Kembali ke Pondok Pesantren, 160 Santri di Sidoajo Ikut Rapid Test Gratis
Merdeka.com - Sebanyak 160 santri yang berasal dari Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur mengikuti tes cepat Covid-19 sebelum kembali ke lingkungan pondok pesantren masing-masing pada Juli ini.
Wakil Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifuddin di Sidoarjo, Jumat, mengatakan Pemkab Sidoarjo berusaha semaksimal mungkin memberikan pelayanan kepada pondok pesantren terkait dengan pencegahan penyebaran Covid-19.
"Salah satunya fasilitas uji cepat gratis kepada para santri ponpes," katanya di sela pemantauan tes cepat Covid-19 kepada santri di Waru, Sidoarjo.
Ia mengemukakan pengasuh ponpes maupun lembaga lain dapat mengajukan permintaan tes cepat kepada Dinas Kesehatan Sidoarjo.
Dirinya juga telah memerintahkan kepada kepala Dinas Kesehatan untuk menyediakan tes cepat yang cukup bagi santri-santri di pondok pesantren.
"Dari pemerintah akan senantiasa memberikan pelayanan kepada santri-santri pondok pesantren yang memang menginginkan uji cepat, apabila ada pengasuh pondok minta maka kami akan melayani," ujarnya.
Ia berharap, para santri tidak terkendala permintaan tes cepat untuk dapat mondok kembali, sedangkan bagi santri yang akan kembali ke pondok pesantren di luar Sidoarjo dapat membawa hasil tes cepat yang menjadi syarat.
"Jadi anak-anak yang mau mondok di Sidoarjo, kami juga akan menyiapkan apabila pondok pesantrennya memohon, begitu pula anak-anak yang mau mondok di luar Sidoarjo yang itu (hasil tes cepat, red.) disyaratkan, maka kami akan mempersiapkan," ucapnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo Syaf Satriawarman berharap, anak-anak tidak panik bila hasil tes cepat menunjukkan reaktif, karena tes cepat untuk mengetahui antigen antibodi pada tubuh seseorang.
Oleh karena itu, kata dia, hasil reaktif pada tes cepat bukan berarti orang tersebut positif Covid-19 karena untuk mengetahui positif tidaknya Covid-19 perlu pemeriksaan lanjutan, yakni tes usap.
"Jadi anak-anak kalau hasilnya reaktif terus di-judge seolah-olah sudah Covid-19, belum tentu, belum tentu," ucapnya.
Ia mengatakan seseorang yang reaktif tidak perlu langsung tes cepat karena dapat menunggu sepekan atau 10 hari untuk dapat dilakukan tes usap.
"Bila selama itu tidak ada gejala Covid-19 maka tidak diperlukan uji usap. Oleh karenanya masyarakat diharapkan tidak cemas bila hasil uji cepat menunjukkan reaktif," katanya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kasus Covid-19 Ditemukan pada 11 Daerah di Jateng
Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mengungkapkan kenaikan kasus Covid-19 di wilayahnya.
Baca SelengkapnyaJanji Prabowo-Gibran: Rakyat Bisa Cek Kesehatan Gratis Tiap Tahun
Prabowo-Gibran menjanjikan rakyat pengecekan kesehatan gratis setiap tahun.
Baca SelengkapnyaMenkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Rekrutmen Petugas Kesehatan Haji 2024 Gratis, Laporkan ke Nomor Ini Jika Ada Pungli
Proses rekrutmen telah dibuka secara online sejak 18 Desember 2023 lalu dan berakhir pada 31 Desember 2023 melalui website https://daftarin.kemkes.go.id.
Baca SelengkapnyaSiswi SD di Bandung Hilang Sejak Pamit ke Sekolah 28 November, Diduga Dibawa Kabur Kenalan di Medsos
KJP (12) dinyatakan hilang hampir satu bulan. Orang tuanya sudah mencari tetapi belum juga bertemu.
Baca SelengkapnyaIstighosah di Jawa Timur, Siti Atikoh Bicara Pencegahan Polio
Pemerintah dinilai kecolongan lantaran sibuk dengan pencegahan pandemi Covid-19.
Baca Selengkapnya3 Anggota TNI Diperiksa Buntut Penggelapan Ratusan Ranmor di Sidoarjo, Selain Kopda AS Ada Mayor
Markas Gudbalkir Pusziad di Buduran dijadikan sebagai lokasi penampungan kendaraan curian di Sidoarjo, Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaTerlibat Pencurian Ratusan Kendaraan Bermotor, Anggota TNI di Sidoarjo Ditangkap
Terlibat Pencurian Ratusan Kendaraan di Jawa Timur, Anggota TNI di Sidoarjo Ditangkap
Baca SelengkapnyaBukan Hanya Kesehatan, Program Makan Siang Gratis Juga Atasi Permasalahan Sosial-Ekonomi
Program makan siang dan susu gratis di sekolah dan pesantren yang diinisiasi pasangan calon nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Baca Selengkapnya