keraton Surakarta.
Baca SelengkapnyaPotret Masjid Agung Bangkalan, Masjid Pertama yang Didirikan Sultan Keraton untuk Masyarakat
Pada awal pendiriannya, masjid ini hanya diperuntukkan keluarga keraton.
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap Isi Pembicaraan dengan Sri Sultan HB X
Pertemuan tertutup tersebut dilakukan di Keraton Klien Yogyakarta, pada Minggu (28/1).
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Istana Buka Suara soal Jokowi Minta Sultan HB X Jembatani Pertemuan dengan Megawati
Pertemuan antara Presiden Jokowi dan Gubernur DIY Sri Sultan HB X dilakukan di Keraton Kilen, Keraton Yogyakarta beberapa waktu lalu.
Baca SelengkapnyaIstana soal Jokowi Gowes Bareng AHY dan Temui Sri Sultan HB X: Biasa Presiden Bertemu Tokoh Politik
Jokowi bersepeda bersama AHY di Yogyakarta, Minggu (28/1), sambil menyapa masyarakat.
Baca SelengkapnyaDikabarkan Minta Sultan HB X Jembatani Pertemuan dengan Megawati, Begini Jawaban Jokowi
Pertemuan antara Presiden Jokowi dan Gubernur DIY Sri Sultan HB X dilakukan di Keraton Kilen, Keraton Yogyakarta beberapa waktu lalu
Baca SelengkapnyaSitus Tersembunyi Ini Jadi Tempat Deklarasi Berdirinya Kasultanan Yogyakarta Hadiningrat, Begini Sejarahnya
Situs itu dulunya menjadi tempat peristirahatan kuda yang dibangun Susuhunan Pakubuwono II
Baca SelengkapnyaMenilik Nuansa Klasik Masjid Cipto Mulyo Boyolali, Peninggalan Pakubuwono X yang Kini Telah Berusia Satu Abad
Meski sudah mengalami beberapa kali renovasi, namun bentuk masjidnya masih asli seperti saat awal dibangun.
Baca SelengkapnyaKisah Unik Masjid Mungsolkanas, Tertua di Bandung dan Namanya Pakai Bahasa Sunda
Masjid unik ini gunakan nama bahasa Sunda bukan Arab. Ini fakta di baliknya.
Baca Selengkapnya