Merdeka.com - Sejumlah keluarga korban kebakaran Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Tangerang, Banten, didampingi beberapa lembaga bantuan hukum mendatangi Kantor Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengadu terkait kasus yang menewaskan 49 narapidana tersebut.
"Kami melaporkan temuan dari pengakuan keluarga korban dan melaporkan temuan tersebut ke Komnas HAM," kata Perwakilan Tim Advokasi Korban Kebakaran Lapas Kelas I Tangerang Ma'ruf Bajammal di Jakarta, Kamis (28/10).
Pengaduan tersebut bermula ketika Tim Advokasi Korban Kebakaran Lapas Kelas I Tangerang yang terdiri atas LBH Masyarakat (LBHM), LBH Jakarta, Imparsial, dan LPBH NU Tangerang membuka posko pengaduan.
Selama itu, kata dia, pihaknya menerima sembilan pengaduan dan tujuh di antaranya memberi kuasa untuk meminta pendampingan hukum.
Dari pengakuan para keluarga korban, Tim Advokasi Korban Kebakaran Lapas Kelas I Tangerang menemukan setidaknya tujuh poin penting dari tragedi memilukan tersebut.
Pertama, adanya ketidakjelasan proses identifikasi tubuh korban yang meninggal dunia. Dengan kata lain, identifikasi yang dilakukan dinilainya tidak transparan. Bahkan, sampai korban dimakamkan tidak ada informasi jelas yang diterima oleh ahli waris.
"Jadi apa dasar identifikasi korban tersebut bisa teridentifikasi," kata Ma'ruf.
Poin kedua, yakni adanya ketidakterbukaan penyerahan jenazah korban yang meninggal dunia. Pada saat jenazah diserahkan, pihak keluarga ingin melihat namun disugesti oleh petugas agar tidak melihatnya.
Para keluarga korban terutama yang mengadu tetap bersikukuh ingin melihat untuk terakhir kalinya namun tetap saja tidak bisa. Selanjutnya, tim menemukan ketidaklayakan peti jenazah korban yang hanya terbuat dari triplek.
"Menurut keluarga korban peti tersebut tidak layak menjadi peti jenazah," katanya.
Bahkan, ada keluarga korban yang terpaksa membeli sendiri peti jenazah karena menilai peti yang disediakan pemerintah tidak layak untuk pemakaman anggota keluarganya.
Temuan keempat, yakni adanya indikasi intimidasi saat ahli waris menandatangani surat administrasi pengambilan jenazah korban. Saat akan menandatangani surat tersebut, keluarga korban diminta secepatnya menyelesaikan.
"Atas dasar itu kami melihat adanya upaya intimidasi saat proses penandatanganan penyerahan jenazah," ujar dia.
Temuan kelima, yakni terdapat upaya pembungkaman agar para keluarga korban tidak menuntut pihak manapun atas peristiwa kebakaran Lapas Kelas I Tangerang. Hal itu diperkuat melalui sepucuk surat yang harus ditandatangani ahli waris.
Poin keenam, tim menemukan tidak adanya pendampingan psikologis berkelanjutan yang dilakukan pemerintah, dalam hal ini Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham), pascapenyerahan jenazah.
Akibatnya, ada keluarga korban yang hingga saat ini ketika mendengar kata bakar atau melihat sesuatu yang dibakar merasa trauma atau tidak kuat.
Poin kKetujuh, terkait pemberian uang duka senilai Rp30 juta dinilainya sama sekali tidak cukup.
