Kemenkes: Harusnya orangtua bayi Naila bawa ke unit darurat

Merdeka.com - Kementerian Kesehatan angkat bicara soal kasus Naila, bayi yang mengembuskan napas terakhir di ruang tunggu di Rumah Sakit Umum (RSU) Lasinrang, Pinrang, Sulawesi Selatan. Mereka membantah telah dengan sengaja menelantarkan bayi berumur dua bulan sepuluh hari itu.
Dirjen Bina Usaha Kesehatan (BUK) Kemenkes, dr Akmal Taher, menjelaskan kronologi kejadian berdasarkan informasi yang didapat dari Dinas Kesehatan dan pihak rumah sakit setempat.
"Bayi Naila yang mengidap infeksi paru-paru itu dikirim dari Puskesmas. Dari puskesmas sebenarnya sudah memberikan satu ambulans. Tapi orang tuanya memilih naik mobil pribadi," terang Akmal kepada merdeka.com, Sabtu (2/11).
"Padahal kalau sampai dirujuk dan diberikan ambulans-kan artinya pihak puskesmas memang sudah tak bisa menangani dan dalam keadaan gawat," tambahnya.
Setibanya di rumah sakit, Mustari, ayah Naila, malah membawa putrinya itu ke Poli Anak dan ikut mengantre di loket pengambilan nomor. Selain itu, dari penjelasan pihak rumah sakit setempat, Mustari tidak menunjukkan langsung seperti apa kondisi Naila saat itu.
"Sampai di rumah sakit kalau dia datang ke loket dan ceritain kondisi anaknya, pasti dialihkan ke unit gawat darurat. Selain itu, si anak posisinya jauh sehingga tidak kelihatan petugas," jelas Akmal.
Tapi karena Mustari terus mendesak, lanjut Akmal, barulah dibawa ke Instalasi Gawat Darurat. "Saat hendak diperiksa dokter diketahui Naila sudah meninggal," jelasnya.
Akmal menyayangkan langkah Mustari yang membawa putrinya ke Poli Anak. "Kalau diurut-urut, harusnya kan kalau tahu anaknya sesak gitu langsung dibawa ke IGD bukan ke loket, tapi ya kadang orangtua kan memang nggak tahu seberapa gawatnya anak dan jangan bayangkan juga orang rumah sakit tahu semua kondisi anak."
"Jadi nggak mungkinlah ada yang sejahat itu sengaja menelantarkan pasien yang butuh pertolongan. Ini cuma miskomunikasi saja," pungkas Akmal.
Sebelumnya, bayi Naila yang dipangku ibunya mengembuskan napas terakhir karena tak segera mendapat pertolongan dari pihak rumah sakit. Mustari, ayah Naila, malah diminta mengambil nomor antrean meskipun sudah bercerita kondisi anaknya yang kritis.
Saat itu, Naila mendapat antrean nomor 115 sedangkan pasien yang dipanggil baru nomor 95.
Mustari coba kembali mendatangi loket untuk mendapatkan prioritas tapi malah ditanya berbagai surat miskin. Hingga akhirnya tepat pukul 10 lebih, Naila tak lagi bernyawa.
"Ya kan mau apa lagi, dia sudah meninggal," ucap Mustari, lirih.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Bertemu Alex Tirta Saat Pemeriksaan di Bareskrim, Firli Bahuri: Kita Saling Pandang
Bertemu Alex Tirta Saat Pemeriksaan di Bareskrim, Firli Bahuri: Kita Saling Pandang
Baca Selengkapnya

Ada Jenderal Bintang Satu Diperiksa Bareng Bos Alexis & Firli Bahuri, Ini Sosoknya
Ada Jenderal Bintang Satu Diperiksa Bareng Bos Alexis & Firli Bahuri, Ini Sosoknya
Baca Selengkapnya

Ini Alasan Polisi Tak Langsung Jebloskan Firli Bahuri ke Penjara
Ini Alasan Polisi Tak Langsung Jebloskan Firli Bahuri ke Penjara
Baca Selengkapnya

Firli Usai Diperiksa sebagai Tersangka: Memberantas Korupsi Tidak Mudah, Jiwa raga Dikorbankan
Firli diputuskan tidak ditahan usai menjalani pemeriksaan selama kurang lebih 10 jam.
Baca Selengkapnya

Blak-blakan Bos Alexis Rumah Kertanegara Disewa Firli Bahuri Rp650 Juta Dibayar Tunai
Blak-blakan Bos Alexis Rumah Kertanegara Disewa Firli Bahuri Rp650 Juta Dibayar Tunai
Baca Selengkapnya

Tahun Tuna 2024, KKP Perkuat Daya Saing Komoditas Tuna
Indonesia merupakan salah satu kekuatan penting dalam perikanan tuna dunia.
Baca Selengkapnya

Mahfud Ungkap Alasan Pemerintah Tidak Bubarkan Pesantren Al-Zaytun
Menkopolhukam Moch Mahfud Md, menyatakan pemerintah tidak akan membubarkan Pondok Pesantren Al Zaytun, Indramayu, Jawa Barat.
Baca Selengkapnya

Bupati Aliong Mus Sambut Kajati Maluku Utara di Pulau Taliabu
Rombongan Kajati ini disambut dengan tradisi Injak Tanah, serta pengalungan bunga dan Tarian Cakalele.
Baca Selengkapnya

FOTO: Aksi Ratusan Mahasiswa di Palu Serempak Tolak Politik Dinasti dan Pelanggaran HAM
Aksi menentang praktik politik dinasti dan menolak pelanggaran HAM ini juga diikuti dosen, budayawan, seniman dan tokoh masyarakat.
Baca Selengkapnya

10 Jam Diperiksa di Bareskrim Sebagai Tersangka, Firli Bahuri Tak Ditahan
Hampir 10 Jam Diperiksa di Bareskrim Sebagai Tersangka, Firli Bahuri Tak Ditahan
Baca Selengkapnya

Rakorwasda APIP, Pj Gubernur Bahtiar Minta Inspektorat Audit Perseroda & Aset Pemprov Sulsel
Audit dilakukan terhadap aset Pemprov di 24 kabupaten kota se-Sulsel, maupun di berbagai provinsi lainnya di Indonesia.
Baca Selengkapnya

Pelajar di Ciampea Bogor Tewas Disabet Celurit Gerombolan Siswa SMK
Seorang pelajar tewas akibat disabet celurit oleh gerombolan pelajar di Jalan Pasar Lama, Desa Benteng, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jumat (1/12).
Baca Selengkapnya