Merdeka.com - Kekeringan membuat beberapa desa di Cilacap, Jawa Tengah mengalami krisis air bersih. Hingga pekan lalu, krisis air bersih sudah melanda 8 desa di tiga kecamatan, dan terus bertambah luas hingga saat ini.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap, Martono mengatakan kini sudah ada 12 desa yang tersebar di empat Kecamatan alami krisis air bersih. Sebelumnya krisis air bersih terjadi di Kecamatan Kawunganten, Bantarsari dan Patimuan. Kini krisis air bersih juga merambah ke Kecamatan Gandrungmangu.

"Sejak awal pekan kemarin, secara total, BPBD telah mengirimkan sebanyak 50 tangki air bersih ke 2.331 keluarga. Mereka terdiri dari 8.715 jiwa di 12 Desa 4 Kecamatan," kata Martono, Rabu (25/7)

Martono mengemukakan di tahun 2018 ini, BPBD mengalokasikan 80 tangki bantuan air bersih. Dia mengakui, jumlah ini masih kurang jika melihat perkembangan krisis air bersih yang semakin meluas.

"BPBD akan kembali mengalokasikan bantuan air bersih," kata Martono.

Jika alokasi bantuan air bersih masih kurang, maka BPBD akan bekerjasama dengan sejumlah perusahaan. Baik perusahaan swasta maupun badan usaha negara atau daerah untuk turut membantu pengadaan air bersih.

Martono menambahkan, Cilacap merupakan daerah dengan wilayah krisis air bersih terbanyak di Jawa Tengah. Di kabupaten ini, dari 284 desa dan kelurahan, ada 77 desa di 13 kecamatan yang rawan kekeringan dan krisis air bersih.