"Uang tersebut hanya habis untuk penghiburan atau kegiatan berdoa keluarga korban saja. Bahkan, ada yang terpaksa menomboki untuk kegiatan pascapemakaman," ujarnya. [ded]
Baca juga:
Napi Korban Kebakaran Dikembalikan ke Lapas Tangerang
Polisi Segera Kirim Berkas Kasus Kebakaran Lapas Tangerang ke Kejati DKI
Satu Korban Kebakaran Lapas Tangerang Masih di RS, Jalani Operasi Dua Kali Sepekan
Dinonaktifkan, 2 Tersangka Pegawai Lapas Tangerang Diperiksa Kanwil Kemenkumham
Polisi Belum Temukan Unsur Kesengajaan dalam Kebakaran Lapas Tangerang
Aturan Wajib Vaksin Booster di Ruang Publik, IDI: Covid-19 Belum Selesai
Sekitar 14 Menit yang laluCak Imin Minta Mendag Zulhas Cari Solusi Cepat Atasi Kenaikan Harga Bahan Pokok
Sekitar 16 Menit yang laluJawab Kritik Dino Patti Djalal, BPIP Sebut Diplomasi Perdamaian Bukan Pabrik Tempe
Sekitar 16 Menit yang laluSoal Peluang Maju Capres 2024, Sandi: Pak Prabowo Dengar Masukan Rakyat
Sekitar 30 Menit yang laluTotal Aset Mewah Doni Salmanan Disita Bareskrim Rp64 Miliar
Sekitar 33 Menit yang laluGubernur Anies Apresiasi Langkah Cepat Kementan Siapkan Pangan Jelang Iduladha
Sekitar 36 Menit yang laluBesok, Bareskrim Serahkan Doni Salmanan dan 114 Barang Mewah ke Kejari Bandung
Sekitar 43 Menit yang laluPura-Pura Gila, Ayah yang Mutilasi Anak di Inhil Dinyatakan Sehat oleh RSJ
Sekitar 45 Menit yang laluSempat jadi Tersangka, Kasus Mahasiswi Gigit Polantas Berakhir Damai
Sekitar 45 Menit yang laluPuan Maharani Jawab Sindiran PKS soal Tak Hobi Silaturahmi
Sekitar 46 Menit yang laluDoni Salmanan Segera Diadili, Kejari Bale Bandung Tunjuk Enam Jaksa Jadi JPU
Sekitar 56 Menit yang laluPuan Maharani Perintahkan PDIP Rebut Jawa Barat dari Gerindra
Sekitar 58 Menit yang laluPeternak Sapi Perah di Pasuruan Jatim Hancur-hancuran akibat PMK
Sekitar 1 Jam yang laluPeserta Lari Lintas Alam Asal Jakarta Hilang di Gunung Arjuno
Sekitar 1 Jam yang laluSoal Kursi Menpan RB, PDIP: Ada Ganjar, Olly dan Hasto
Sekitar 1 Jam yang laluMasih Berduka, Airlangga Sebut Koalisi Belum Bahas Pengganti Tjahjo Kumolo
Sekitar 3 Jam yang laluMengenang Menteri PAN RB Tjahjo Kumolo, Sosok Kakek yang Hangat dan Dekat dengan Cucu
Sekitar 3 Hari yang laluLuhut Bongkar Rahasia, Kisah di Balik Jokowi Sering Merotasinya Sebagai Menteri
Sekitar 1 Minggu yang laluMomen Jokowi Lupa Sapa Zulkifli Hasan dan Hadi Tjahjanto di Sidang Kabinet Paripurna
Sekitar 2 Minggu yang laluCerita Reshuffle Kabinet Jokowi
Sekitar 2 Minggu yang laluPemerintah: Pandemi Belum Usai, Vaksin Booster Jadi Syarat Perjalanan
Sekitar 2 Jam yang laluJokowi Bisa jadi 'King Maker' di Pilpres 2024, Ini Alasannya
Sekitar 20 Jam yang laluBeda Gaya Jokowi Bertemu Dua Seteru, Putin dan Zelenskyy
Sekitar 1 Hari yang laluIndonesia dan UAE Sepakati IUAE-CEPA, Ini Isinya
Sekitar 2 Hari yang laluMenko Airlangga: Pandemi Belum Berakhir
Sekitar 1 Jam yang laluJokowi: Puncak Kasus Covid-19 Diprediksi Minggu Kedua atau Ketiga Juli Ini
Sekitar 2 Jam yang laluPemerintah: Pandemi Belum Usai, Vaksin Booster Jadi Syarat Perjalanan
Sekitar 2 Jam yang laluMenghapus Subsidi BBM yang Tinggal Janji
Sekitar 4 Hari yang laluHarga BBM Shell Kembali Naik, Bagaimana dengan Pertamina?
Sekitar 1 Bulan yang laluRusia Klaim Kuasai Wilayah Timur Ukraina Setelah Pertempuran Hebat
Sekitar 5 Jam yang laluUkraina Bombardir Kota di Rusia, Tiga Orang Tewas dan Puluhan Rumah, Gedung Rusak
Sekitar 23 Jam yang laluAdvertisement
Advertisement
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami