Kasus pembunuhan satu keluarga di Madiun terungkap
Merdeka.com - Misteri kematian satu keluarga di Madiun Jawa Timur, terkuak sudah. Pelaku pembunuhan itu, akhirnya berhasil ditangkap. Bapak, ibu dan anak ini tewas dibunuh oleh dukun palsu pengganda uang, yang tak lain adalah mantan teman satu pekerjaan dengan korban di salah satu hotel mewah di Madiun.
Diungkap Kasat Reskrim Polres Madiun AKP Edi Susanto, kemungkinan kematian satu keluarga ini, karena terlibat masalah penggandaan uang melalui mantan teman sekerjanya bernama Agus Basuki (34), warga Jalan Stinggi, Kec Taman, Kota Madiun, yang saat ini dalam pemeriksaan petugas, setelah berhasil ditangkap di rumahnya.
Menurutnya, Agus kesal terhadap korban karena terus ditagih soal hasil penggandaan uang yang dilakukannya.
"Jadi tersangka berpura-pura jadi paranormal asal Malang dengan panggilan Abah. Kemudian, pasangan pasutri ini diarahkan oleh tersangka melalui pesan singkat (SMS). Jadi Abah ini sebenarnya fiktif. Kemungkinan karena sering ditagih akibat penggandaan uang yang selama ini mereka lakukan, tapi tak tak berhasil juga," kata Edi saat dikonfirmasi, Senin (14/1).
Selanjutnya, lanjut dia, tersangka menghabisi nyawa korban dengan memberi racun yang dikemas dalam botol minuman. "Tapi kami masih mendalami dugaan ini."
Edi juga menceritakan, dari pengakuan tersangka, sebelum mengeksekusi para korbannya, tersangka menjemput Retno Sugiarti (35), yang tengah hamil delapan bulan bersama suaminya Muhamad Giantoro alias Aan (35) dan anaknya, Nia di Hutan Jati, Desa Kuwiran, Kec Kare, Madiun.
"Tersangka menjemput korban menggunakan motor Mio AE 4162 EQ di Hutan Jati."
Selanjutnya mereka menuju lokasi kejadian di petak 300 RPH Kuwiran BKPH Dungus, KPH Madiun. Di lokasi ini, kedua korban diajak ke sungai kering untuk menenangkan diri. Korban Aan sempat disuruh bersemedi di atas batu. Setelah itu, keduanya diberi minuman
jenis Pulpy Orange yang telah dicampur dengan racun tikus jenis potassium.
Usai pertemuan itu, korban Retno diantar pulang menggunakan taksi Bima dan meninggal dunia di dalam taksi bernomor polisi AE-305-CX pada Rabu lalu (9/1). Kematian Retno dilaporkan sopir taksi yang membawanya, yaitu Khoirul.
Selang empat hari kemudian, tepatnya pada hari Minggu (13/1), ditemukan mayat laki-laki
dan perempuan di petak 300 Resor Pemangkuan Hutan (RPH) Kuwiran, Badan Kesatuan Pemangkutan Hutan (BKPH) Dungus, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Madiun atau termasuk Desa Kuwiran, Kec Kare, Kab Madiun.
Kedua mayat tersebut ternyata Aan dan Nia. Kasus kematian bapak dan anak ini, ditangani oleh Polres Madiun. Sedangkan kasus kematian Retno, karena berada di Madiun Kota, kasusnya ditangani Polresta Madiun.
"Namun, kami masih terus mendalami kasus ini. Saat ini kami masih melakukan pemeriksaan intensif terhadap diri korban," tutup Edi.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Besaran dana santunan ini diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan RI No.15 Tahun 2017.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu berawal ketika korban bermaksud menjual ruko itu dan uangnya untuk biaya kuliah anak bungsunya.
Baca SelengkapnyaTetangga menyebut, korban sekeluarga sudah hampir dua tahun tak menghuni unit apartemen itu. Tiba-tiba datang untuk bunuh diri.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pembunuhan terhadap Iwan Sutrisman Telaumbanua (21) memberi luka mendalam kepada keluarga korban.
Baca SelengkapnyaHasil pemeriksaan tim identifikasi terhadap keempat jenazah ditemukan adanya tali yang mengikat antar satu korban dengan korban lain.
Baca SelengkapnyaParah! Aksi tak terpuji dilakukan oleh seorang pengemis asal Bandung yang meludahi mobil milik seorang pengendara lantaran tak dikasih uang.
Baca SelengkapnyaMelihat kondisi korban, diyakini keempatnya sudah tewas lebih dari tiga hari.
Baca SelengkapnyaMardiah adalah sosok penggerak ibu-ibu untuk maju dan berkembang bersama lewat usaha rumahan yang menjanjikan.
Baca SelengkapnyaJasad korban ditemukan terbungkus selimut oleh seorang pesepeda pada Minggu (25/2) lalu.
Baca Selengkapnya