Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kehidupan baru mantan teroris Ali Fauzi bersama puluhan eks kombatan

Kehidupan baru mantan teroris Ali Fauzi bersama puluhan eks kombatan Mensos Khofifah dengan eks kombatan. ©2017 Merdeka.com

Merdeka.com - Ali Fauzi pernah menjadi musuh negara. Bersama sang kakak Amrozi bin Nurhasyim, dia terlibat dalam aksi bom Bali jilid I. 15 tahun berlalu, kini Ali Fauzi berubah. Dia telah kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi. Sekarang Ali Fauzi menjadi salah satu tokoh penting deradikalisasi.

Lewat Yayasan Lingkar Perdamaian (YLP), Ali Fauzi berusaha mendampingi dan memberdayakan narapidana kasus terorisme menjadi agen perdamaian. Yayasan ini didirikan Ali Fauzi tahun 2016.

Sejumlah mantan kombatan tercatat sebagai pengurus, sebut saja mentor perang di Afghanistan Anis Yusuf, pemilik senjata api, amunisi serta bahan peledak Iqbal Husaini alias Adrian Alamsyah alias Ramli alias Rambo dan pemilik bahan peledak Mahmudi alias Yusuf.

"Ada dua poin yang saya sampaikan. Program-program kita ke depan, berawal dari harapan, saya menginginkan Indonesia bagian dari rumah mereka. Karena itu rumah, maka wajib dirawat, wajib dijaga, dan dibersihkan. Caranya dengan membentuk bersama-sama supaya rumah itu bisa terwujud rumah yang sakinah mawaddah warohmah," kata Ali Fauzi di Lamongan, Minggu (20/8).

YLP bertempat di Desa Tenggulun, Kecamatan Solokuro, Lamongan. Sebelum mendirikan YLP, Ali Fauzi dikenal sebagai perakit bom andal. Pria kelahiran 1971 di Tenggulun ini memulai karirnya sebagai kombatan di tahun 1991. Saat itu dia bergabung dengan Negara Islam di Malaysia.

"Tahun 1994, saya baiat Jamaah Islamiyah. Saya baiat dengan Al Ustaz Abu Bakar Ba'asyir dua kali. Yang pertama NII (Negara Islam Indonesia) dan yang kedua Jamaah Islamiyah," ungkap Ali.

Di tahun yang sama, Ali Fauzi bersama Riduan Isamuddin alias Hambali, yang ditahan di Teluk Guantanamo, Kuba, dikirim masuk ke camp militer Moro Islamic Lebaration Front (MILF).

"Hambali ini orang Indonesia satu-satunya yang ada di tahanan Guantanamo," ucapnya.

Medio 1997, dia masuk anggota Specialist Elite Force for Demolation and Land Mines, perakit bom MILF dan kelompok Abu Sayab Group (ASB).

"Jadi saya paham betul kelompok-kelompok yang ada di sana. 1998 saya pulang ke Malaysia, Indonesia. 1999, saya ditunjuk menjadi kepala instruktur perakitan bom Jamaah Islamiyah Jawa Timur di Surabaya."

Kemudian di tahun 2000, Ali Fauzi ditunjuk sebagai milisi di Ambon dan Poso. "Bagian ini, dulu saya di sini, termasuk Pak Iswanto, Saipul dan lain-lain. 2002, saya mendirikan camp militer di Mindanao (Filipina) bersama Umar Patek, Abdul Matin dan lainnya," sambungnya.

Sepak terjang Ali Fauzi terhenti di tahun 2004. Dia ditangkap polisi nasional Filipina dan masuk penjara di The Land of Kota Batu, Mindanao.

"Kenapa saya tertangkap? Karena yang masuk rekan saya. Sementara Umar Patek dan Abdul Matim wajahnya Arab, tentu tidak mungkin (ditangkap). Saya juga berdoa supaya tidak tertangkap, tapi terjadi," ceritanya.

Usai tertangkap di Filipina, tahun 2007, Ali Fauzi dipulangkan ke Indonesia. "Saya diramut (dirawat) oleh Kombes Pol Tito Karnavian (sekarang Kapolri). Ada Pak Ridwan Maiza. Di 2007 dalam pembinaan polisi. 2010 (jadi) pengamat bom dan terorisme. Saya diminta oleh kawan-kawan bicara fenomena, dinamika terorisme di Indonesia," katanya lagi.

Tahun 2011, Ali Fauzi didapuk sebagai duta perdamaian Google Ideas Save dan mulai sering diundang ke beberapa negara di Eropa untuk presentasi masalah faktor ekstremisme. 2015, dia menjadi duta perdamaian Aliansi Indonesia Damai (AIDA).

"Setiap bulannya, saya ada kerja sosial dengan korban bom untuk mengajak adik-adik di SMA, di Jakarta, di Medan, Bima, kita keliling mengajak adik-adik kita menjauhi kelompok ekstrimis," papar Ali Fauzi.

