Merdeka.com - Kasus positif Covid-19 di Indonesia terus meningkat dalam tiga pekan terakhir. Kenaikannya bahkan mencapai lima kali lipat dari pekan sebelumnya yang hanya 1.123 kini menembus 5.454 kasus.
Meski kasus Covid-19 konsisten meningkat, Pakar Kesehatan Masyarakat Hasbullah Thabrany menilai Indonesia belum memerlukan rem darurat. Saat ini, pemerintah masih bisa mengambil langkah pencegahan penularan Covid-19.
"Kalau mau deklarasi (PPKM) level 3 atau 4, mungkin belum perlu sekarang. Kecuali beberapa daerah-daerah yang sifatnya lokalis," katanya saat dihubungi merdeka.com, Jumat (21/1).
Hasbullah menyadari penambahan kasus Covid-19 di Tanah Air dalam beberapa pekan terakhir menunjukkan lampu merah. Artinya, Indonesia kembali memasuki masa berat pandemi Covid-19, setelah gelombang pertama dan kedua.
Namun, menurutnya peningkatan kasus Covid-19 saat ini tidak diikuti dengan keparahan penyakit. Mayoritas pasien Covid-19 hanya bergejala ringan, bahkan tanpa gejala. Berbeda jauh dengan situasi pada gelombang kedua pandemi Covid-19, sebagian besar membutuhkan perawatan di rumah sakit.
"Jadi risiko masuk rumah sakit yang banyak jadi beban pemerintah atau kematian yang menakutkan memang lebih kecil," ujarnya.
Hasbullah berpendapat, yang bisa dilakukan pemerintah saat ini untuk menekan penularan Covid-19 ialah mempercepat vaksinasi pada anak 6 sampai 11 tahun dan kelompok lansia. Sementara pada kelompok usia produktif cukup meningkatkan imunitas tubuh.
"Usia produktif didorong untuk mempertahankan kondisi tubuh yang prima, olahraga, makanan yang cukup protein, cukup mineral, cukup gizi, vitamin D3 atau sinar matahari. Intinya pencegahan yang bisa dikejar," jelas dia.
Sebelumnya, Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito mengatakan penularan Covid-19 di Indonesia didominasi varian Omicron. Data Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID) pada 20 Januari 2022, dalam sebulan terakhir kasus Omicron sebanyak 817 kasus, Delta 352 kasus, dan Alfa-Beta nihil.
Data Kementerian Kesehatan 20 Januari 2022, kasus Omicron di Indonesia menembus 1.078. Jumlahnya bertambah 256 dari data 18 Januari 2022 masih 822 kasus.
Dari total kasus Omicron, 756 orang yang terpapar merupakan pelaku perjalanan luar negeri. Sementara 257 lainnya bukan pelaku perjalanan luar negeri dan 65 masih dalam penyelidikan epidemiologi.
Advertisement
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan Indonesia akan menghadapi gelombang Omicron. Namun, dia meminta masyarakat tidak panik. Dia memastikan pemerintah sudah mempersiapkan berbagai hal untuk menghadapi gelombang Omicron.
"Kita akan menghadapi gelombang dari Omicron ini. Tidak usah panik, kita sudah mempersiapkan diri dengan baik," katanya dalam konferensi pers, Senin (10/1).
Menurut Budi, pemerintah sudah mempelajari pola penularan Omicron. Berdasarkan kondisi di sejumlah negara, kasus Omicron meningkat dengan cepat, namun menurun dalam waktu singkat.
"Pengalaman menunjukkan, walaupun naiknya cukup cepat tapi gelombang Omicron ini turunnya pun cepat," ujarnya.
Dia juga memastikan pemerintah sudah menyiapkan fasilitas kesehatan untuk mengantisipasi lonjakan kasus Omicron. Saat ini sudah ada 80.000 tempat tidur di rumah sakit rujukan Covid-19.
Namun, 3.000 tempat tidur di antaranya sudah diisi pasien Covid-19. Rencananya, pemerintah akan menambah tempat tidur di rumah sakit menjadi 150.000.
"Kita masih bisa meningkatkan jumlah tempat tidur rumah sakitnya ke angka 150.000," ucapnya.
Pemerintah juga menyiapkan obat Covid-19 Molnupiravir produksi Merck sebanyak 400.000 tablet dan protokol kesehatan baru untuk perawatan pasien di rumah sakit. Sejalan dengan itu, pemerintah sudah mendistribusikan lebih dari 16.000 oksigen generator ke seluruh fasilitas kesehatan dan memasang lebih dari 36 oksigen konsentrator di rumah sakit.
Menurut Budi, kasus Omicron kemungkinan akan meningkat cepat dan banyak. Berdasarkan penelitian, sebanyak 30 sampai 40 persen pasien Covid-19 masuk rumah sakit.
Dilihat dari karakteristiknya, Omicron memiliki tingkat penularan sangat cepat. Namun, gejala yang ditimbulkan relatif lebih ringan.
"Tapi kita harus tetap waspada dan hati-hati. Kita harus siaga dan tidak perlu panik karena kasus yang masuk rumah sakit jauh lebih rendah dibandingkan dengan sebelumnya," ucapnya.
Mantan Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini mengatakan, cara menghadapi Omicron sebetulnya sama seperti varian lainnya. Pertama, menjalankan protokol kesehatan dengan ketat, terutama menggunakan masker.
Kedua, memperketat surveilans. Jika warga merasakan kondisi tubuhnya tidak sehat, harus segera melakukan tes Polymerase Chain Reaction (PCR). Ketiga, segera mengikuti vaksinasi Covid-19.
