Merdeka.com - Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengatakan, jenazah Covid-19 secara teori seharusnya dibakar. Langkah ini dilakukan untuk menghindari penularan.

Pernyataan ini disampaikan Tito dalam sebuah Webinar yang dipublikasikan oleh Puspen Kemendagri, Jakarta, Rabu (22/7).

"Kalau sudah wafat ya mereka dikuburkan. Yang terbaik, mohon maaf saya muslim, ini secara teori yang terbaik ya dibakar, karena virusnya akan mati juga," kata Tito, dikutip Kamis (23/7).

Namun, lanjut Tito, jenazah korban Covid-19 bisa juga dimakamkan dengan ketentuan agama. Pemakaman harus menerapkan protokol kesehatan bagi korban Covid-19.

"Harus dibungkus rapat tapi, harus rapat, tidak boleh ada celah virusnya keluar, karena virusnya itu akan bertahan. Dan upayakan dimakamkan di kuburan yang tidak ada air mengalir," tutur Tito.

Pernyataan ini menjadi perbincangan di dunia maya. Pihak Kemendagri langsung melakukan klarifikasi. Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Kemendagri Bahtiar menjelaskan maksud pernyataan Tito.

"Yang dikatakan Pak Menteri, secara teori seyogyanya jenazah Covid dibakar agar virusnya juga mati. Namun, bagi kita yang Muslim dan beberapa agama lain, ini tidak sesuai aqidah, maka penatalaksanaannya dibungkus tanpa celah agar virus tidak keluar (menyebar), kemudian dimakamkan," kata Bahtiar.

Karena itu dia meminta pernyataan ini menjadi polemik dan kesalahpahaman di masyarakat. Sebab, pernyataan soal perlakukan terhadap jenazah yang terinfeksi Covid-19 dikembalikan pada protokol kesehatan dan penanganan sesuai keyakinan (aqidah) masing-masing.

Reporter: Putu Merta Surya PutraSumber: Liputan6.com