Kenapa KKB Papua Selalu Serang Tukang Ojek?
Merdeka.com - Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) kerap kali menyasar tukang ojek sebagai korban aksi terornya. Mereka selalu mengklaim bahwa tukang ojek tersebut merupakan intel.
Teranyar, KKB kembali menembak tukang ojek di wilayah Puncak, tepatnya di pertigaan jalan Kimak, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Rabu (22/3) sekitar pukul 09.20 WIT. Korban bernama Irwan. Berprofesi sebagai tukang ojek.
Pada 5 Desember 2022 lalu, KKB juga membunuh dua tukang ojek yang mangkal di pangkalan Kali Digoel, Distrik Oksem, Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua Pegunungan.
Ada Distrust
Pengamat Militer, Khairul Fahmi, mengatakan, yang dilakukan KKB sebagai bentuk teror menunjukkan kehadiran mereka di tengah masyarakat. Selain itu, profesi tukang ojek dianggap sebagai intel atau mata-mata.
"Kenapa banyak tukang ojek ini berkaitan dengan persepsi bahwa tukang ojek itu salah satu profesi sering yang dipakai aparat intelijen untuk menyamar menjadi mata-mata," katanya kepada merdeka.com, Rabu (22/3).
Meskipun, katanya, sebagai mata-mata itu tidak dapat dibuktikan. Sehingga timbul adanya distrust atau ketidakpercayaan kedua belah pihak.
"Bahkan aparat intelijen yang sedang menyamar tapi itu susah dipercaya oleh KKB. Karena mereka ini juga takut sama-sama punya problem distrust. Punya problem ketidakpercayaan satu sama yang lain. Tukang ojek ini bukan aparat. Tapi KKB menuding mereka aparat, ini dampak dari penyamaran-penyamaran sering memakai profesi-profesi yang berinteraksi langsung dengan masyarakat," ujar Fahmi.
Dampak distrust juga, ujar Fahmi, ada kecurigaan dari KKB bahwa tukang ojek yang biasa mangkal tersebut adalah intelijen. Sehingga selalu menjadi sasaran KKB.
Sehingga, katanya, stigma itu terbentuk kedua belah pihak yang akhirnya merugikan masyarakat.
"Mereka nuudingnya begitu, padahal belum tentu juga. Tapi berarti profesi tukang ojek ini sering digunakan untuk nyamar," ujarnya.
Lebih lanjut, Fahmi berharap, agar aparat keamanan lebih dapat melindungi masyarakat. Dalam hal ini, menggunakan penyamaran yang tidak membuat masyarakat rugi. Bahkan menjadi korban keganasan KKB.
"Karena di Papua akses jalan masih jelek, akses transportasi paling banyak dimanfaatkan masyarakat ojek kan, jadi ya itu. Jadi profesi ojek dirugikan oleh kecurigaan KKB dan seringnya aparat kita menggunakan profesi tukang ojek untuk menyamar," tutur Fahmi.
Sebelumnya, Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) diduga kembali melakukan penembakan terhadap masyarakat sipil. Kali ini, korban penembakan KKB bernama Irwan yang berprofesi sebagai tukang ojek.
Kabid Humas Polda Papua, Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo mengatakan, kejadian ini terjadi di wilayah Puncak, tepatnya di pertigaan jalan Kimak, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Rabu (22/3) sekitar pukul 09.20 WIT.
Dia menjelaskan, kejadian ini berawal dari saksi yang melihat korban sedang mengantarkan pelaku ke pertigaan jalan Kimak (batas jalan aspal). Kemudian, korban menunggu pelaku untuk membayar ongkosnya tersebut.
"Tiba-tiba, pelaku langsung mengeluarkan senjata api laras pendek jenis FN berwarna hitam dan menembak korban dari arah belakang korban sebanyak satu kali," katanya dalam keterangannya, Rabu (22/3).
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Otak Pungli di Rutan KPK Diperiksa Sebagai Saksi, Ini yang Bakal Didalami Penyidik
Hengki merupakan ASN yang saat ini bertugas di Pemprov DKI Jakarta. Pada jabatan sebelumnya di KPK, ia bertugas sebagai Keamanan Ketertiban di Rutan KPK.
Baca SelengkapnyaAnggota KKB yang Merampas Senjata Api di Papua Tengah Akhirnya Diringkus Polisi
Jukius Tabuni terlibat dalam peristiwa perampasan senjata api anggota Pospol KP3 Udara Polres Puncak pada 1 Februari 2024
Baca SelengkapnyaKPK Tetapkan Kepala BPPD Sidoarjo Jadi Tersangka Korupsi Pemotongan Insentif Pegawai
AS ditahan 20 hari pertama terhitung tanggal 23 Februari 2024 sampai dengan 13 Maret 2024 di Rutan KPK.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Polisi Belum Kembalikan Berkas Perkara Firli, Begini Respons Kejati
Kejati DKI Jakarta memastikan tidak ada konsekuensi apapun, jika polisi belum selesai melengkapi petunjuk JPU meski melewati tenggat waktu.
Baca SelengkapnyaJokowi Peringatkan KPU: Keteledoran Berbahaya, Berdampak Besar pada Politik!
Jokowi meminta KPU dan para penyelenggara Pemilu memastikan tata kelola pelaksanaan Pemilu 2024 berjalan dengan baik.
Baca SelengkapnyaGubernur Maluku Utara Terjaring OTT, Jokowi Minta Hormati Proses Hukum KPK
Jokowi meminta semua pihak menghormati proses hukum di KPK.
Baca SelengkapnyaJenderal Bintang Tiga Ini Ungkap Sosok Sersan Asal Papua yang Berani Bentak Dirinya
Cerita Prabowo Subianto saat masih menjadi Danjen Kopassus dan memimpin operasi penting di Papua.
Baca SelengkapnyaKKB Gali Lubang Putus Jalan Trans Papua Sugapa Titigi di Intan Jaya, Begini Penampakannya
Aksi KKB mengakibatkan aktivitas masyarakat terganggu.
Baca SelengkapnyaKPK Dikabarkan Operasi Tangkap Tangan di Sidoarjo, Sejumlah ASN Diamankan
Walaupun sudah mengamankan sejumlah pihak, namun belum ada keterangan dari KPK.
Baca Selengkapnya