Kemenkes: Pasien Covid-19 Varian Kraken Sudah Sembuh

Kamis, 26 Januari 2023 16:24 Reporter : Supriatin
Kemenkes: Pasien Covid-19 Varian Kraken Sudah Sembuh Juru bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi. ©2021 Merdeka.com

Merdeka.com - Kementerian Kesehatan memastikan pasien yang terjangkit Covid-19 varian Kraken atau XBB 1.5 sudah sembuh. Pasien dinyatakan sembuh setelah menjalani isolasi selama delapan hari.

“Sudah sembuh. Setelah isoman (isolasi mandiri) 8 hari sudah negatif,” kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi, Kamis (26/1).

Nadia mengungkapkan, Kemenkes sudah melakukan penelusuran atau tracing terhadap tiga orang yang melakukan kontak dengan pasien. Hasilnya, seluruh kontak tracing negatif Covid-19.

“Semua negatif. Tiga orang itu rinciannya satu di DKI, dua di Kaltim,” jelasnya.

Nadia menambahkan, selama terjangkit Covid-19 varian Kraken, pasien mengalami gejala ringan berupa batuk. Pasien merupakan warga negara asing (WNA) dari Polandia.

2 dari 3 halaman

Kronologi Covid-19 Kraken Masuk RI

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkap kronologi varian Kraken masuk ke Tanah Air. Dia menyebut, pasien masuk ke Indonesia lewat Jakarta pada 6 Januari 2023.

“Kemudian dia ke Balikpapan tanggal 7 Januari,” jelas Budi di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (25/1).

Setelah tiba di Balikpapan, pasien menjalani tes rapid antigen. Hasilnya negatif Covid-19. Pada 11 Januari 2023, pasien melakukan tes PCR sebagai syarat untuk menumpangi kapal.

“Hasilnya positif (Covid-19),” imbuh Budi.

Hasil tes PCR tersebut dilanjutkan dengan pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS). Hasil tes WGS menunjukkan, pasien terpapar varian Kraken.

“Yang bersangkutan sudah sempat travel di beberapa tempat, hasilnya saya tahu di WGS ketemu XBB 1.5,” jelas Budi.

3 dari 3 halaman

Karakteristik dan Bahaya Covid-19 Kraken

Epidemiolog dari Centre for Environmental and Population Health Griffith University Australia, Dicky Budiman mengungkapkan varian XBB 1.5 merupakan hasil perkawinan BA.2 10.1 dan BA.75. Varian ini pertama kali ditemukan di New York Amerika Serikat.

Menurut Dicky, karakteristik Kraken berbeda dengan varian sebelumnya. Dia memiliki banyak mutasi pada spike protein yang mempengaruhi kecepatan dalam menginfeksi.

“Dikatakan dalam data epidemiologi Amerika Serikat, XBB 1.5 ini 12 persen lebih cepat pertumbuhan kasusnya dibandingkan subvarian sebelumnya. Ini membuktikan betapa efektifnya dia dalam menginfeksi,” jelas Dicky saat dihubungi merdeka.com, Kamis (26/1).

Sementara untuk gejala yang ditimbulkan Covid-19 Kraken tak jauh berbeda dengan varian lain. Seperti demam tinggi, batuk, hilang kemampuan penciuman, napas pendek, hingga nyeri tenggorokan.

Dicky menyebut, Covid-19 varian Kraken bisa menginfeksi penyintas Covid-19. Varian ini bisa menyebabkan sakit parah bahkan kematian bagi kelompok rentan yang belum memiliki imunitas lewat vaksinasi. Kelompok rentan tersebut seperti masyarakat lanjut usia, pengidap komorbid, anak-anak, hingga ibu hamil.

Selain memicu sakit parah, Kraken bisa memicu adanya long Covid-19. Long Covid-19 dimaknai sebagai kondisi pasien yang mengalami gejala jangka panjang meskipun sudah sembuh.

“Risikonya (long Covid-19) bisa berbulan-bulan. Bahkan menimbulkan penyakit lama semakin berat seperti hipertensi, diabetes, penyakit dan keluhan lain. Ini yang harus dihindari,” jelasnya.

Menurut Dicky, pencegahan terhadap Covid-19 Kraken sama seperti varian sebelumnya. Caranya menerapkan protokol kesehatan menggunakan masker dan melengkapi vaksinasi booster.

“Sehingga upayanya tetap vaksinasi booster, pakai masker,” katanya.

Baca juga:
Kronologi Covid-19 Varian Kraken, Cicit dari Omicron Terdeteksi di Indonesia
Antisipasi Pandemi, Menkes Singgung Film Serial 'The Last of Us'
Kenali Karakteristik, Gejala dan Bahaya Covid-19 Varian Kraken
Pasien Covid-19 Kraken Ditemukan di Balikpapan, Pernah Bepergian ke Jakarta

Komentar Pembaca

Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami

Be Smart, Read More

Indeks Berita Hari Ini

Opini