Kementan Targetkan Produksi Jagung Petani Gorontalo 1,7 Juta Ton di 2019
Merdeka.com - Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan ekspor jagung lebih besar tahun ini dari sentra-sentra jagung nasional, terutama dari Provinsi Gorontalo. Oleh karena itu, Menteri Pertanian akan memaksimalkan program dan bantuan untuk meningkatkan produksi dan ekspor dari provinsi yang berjuluk serambi madinah itu.
"Produksi jagung dari petani jagung Gorontalo terbukti meningkat tajam dari yang tadinya hanya 692 ribu ton di 2016, menjadi 1,5 juta ton di 2018. Bahkan dari total ekspor jagung 380 ribu ton di 2018, 113 ribu tonnya adalah hasil produksi petani Gorontalo. Angka ini lebih besar dari target awal yang hanya 58 ribu ton," kata Amran saat meninjau kesiapan lokasi panen raya jagung di Gorontalo yang rencananya akan dihadiri oleh Presiden Joko Widodo pada Jumat (1/3) besok.
Amran bahkan optimis, dengan program Kementan dan kerja keras pemerintah daerah bersama petani produksi jagung Gorontalo bisa menghasilkan 1,7 juta ton di 2019. Target ekspor jagung dari Gorontalo pun diupayakan bisa tembus 150 ribu ton, dari target ekspor nasional yang totalnya 500 ribu ton.
Secara nasional, Amran meyakinkan bahwa produksi petani jagung nasional sudah mampu meningkat, sehingga bisa menekan impor jagung yang pada 2014 mencapai 3,25 juta ton senilai Rp.10 triliun. Bahkan sudah mampu ekspor signifikan di 2018.
Keberhasilan tersebut, jelas Amran, merupakan hasil dari sejumlah kebijakan yang tepat. Diantaranya program intensifikasi dan ekstensifikasi lahan, modernisasi pertanian melalui bantuan alat mesin pertanian (alsintan), serta regulasi yang menguntungkan petani.
"Intensifikasi lahan dilakukan untuk upaya peningkatan produktivitas di lahan yang sudah ada, seperti pembagian benih unggul dan pupuk gratis. Sementara ekstensifikasi berarti perluasan lahan tanam baru," terang Amran. "Kita juga dorong petani menggunakan alsintan, sehingga bisa menghemat waktu, tenaga dan biaya," tambahnya.
Sinergi dan Kebijakan Berdampak
Dari sisi regulasi, Amran menyatakan setidaknya ada dua hal yang sudah dilakukan dan cukup berdampak besar bagi petani, yakni: pengadaan benih, pupuk, pestisida, dan alsintan yang lebih sesuai dengan periode tanam petani, dan penetapan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) agar harga jagung menguntungkan bagi petani.
Pada kesempatan yang sama, Gubernur Gorontalo Rusli Habibi menyatakan hal senada. Menurutnya selama ini kekhawatiran petani jagung adalah ketersediaan benih yang sering terlambat karena proses lelang, bahkan ia menyampaikan pernah ada masa dimana petani tidak bisa menanam jagung karena proses lelang pengadaan benih yang gagal.
"Petani Gorontalo bisa produksi sesuai, bahkan melebihi target Mentan karena aturan pengadaan tidak lagi lewat lelang, tapi lewat e-catalog, sehingga syarat pengadaan benih unggul bisa tepat waktu, tepat volume, dan tepat sasaran," ujar Rusli. "Bahkan bisa diupayakan pada saat oleh tanam, benih sudah tersedia dan bisa dibagikan," sambungnya.
Begitu juga dengan, aturan pemerintah pusat yang sangat responsif dalam mengantisipasi harga terutama saat panen. Hasil kebijakan menetapkan bahwa HPP dipatok minimal Rp 3.150/kg untuk kadar air 17 persen, sehingga menjadi insentif untuk petani untuk mau berproduksi.
"Sebelum Pemerintah Jokowi-JK, harga jagung tidak pasti. Jika panen, harganya hanya Rp 800/kg, paling tinggi Rp 1.500/kg. Petani jadi tidak berdaya, dan patah hati untuk menanam," ungkap Rusli.
Rusli mengapresiasi program pemerintah melalui Kementan, dan optimis petaninya bisa mencapai target yang ditetapkan. Apalagi target peningkatan produksi dan ekspor selalu bisa dilampaui setiap tahunnya. Ia juga berharap, program jagung di Gorontalo terus dikembangkan sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan penduduk yang 65 persen mengandalkan sektor pertanian ini.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terungkap, Ini Alasan Pemerintah Setop Impor Jagung untuk Pakan Ternak
Arief menekankan bahwa prioritas utama pemerintah adalah mengutamakan produksi dalam negeri, terutama menjelang panen raya jagung.
Baca SelengkapnyaKinerja ESG, Dekarbonisasi Pertamina Lampaui Target 124%
Pada tahun 2023, Pertamina berhasil melakukan dekarbonisasi sebesar 1,13 juta ton C02e dari target 910 ribu ton C02e.
Baca SelengkapnyaIni Deretan Target Golkar dalam Pemilu 2024, Salah Satunya Kuasai Jabar
Menurut Airlangga, pihaknya melihat tren positif di berbagai wilayah Indonesia untuk Partai Golkar.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kejar Target Produksi Minyak, Pertamina EP Temukan 2 Sumber Migas Baru
Pertamina EP temukan 2 sumber migas baru di Provinsi Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaPenerimaan Bea Cukai 2023 Tak Capai Target Gara-Gara Cukai Rokok Naik 10 Persen
"Ini menyebabkan produksi rokok mengalami penurunan terutama golongan 1 yaitu produsen terbesarnya," ucap Sri Mulyani.
Baca SelengkapnyaMasyarakat Diimbau Tak Panik, Jangan Borong Beras di Pasaran
Per 19 Februari, stok beras secara nasional yang dikelola oleh Bulog total ada 1,4 juta ton.
Baca SelengkapnyaAjengan Se-Cirebon Dukung Prabowo-Gibran, Tingkatkan Elektoral Target 60 Persen di Jabar
Bergabungnya para tokoh ini akan membawa dampak besar untuk meningkatkan elektoral.
Baca SelengkapnyaPria ini Kena Tipu Ratusan Juta Malah Tambah Sukses, Padahal Cuma Jualan Bawang Goreng
Sempat ditipu hingga ratusan juta, pengusaha bawang goreng satu ini justru makin sukses dengan penghasilan mencapai ratusan juta.
Baca SelengkapnyaTerungkap, Ini Alasan Menteri Trenggono Tahan Ekspor Pasir Laut Indonesia
Aturan turunan ekspor pasir laut masih digodok karena melibatkan banyaknya tim kajian.
Baca Selengkapnya