Keraton Yogya Mulai Prosesi Pembuatan Gunungan Gerebeg Maulid
Merdeka.com - Keraton Yogyakarta memulai prosesi pembuatan gunungan untuk Garebeg Maulid. Prosesi ini diawali dengan menggelar Hajad Dalem Numplak Wajik yang dilakukan di Panti Pareden Kemagangan, Kamis (7/11).
Dipimpin putri Raja Keraton Yogyakarta, GKR Hayu, prosesi numplak wajik ini ini menandai pembuatan gunungan wadon yang akan dibagikan di Garebeg Maulid pada Minggu (10/11). Prosesi numplak wajik ini sebelumnya diawali dengan pembuatan kerangka gunungan oleh abdi dalem konco abang.
Usai kerangka gunungan jadi, prosesi numplak wajik pun dimulai. Numplak wajik ini menjadi dasaran bagi gunungan yang akan dibuat. Setelahnya gunungan wadon inipun akan dihias oleh abdi dalem perempuan yang berusia sepuh.
Abdi dalem KHP Widya Budaya, KRT Rinta Iswara mengatakan tradisi numplak wajik ini selalu berlangsung sebelum gunungan dibuat. Numplak wajik, sambung Rinta Iswara, menjadi penanda awal pembuatan gunungan.
Rinta Iswara menerangkan saat prosesi numplak wajik dilakukan dengan iringan suara gejog lesung yang dipukul berirama. Irama gejog lesung ini dimainkan oleh abdi dalem Keparak.
"Prosesi ini adalah menumpahkan wajik di badan bakal calon gunungan putri yang akan dibagikan saat Garebeg Mulud pada Minggu (10/11). Numplak wajik memang selalu berlangsung tiga hari sebelum Garebeg Mulud 1953 Be," jelas Rinto Iswara.
Ada 5 Jenis Gunungan di Keraton
Rinto menjelaskan dalam setiap pembuatan gunungan, gunungan wadon selalu dibuat pertama kali. Setelahnya barulah disusul dengan pembuatan gunungan-gunungan lainnya.
"Dalam setiap prosesi membuat gunungan, gunungan wadon memang selalu yang pertama. Kalau di Keraton ada lima gunungan. Selain gunungan wadon ada gunungan kakung, gunungan pawuhan, gunungan dharat dan gunungan gepak. Gunungan-gunungan itu dibuat setelah gunungan wadon," jelas Rinto Iswara.
Rinto menerangkan untuk upacara Garebeg Mulud tahun ini, Keraton Yogyakarta akan membuat tujuh buah gunungan. Nantinya gunungan-gunungan ini akan dibagikan di tiga tempat.
Ketiga tempat itu adalah Masjid Gede Kauman, Kadipaten Pakualam dan Kantor Kepatihan (Kantor Gubernur DIY). Sebelum dibagikan, ketujuh gunungan terlebih dulu didoakan di Masjid Gede Kauman.
"Semua gunungan akan dibawa ke Masjid Gede Kauman untuk didoakan dulu. Lalu ada yang dibagi ke masjid (Masjid Gede Kauman), kantor Kepatihan dan Pakualaman. Pembagian gunungan ini adalah wujud rasa syukur dan pemberian raja kepada warganya," tutup Rinta Iswara.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dapat Dukungan dari Pesilat, Ganjar Tekankan Pentingnya Membangung Seni dan Kebudayaan
Ganjar pun membayangkan jika beragam seni dan budaya di Indonesia dapat dikemas lewat pertunjukan yang menarik.
Baca SelengkapnyaSelesai 45 Hari, Pembangunan Jembatan Gunung Puyuh di Tol Cisumdawu Masuk Rekor MURI
Penghargaan ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi industri konstruksi untuk menghasilkan proyek-proyek inovatif.
Baca SelengkapnyaWarga Jakarta Mulai Padati Kawasan Bundaran HI jelang Perayaan Tahun Baru
Pemprov DKI Jakarta bakal menggelar perayaan malam tahun baru menuju 2024 di kawasan Bundaran HI
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pengendara Wajib Tahu! Km 149 Tol Padaleunyi Ditutup Sementara Malam Ini
Penutupan dilakukan dampak pekerjaan perbaikan jembatan pada akses keluar/masuk km 149 Jalan Tol Padaleunyi
Baca SelengkapnyaIni Rincian "Malam Muda Mudi" pada Perayaan Tahun Baru 2024 di Jakarta
Pemprov DKI Jakarta kembali menggelar "Malam Muda Mudi" untuk menyambut pergantian tahun dari 2023 ke 2024. Kali ini kegiatan itu dibagi dalam enam segmen.
Baca SelengkapnyaSederet Kegiatan Warga Jateng Sambut Bulan Ramadan, Berebut Gunungan hingga Nikah Massal
Ada banyak cara yang dilakukan warga Jateng dalam menyambut datangnya Bulan Suci Ramadan
Baca SelengkapnyaKegiatan Ganjar Besok: Lari Pagi, Mencoblos Lalu Terbang ke Jakarta Bertemu Megawati
Pertemuan itu rencananya bakal dilaksanakan siang hari di kediaman Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) tersebut.
Baca SelengkapnyaMalam Tahun Baru, Jalur Puncak Ditutup Sejak 31 Desember hingga 1 Januari 2024
Mulai pukul 18.00 sampai 06.00 WIB dan arus kendaraan akan dialihkan ke jalur alternatif Jonggol dan Sukabumi.
Baca SelengkapnyaKetua TPN: Mubeng Beteng, Simbol Pesta Rakyat dan Dukungan Ganjar-Mahfud
Gerak jalan yang dilangsungkan di lokasi sakral Alun-Alun Yogyakarta
Baca Selengkapnya