Merdeka.com - Masyarakat Kota Solo bisa bernapas lega, Kantor Kementerian Agama (Kemenag) setempat memperbolehkan penyelenggaraan Salat Idulfitri di lapangan dan jalan umum. Kabar tersebut disampaikan Kepala Kantor Kemenag Solo, Hidayat Masykur, saat dihubungi wartawan Kamis (29/4).

"Salat Id di lapangan kita perbolehkan. Tapi kalau masjid atau musalanya kecil dan tidak cukup menampung warga sekitar masjid," ujarnya.

Namun, pihaknya tidak memperbolehkan adanya pengerahan massa. Salat Id, lanjut dia, utamanya tetap diselenggarakan di masjid atau musala masing-masing lingkungan.

Alasan pemberian izin salat id, dikatakannya, karena Kota Solo tidak lagi berada di zona merah covid-19. Sehingga diperbolehkan salat berjemaah. Menurutnya, regulasi terkait penyelenggaraan salat Id bersamaan tidak jauh berbeda dengan salat tarawih berjemaah.

"Kita mengandalkan petugas Jogo Tonggo untuk melakukan pengawasan di tingkat warga," katanya.

Untuk penyelenggaraan khutbah, tetap dibatasi. Selain durasinya tidak boleh lama, pihaknya juga akan mengeluarkan buku khutbah yang bisa digunakan untuk panduan.

"Yang pasti penyelenggaraan salat Id di masjid dan musala tetap tidak boleh melebih 50 persen kapasitas masjid. Kalau melebihi, bisa di luar, tapi tetap wajib jaga jarak," tandasnya.

Terkait dengan kegiatan takbir keliling, ia memastikan melarangnya. Termasuk untuk kegiatan halal bihalal lebaran, karena berpotensi menyebarkan virus covid-19.

"Takbir di masjid masing-masing saja dengan pengeras suara. Tetap wajib menerapkan prokes. Tidak usah takbir keliling," tegasnya.