Kendala data, hak korban bom Bali belum terpenuhi
Merdeka.com - Sulitnya memenuhi kebutuhan hak para korban bom Bali, dinilai pihak Lembaga Perlindungan Korban dan Saksi (LPSK) lantaran tidak adanya data perindividu dari para korban.
Pemenuhan hak itu, kata dia, di antaranya adalah bantuan medis, psikologis, ekonomi, lapangan pekerjaan serta beberapa hak dasar lainnya.
"Ini yang terabaikan. Keluhan mereka pasca peristiwa itu mengalami kesulitan hidup," papar Ketua Lembaga Perlindungan Korban dan Saksi (LPSK) Abdul Haris Semendawai, Kamis (4/6) di Kuta, Bali.
Lanjutnya, bahwa para korban terorisme bom Bali I dan II melapor kepada institusinya meminta pemenuhan perlindungan hak.
"Jumlah mereka ada sekitar 400-an orang. Mereka korban terorisme bom Bali I dan II yang haknya belum terpenuhi," kata Haris di sela rapat koordinasi lintas instansi mengenai pemenuhan hak korban di Kuta.
Haris mengatakan, para korban itu, masih merasakan dampak peristiwa nahas itu hingga kini.
"Dampaknya masih mereka rasakan sampai sekarang, masih menderita," ungkap dia.
LPSK tengah mengadvokasi mereka agar mendapatkan pemenuhan hak melalui bantuan-bantuan pemerintah.
"Sedang kita perjuangkan dengan instansi terkait. Kita berharap agar ketentuan UU itu dapat dilaksanakan, mereka memperoleh kompensasi. Karena meski sudah diatur dalam UU, dalam pelaksanaannya masih kesulitan direalisasikan," katanya.
Sementara itu, Wakil Ketua LPSK, Hasto Atmojo Suroyo menuturkan kesulitan yang dialami lembaganya dalam mengadvokasi hak-hak korban bom Bali.
"Kesulitan kami selain turunan UU belum ada, secara teknis ada yang menyulitkan ke depannya," paparnya.
Pertama, kata dia, di antara para korban ada friksi, ada pengelompokkan yang berbeda kepentingan.
"Ini menambah beban kami dalam melayani," ulas Hasto.
Kedua, karena data individu korban bom Bali tidak ada yang mencatat, maka hal itu menyulitkan bagi LPSK untuk mengidentifikasi mereka. Katanya, Polisi, rumah sakit, putusan pengadilan juga tidak ada yang mencatat.
"Keterangan bahwa mereka korban terorisme akan disandarkan pada apa. Jumlahnya banyak tapi tidak ketahuan persis siapa saja itu, akan menyulitkan buat LPSK," ungkapnya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut, data petugas pemilu 2024 yang meninggal tahun ini turun jauh ketimbang tahun 2019.
Baca SelengkapnyaAda pun lini bisnis yang terdampak kenaikan pajak hiburan antara lain karaoke, kelab malam hingga spa.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menyampaikan kenaikan jumlah penerima bantuan untuk alokasi mulai awal tahun 2024 sebesar 8% dari data penerima sebelumnya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Keberhasilan Bulog menyalurkan Bantuan Pangan Beras pada tahun 2023 kembali dilanjutkan dengan penyaluran program yang sama untuk tahun 2024.
Baca SelengkapnyaKecelakaan didominasi‘adu banteng’ sisi depan kendaraan yang saling bertabrakan.
Baca SelengkapnyaMenurut Muhaimin, pembentukan Daerah Otonomi Baru (DOB) Bogor Barat dan Bogor Timur, merupakan salah satu cara untuk pemerataan pembangunan.
Baca SelengkapnyaGanjar menyebut, dirinya hanya membutuhkan jawaban.
Baca SelengkapnyaBawa Data Kinerja Pertahanan Turun, Ganjar Kritik Prabowo: Kalau Staf Bapak Mau Membantu, Silakan Naik ke Atas
Baca SelengkapnyaHadapi lonjakan pemudik, Pelindo siapkan sarana dan prasarana di pelabuhan Ciwandan sebagai alternatif pelabuhan Merak, Banten.
Baca Selengkapnya