Kekeringan, ribuan warga Wonogiri mulai kekurangan bahan pangan
Merdeka.com - Ribuan warga di lima desa Kabupaten Wonogiri mulai kekurangan stok pangan akibat musim kemarau. Kekeringan membuat stok beras sejumlah desa di Kecamatan Kismantoro dan Paranggupito menipis.
Lima desa di kedua kecamatan yang saat ini kekurangan pangan yakni Desa Ngroto dan Kismantoro di Kecamatan Kismantoro, serta 3 desa di Kecamatan Paranggupito, yaitu Desa Paranggupito, Ketos, dan Songbledeg. Jumlah warga di kelima desa total 10.780 jiwa.
Pemerintah setempat hanya memiliki cadangan pangan sangat terbatas. Yakni sebanyak 810 kilogram, itupun berupa gabah kering.
Kepada wartawan, Kepala Seksi Ketersediaan dan Distribusi Pangan Kabupaten Wonogiri, Hariyadi menuturkan, kebutuhan untuk dua desa di Kecamatan Kismantoro mencapai 18.116 kilogram beras. Jumlah itu untuk mencukupi 1.294 kepala keluarga (KK). Untuk tiga desa di Paranggupito sebesar 19.614 kilogram untuk mencukupi kebutuhan pangan 1.401 KK. Dia mengaku sudah mengajukan bantuan beras ke Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sebanyak 37.730 kilogram untuk dua kecamatan itu.
"Semoga bantuan dari provinsi cepat datang, karena stok kita sudah habis," ujar Hariyadi, Jumat (8/9).
Tahun ini Pemkab Wonogiri hanya memiliki stok ketahanan pangan sebanyak 8.160 kilogram beras dan 16.990 kilogram gabah. Namun, stok tersebut sudah dibagikan ke desa-desa rawan pangan ke Kecamatan Kismantoro dan Giritontro. Yakni untuk Desa Lemahbang dan Desa Gesing di Kecamatan Kismantoro sebanyak 7.490 kilogram, kemudian 7.574 kilogram untuk Desa Bayemharjo dan Tlogoharjo di Kecamatan Giritontro.
"Kekurangan pangan terjadi karena padi gogo yang ditanam para petani gagal panen akibat kekurangan air. Warga terpaksa menjual persediaan pangan mereka untuk membeli air bersih," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Wonogiri, Safuan mengemukakan, akibat kemarau panjang, lebih dari 7.000 hektar lahan pertanian tak bisa ditanami sejak musim tanam kedua April lalu. Ini berdampak pada persediaan beras dan gabah di gudang pangan.
"Keseluruhan lahan padi di Wonogiri sekitar 22.000 hektar, 7.000 hektar di antaranya kering tak bisa ditanami," ucapnya.
Safuan meyakini kekurangan pangan di sejumlah desa di Kecamatan Kismantoro dan Paranggupito tersebut bukan masalah permanen. Dia menjamin ketersediaan pangan di Wonogiri cukup. Di satu sisi, kemauan masyarakat Wonogiri menggunakan beras lokal masih rendah.
"Masyarakat lebih memilih beras dari kabupaten tetangga, seperti Klaten. Beras yang dibeli dari Klaten itu gabahnya berasal dari Wonogiri yang kemudian dilakukan pengemasan dan pelabelan," katanya.
Bupati Joko Sutopo menegaskan, hingga saat ini tidak ada bencana kelaparan di wilayah Wonogiri. Menurut dia, hanya sebagian kecil wilayah yang mengalami kelangkaan pangan akibat kekeringan. Dia berdalih ini terjadi karena keterlambatan dalam distribusi.
"Kami sudah mengajukan bantuan beras ke provinsi, paling lambat akhir pekan ini sudah bisa kita bagikan," ungkap dia.
Joko berjanji akan terus meningkatkan upaya mengurangi kerawanan pangan. Antara lain dengan memberikan bantuan sosial dalam bentuk modal usaha ekonomi berbasis masyarakat.
"Kami juga sudah memberikan pelatihan-pelatihan keterampilan agar masyarakat setempat bisa bekerja dan memiliki penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan," jelasnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bangunan ini dalamnya kosong. Dibersihkan setahun sekali pada momen hari-hari besar.
Baca SelengkapnyaSaat musim tanam tiba, para perantau itu pulang sebentar untuk menanam jagung dan selanjutnya pergi merantau lagi
Baca SelengkapnyaMayoritas warga di sana merupakan petani yang menggarap lahan tadah hujan. Kalau musim kemarau lahan itu dibiarkan kosong.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tercatat dalam peristiwa itu, sebanyak kurang lebih 65 orang terbunuh.
Baca SelengkapnyaTengkorak Zaman Romawi Dikubur Bersama Perhiasan Emas dan Sepatu Kulit Mahal, Sosoknya Bukan Orang Sembarangan
Baca SelengkapnyaPangeran Diponegoro wafat pada tanggal 8 Januari 1855 di Makassar, Sulawesi.
Baca SelengkapnyaPerempuan tersebut bernama Kholila (37), warga Desa Jambesari, Kecamatan Sumberbaru yang sehari-harinya bekerja sebagai buruh perkebunan.
Baca SelengkapnyaWarga Kampung Kedung Halang melaksanakan upacara bendera di tengah Sungai Ciliwung yang mulai mengering akibat kemarau.
Baca SelengkapnyaJenderal Sigit memberikan atensi seluruh jajaran menjaga kamtibmas selama Ramadan untuk menjaga kekhusyukan masyarakat selama menunaikan ibadah puasa.
Baca Selengkapnya