Keluarga Korban Pembunuhan Ibu dan Anak di Kupang Minta Polisi Autopsi Ulang
Merdeka.com - Keluarga korban pembunuhan ibu dan anak (Astrid dan Lael) di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) melalui kuasa hukum mereka Adithya Nasution meminta Polda untuk melakukan otopsi ulang terhadap jenazah kedua korban.
Kuasa hukum telah menyurati Polda dan Kejati NTT untuk meminta dilakukan otopsi ulang. Surat kepada Polda NTT itu tembusannya ke Rumah Sakit Polri di kramat jati.
Adithya Nasution mengatakan, permintaan otopsi ulang menjadi hal yang penting untuk mengembangkan kasus ini menjadi lebih terang benderang.
"Terlepas dari Polda menyatakan tidak ada petunjuk otopsi ulang, kami bukan tanpa alasan meminta untuk otopsi ulang. Menurut kami ada yang putus dari rangkaian kejadian di Penkase," ungkapnya, Jumat (21/1) malam.
Menurut Adithya, selain polisi pihaknya juga melihat hasil visum terhadap kedua jenazah. Hasil visum menunjukkan ada luka memar, luka pada dada, wajah, tangan akibat benda tumpul serta tanda-tanda mati lemas. Hal ini sangat bertentangan dengan pra rekonstruksi maupun rekonstruksi yang telah dilaksanakan pada bulan Desember 2021 silam.
"Kenapa kami minta otopsi ulang, karena pada saat rekonstruksi kami lihat di adegan 21 di tempat cucian mobil, itu jelas saksi menyatakan bahwa saksi melihat banyak darah di bagian baris kedua dan ketiga mobil, yang mana darah tersebut baunya sudah tak sedap," bebernya.
Jika dilihat dalam rekonstruksi, Astrid mencekik anaknya Lael, lalu tersangka RB alias Randy mencekik Astrid. Namun jika disesuaikan dengan hasil visum saat kedua jenazah ditemukan sangat jauh berbeda.
Bahkan pada lengan tangan, leher dan paha korban Astrid terdapat bekas berwana biru, diduga dipegang lalu dicekik sebelum dihabisi oleh pelaku. Mereka menduga Astrid dan Lael dieksekusi lebih dari satu orang.
"Kalo kita sesuaikan hasil visum dengan rekonstruksi, semuanya tidak tepat. Kami keluarga mempertanyakan disini, apakah hasil visum ini terhadap jenazah Astrid dan Lael atau terhadap jenazah orang lain?. Kalau dicekik pasti keluar kotoran atau feses dari para korban,bukan darah," jelas Adithya.
Polda NTT mengakomodir permintaan untuk dilakukan otopsi ulang atau tidak, Adithya menambahkan itu merupakan kewenangan mereka. Namun pihaknya akan terus berjuang agar otopsi ulang kembali dilakukan.
"Memang secara obyektifnya ada keperluan atau tidak otopsi ulang ini berdasarkan petunjuk dari jaksa maupun penyidik, tetapi kami tidak berhenti sampai disini. Kemarin surat yang kami kirimkan ke Polda tembusannya kami kirim ke rumah sakit Polri memohon kepada rumah sakit Polri untuk melakukan otopsi terhadap Astrid dan Lael," tegasnya.
Masih banyak kejanggalan yang belum diungkap penyidik. Adithya bersama keluarga korban tidak percaya jika Astrid dan Lael tewas akibat dicekik, karena hasil visum menyatakan bahwa ada luka di kepala, ada bekas luka benda tumpul, padahal dalam rekonstruksi tidak adegan-adegan itu.
"Kejanggalan lain, RB mengganti karpet mobil rental yang dipakainya yang dibeli di bengkel di belakang Novanto Center dengan harga 700 ribu, karena pemilik rental mengatakan mobilnya bau. Tapi fakta ini tidak dimasukkan kedalam rekonstruksi," tutupnya.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi Ini Tetap Semangat Bekerja Walaupun Harus Pakai Kruk untuk Berjalan, Keluarga Setia Mendampingi
Ia membagikan kisahnya berjuang dengan kondisi sakit. Untungnya keluarganya tetap setia mendampingi.
Baca SelengkapnyaDitemui Keluarga Pelaku, Orangtua Remaja Perempuan Korban Penganiayaan di Ciputat Tolak Damai
Nida bersama suaminya kemudian membuat laporan Polisi.
Baca SelengkapnyaPolisi Bakal Periksa Petugas Damkar Jaktim Terkait Kasus Dugaan Pencabulan Anak Kandung
Kasus ini mencuat setelah viral pengakuan ibu korban putrinya dilecehkan ayah kandung.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Perjuangan Petugas KPPS di Kebon Kacang, Tewas Kecelakaan saat Antar Surat Suara ke GOR Tanah Abang
Korban meninggal setelah sepeda motor bermuatan logistik yang dikendarai menabrak trotoar.
Baca SelengkapnyaMomen Haru Persemayaman Kopda Hendrianto Korban Gugur Diserang KKB, Tangis Istri Pecah Sembari Peluki Peti Jenazah
Kopda Hendrianto gugur akibat diserang Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kampung Buosah, Distrik Aifat Selatan, Maybrat, Papua Barat Daya
Baca Selengkapnya4 Sekeluarga Tewas Diduga Dirampok di Musi Banyuasin, Rumah Korban Jauh dari Permukiman
Korban HR merupakan pedagang ponsel keliling. Dia tinggal bersama tiga korban lain, yakni ibunya dan dua anaknya sejak bercerai dengan istrinya dua tahun lalu.
Baca SelengkapnyaSering Mengurusi ODGJ, Potret Semringah Polisi Baik Saat Liburan Bersama Keluarga 'Adem Banget Mendekat Air Terjun'
Purnomo Polisi Baik di tengah kesibukannya melakukan aksi sosial sedang meluangkan waktu untuk liburan bersama keluarga di sebuah air terjun yang sejuk dan asri
Baca SelengkapnyaPaksa Istri Minum Pembersih Lantai hingga Tewas, Suami di Malang jadi Tersangka
Peristiwa KDRT tersebut terjadi pada 24 Januari 2024 di Perumahan BMR Blok GO, Desa Watugede, Singosari, Kabupaten Malang.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Berharap Serda Adan Dijatuhi Hukuman Mati
Pembunuhan terhadap Iwan Sutrisman Telaumbanua (21) memberi luka mendalam kepada keluarga korban.
Baca Selengkapnya