"Terutama orang tua kita, para lansia yang belum divaksin, harus segera divaksin. Mereka adalah orang-orang yang harus kita lindungi karena merupakan faktor yang paling lemah untuk masuk ke rumah sakit," katanya mengakhiri. [yan]
Baca juga:
Berbagi Sayuran untuk Warga Terdampak Covid-19
Kunci Cegah Lonjakan Covid-19: Jaga Pintu Masuk Negara dan Kendalikan Transmisi Lokal
Update Pasien Covid-19 di RSD Wisma Atlet Kemayoran per 21 Januari 2022
Ketika Museum Van Gogh di Belanda Berubah Jadi Salon
Austria Bujuk Warga Agar Mau Divaksin dengan Hadiah Voucher Uang Rp 8 Juta
Ini 5 Kecamatan di Jakarta dengan Penularan Omicron Tinggi
Advertisement
Epidemiolog: Hepatitis Akut Masih Misterius, Makanan Kita Harus Terjamin Bersih
Sekitar 50 Menit yang laluTangkap Kapal Pencuri Ikan Berbendera Malaysia, Potensi Kerugian Negara Rp27 Miliar
Sekitar 4 Jam yang laluPetani di Indramayu Dianiaya Geng Motor, Tangan Dibacok Senjata Tajam
Sekitar 4 Jam yang laluNekat Lakukan Aborsi, Sejoli di Deli Serdang Ditangkap
Sekitar 5 Jam yang laluDiletakkan di Rumah Warga, Sempat Dikira Kucing Ternyata Janin Bayi
Sekitar 5 Jam yang laluCabuli Bocah, Residivis Kasus Pemerkosaan di Aceh Kembali Ditangkap Polisi
Sekitar 6 Jam yang laluRekonstruksi Kasus Kerangkeng Manusia, Sebagian Tersangka Bantah Terlibat
Sekitar 6 Jam yang laluKAI Tutup 245 Perlintasan Liar Sepanjang Padang-Pariaman
Sekitar 6 Jam yang laluGubernur Riau dan Mendagri Malaysia Bahas Pencurian Ikan dan Imigran Gelap
Sekitar 7 Jam yang laluKerap Masuk Kebun Warga, Dua Gajah Jantan Dipindahkan dari Riau ke Jambi
Sekitar 7 Jam yang laluRagam Seni Budaya Banyuwangi Bakal Meriahkan World Surf League
Sekitar 7 Jam yang laluMahasiswanya Ditangkap karena Terlibat ISIS, Universitas Brawijaya Tunggu Pemeriksaan
Sekitar 7 Jam yang laluBeli Bibit di Media Sosial, Pria Bandung Tanam Ganja Dalam Rumah
Sekitar 8 Jam yang laluTerbitkan Aturan Baru, Mendag Resmi Cabut Larangan Ekspor CPO
Sekitar 8 Jam yang laluAturan Baru Kemendag: Beli Minyak Goreng Curah Harus Gunakan NIK
Sekitar 8 Jam yang laluMenko Luhut Bakal Audit Perusahaan Kelapa Sawit dan Harus Punya Kantor di Indonesia
Sekitar 11 Jam yang laluPemerintah Cabut Subsidi Minyak Goreng Curah Mulai 31 Mei
Sekitar 12 Jam yang laluJokowi: Inflasi Terkendali Karena Pemerintah Tahan Harga BBM dan Listrik
Sekitar 1 Hari yang laluJokowi: Harga BBM di Singapura Rp32.400 per Liter, Kita Pertalite Masih Rp7.650
Sekitar 1 Hari yang laluJokowi Soal Harga BBM: Subsidi APBN Gede Sekali, Tahan Sampai Kapan?
Sekitar 4 Hari yang laluDemo di Patung Kuda, Buruh dan Mahasiswa Bawa Empat Tuntutan Ini
Sekitar 4 Hari yang laluPresiden Ukraina Hanya Bersedia Temui Putin untuk Akhiri Perang
Sekitar 1 Hari yang laluYouTube Hapus 70 Ribu Video Konflik Rusia dan Ukraina
Sekitar 1 Hari yang laluAksi Tentara Rusia Mensterilkan Pabrik Baja Azovstal dari Sisa Ranjau Ukraina
Sekitar 1 Hari yang laluStarbucks Resmi Keluar dari Rusia Setelah Hampir 15 Tahun Beroperasi
Sekitar 1 Hari yang laluPuan Ingatkan Pemerintah: Temukan Formula yang Tepat Sebelum Hapus PPKM
Sekitar 10 Jam yang laluCovid Hari Ini 25 Mei 2022: Kasus Positif dan Aktif Meningkat
Sekitar 11 Jam yang laluPBB Puji Penanganan Covid-19 di Indonesia: Vaksinasi 270 Juta Populasi Prestasi Besar
Sekitar 13 Jam yang laluTurun 50 Persen, Santunan Kecelakaan Jasa Raharja Capai Rp44 M di Musim Mudik Lebaran
Sekitar 12 Jam yang laluEvaluasi Mudik Lebaran, Jokowi Minta Rekayasa Lalu Lintas Diperbaiki
Sekitar 20 Jam yang laluPer 10 Mei, KAI Tolak Berangkatkan 707 Penumpang Terkait Covid-19
Sekitar 2 Minggu yang laluFrekuensi Belanja Masyarakat Meningkat Tajam di Ramadan 2022
Sekitar 2 Minggu yang laluAdvertisement
Advertisement
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami