Merdeka.com - Kedatangan Presiden Joko Widodo yang melakukan kunjungan kerja ke Banyumas dan Cilacap disambut aksi demonstrasi dari Aliansi Masyarakat Banyumas di Purwokerto, Jawa Tengah, Selasa (30/6).

Juru bicara Aliansi Masyarakat Banyumas, Harfin Nurulhaq mengemukakan, massa tersebut berasal dari elemen mahasiswa dan rakyat korban konflik agraria.

"Jokowi harus segera memecat menteri yang jelas-jelas pro-neoliberal dan antirakyat," katanya.

Namun keinginan massa aksi untuk menemui Presiden Joko Widodo tidak sampai pada tujuannya. Mereka dihadang oleh aparat kepolisian yang sudah berjaga dan melarang massa aksi masuk ke lokasi acara.

Saat aksi tersebut, sempat terjadi dorong-dorongan antara peserta aksi yang berjumlah seratusan dengan polisi. Namun, peserta aksi membubarkan diri setelah Joko Widodo meninggalkan acara peletakan batu pertama Pasar Manis Purwokerto.

Dalam orasinya, mahasiswa menuntut pemerintah untuk mengambil alih tambang Freeport dan Mahakam. Selain itu, mereka juga menuntut pemerintah membagikan tanah untuk petani.

Salah satu massa aksi yang merupakan korban konflik agraria, Siwen menuntut Presiden Joko Widodo untuk menyelesaikan konflik agaria di desanya.

"Saya dulu mencoblos Jokowi, tapi mengapa sekarang dilarang bertemu," katanya.

Selain itu, dia juga meminta Joko Widodo untuk mencabut Hak Guna Usaha PT Rumpun Sari Antan yang diklaim telah merebut lahan milik petani.

Mereka juga menuntut pembongkaran gapura TNI AD di desa mereka yang ikut mengklaim tanah mereka.