Selanjutnya, di tahun 2016, tepatnya di bulan November, Ali Fauzi mendirikan YLP yang secara resmi mendapat izin dari Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkum HAM).

Hingga saat ini, ada puluhan eks kombatan dan napiter dibina Ali Fauzi di YLP, termasuk putra Amrozi, Zulia Mahendra yang sembilan tahun menyimpan dendam kepada negaranya karena eksekusi mati ayahnya di tahun 2008.

Di YLP, Ali Fauzi ingin membangun 'rumah' untuk para eks kombatan dan napiter. Rumah yang tanpa ada lagi kekerasan dan teror. Rumah itu adalah Indonesia.

"Tahun 2017, saya menerima bintang emas Honoraris Police dari Polda Jabar. Ada binaan mantan napiter, kemudian saya asuh, asih di sana, kemudian Pak (Irjen Pol) Anton Charliyan (Kapolda Jabar) memberikan penghargaan pada saya," pungkasnya.

(mdk/cob)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Di Tengah Guyuran Hujan Deras dan Basah Kuyup, Momen Komandan Brimob Beri Pesan Penting Kepada Tamtama dan Bintara

Di Tengah Guyuran Hujan Deras dan Basah Kuyup, Momen Komandan Brimob Beri Pesan Penting Kepada Tamtama dan Bintara

Kendati diguyur hujan deras, komandan hingga deretan anggota Brimob tak bergeming dan tetap berdiri tegak.

Baca Selengkapnya
Cerita Polisi Bripka Eko Widi Punya Anggota Kembar Identik, Sering Pusing Sendiri dan Salah Orang 'Wah'

Cerita Polisi Bripka Eko Widi Punya Anggota Kembar Identik, Sering Pusing Sendiri dan Salah Orang 'Wah'

Tanpa disangka, ia memiliki anggota yang kembar identik. Di tengah memberikan perintah, Bripka Eko sempat merasa dibuat pusing karena kerap kali salah orang.

Baca Selengkapnya
Detik-Detik Eks Casis Bintara Iwan Dihabisi Serda Adan, Korban Dicekik, Ditusuk Lalu Dibuang ke Jurang

Detik-Detik Eks Casis Bintara Iwan Dihabisi Serda Adan, Korban Dicekik, Ditusuk Lalu Dibuang ke Jurang

Polisi ungkap detik-detik peristiwa tewasnya eks calon siswa Bintara Iwan oleh anggota TNI AL Serda Adan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Praperadilan Firli Bahuri Ditolak, Polisi Masih Pikir-Pikir untuk Menahan

Praperadilan Firli Bahuri Ditolak, Polisi Masih Pikir-Pikir untuk Menahan

Ade Safri juga enggan memberikan komentar lebih lanjut soal kemungkinan penahanan terhadap Firli Bahuri.

Baca Selengkapnya
Fakta Baru Sekeluarga Tewas di Musi Banyuasin, 2 Anak Korban Ditemukan di Semak-Semak & Jamban

Fakta Baru Sekeluarga Tewas di Musi Banyuasin, 2 Anak Korban Ditemukan di Semak-Semak & Jamban

Melihat kondisi korban, diyakini keempatnya sudah tewas lebih dari tiga hari.

Baca Selengkapnya
20 Pantun Bali Lucu, Menghibur dan Bikin Ngakak

20 Pantun Bali Lucu, Menghibur dan Bikin Ngakak

Dalam konteks budaya, pantun Bali lucu memainkan peran dalam melestarikan bahasa Bali dan seni sastra lisan tradisional.

Baca Selengkapnya
Pecah Bintang, Sosok Nurul Azizah Polwan Cantik Mantan Jubir Polri Kini Berpangkat Brigjen

Pecah Bintang, Sosok Nurul Azizah Polwan Cantik Mantan Jubir Polri Kini Berpangkat Brigjen

Seorang Polwan cantik Nurul Azizah mendapatkan jabatan baru menjadi Dirprogsarjana STIK, sekaligus menandai naiknya pangkat dari Kombes ke Brigjen.

Baca Selengkapnya
Teka-Teki Keberadaan Firli Bahuri Usai 100 Hari Berstatus Tersangka

Teka-Teki Keberadaan Firli Bahuri Usai 100 Hari Berstatus Tersangka

Polri berdalih masih melakukan penguatan berkas perkara sebelum memutuskan penahanan terhadap Firli.

Baca Selengkapnya
⁠Bikin Haru Perjalanan Ibu Persit Bersama Sang Suami Berpangkat Kolonel, Kini Sang Putri Kuliah di UI 'Aku Bersyukur Pada Allah'

⁠Bikin Haru Perjalanan Ibu Persit Bersama Sang Suami Berpangkat Kolonel, Kini Sang Putri Kuliah di UI 'Aku Bersyukur Pada Allah'

Kisah haru perjalanan istri Kolonel TNI Arm Joko Setiyo dalam mendampingi sangsuami mengarungi bahtera rumah tangga,

Baca Selengkapnya