Kasus BG ke Kejagung, keseriusan Jokowi tangani korupsi diragukan
Merdeka.com - Banyak pandangan miring setelah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memutuskan penanganan kasus dugaan transaksi mencurigakan di rekening Komjen Budi Gunawan dilimpahkan ke Kejaksaan Agung. Dikatakan Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia (LIMA), Ray Rangkuti, pelimpahan kasus Budi Gunawan sinyal kuat menunjukkan komitmen pemberantasan korupsi dari Presiden Joko Widodo diragukan.
"Saya kira ada dua pengabaian Presiden. Pertama ketidaksanggupan memecat Kabareskrim Budi Waseso, karena di tangan dia kan konflik KPK dan Polri semakin panas. Orang-orang yang mendukung pemberantasan korupsi dicari-cari kesalahannya," kata Ray Rangkuti saat dihubungi wartawan dari Istana Presiden, Jakarta, Senin (9/3).
Kedua, lanjut Ray, ketulusan Presiden Jokowi dalam pemberantasan korupsi dipertanyakan. Dalam kisruh KPK dan Polri, Jokowi menunjuk Plt KPK sebagai pengganti Abraham Samad dan Bambang Widjojanto yang ditersangkakan oleh Polri.
"Pengabaian yang luar biasa. Dan kemudian menunjuk Ruki menjadi Plt KPK yang menandakan orang dikenal tak punya prestasi mengelola KPK pada jilid satu. Kemudian Seno Adji, orang yang dikenal berseberangan dengan KPK dan membuat marwah KPK jeblok," jelasnya.
Lebih jauh, Ray mengendus pelimpahan kasus Budi Gunawan dari KPK ke Kejaksaan dan kemudian dilimpahkan ke polisi adalah upaya untuk men-SP3-kan kasus tersebut. Tanda-tanda tersebut kental terlihat.
Kasus Budi Gunawan sengaja dibuat masuk angin alias dipetieskan. Walaupun institusi KPK jadi lebih aman, tetapi marwah lembaga anti rasuah itu dibuat anjlok citranya.
"Mengamankan kasus BG supaya tak ditangani, dan upaya tak mengganggu. Tindakan ini tak elegan, KPK bisa diselamatkan tapi upaya pemberantasan korupsi menjadi lemah, image menjadi buruk," jelas Ray.
"Seolah KPK menghindar, ini sinyal buruk dan agak repot. Semua orang merasa KPK dalam tanda kutip bisa diintimidasi," tutupnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi Kukuhkan Pengurus Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Budi Waseso Kembali Jadi Ketua
Pengukuhan Pengurus Kwarnas Pramuka periode 2023-2028 berdasarkan Keputusan Presiden.
Baca SelengkapnyaTernyata Ini Alasan Jokowi Bagi-Bagi Bansos Beras Jelang Pilpres 2024
Presiden akhirnya buka suara terkait polemik pemberian bansos beras kemasan 10 kg di tahun politik.
Baca SelengkapnyaGanjar soal Jokowi Naikkan Tunjangan Bawaslu Jelang Pencoblosan: Mudah-Mudahan Bukan Godaan atau Suap
Ganjar Pranowo merespons keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menaikan tunjungan pegawai Bawaslu
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pesan Jokowi ke Menteri: Bansos Harus Diteruskan
Jokowi juga mengingatkan agar penyaluran bansos dipantau ketat supaya tepat sasaran.
Baca SelengkapnyaJK Kritik Jokowi: Kalau Bansos Dikasih di Pinggir Jalan dan di Pasar Langgar Aturan
JK juga minta tidak dilakukan jelang masa pencoblosan yakni 14 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaJokowi Jawab Tudingan Kecurangan Pemilu 2024: Laporkan ke Bawaslu
Jokowi meminta pihak yang menemukan kecurangan untuk melaporkan ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
Baca SelengkapnyaDapat Arahan Khusus dari Jokowi, Kaesang Yakin Prabowo-Gibran Menang di Jateng
Kaesang menyebut pertemuan tersebut merupakan bentuk dukungan Jokowi kepada PSI yang menargetkan lolos ke parlemen pada Pileg 2024.
Baca SelengkapnyaJokowi Bertemu Suya Paloh, Kubu Ganjar Duga Upaya Ajak NasDem Gabung Koalisi Prabowo-Gibran
Jokowi bertemu Suya Paloh pada Minggu (18/2) kemarin.
Baca SelengkapnyaJelang Pencoblosan, Prabowo: Kami Adalah Penerus Jokowi
Saat berada di dalam kabinet, mantan Danjen Kopassus ini menyatakan Jokowi tidak pernah istirahat.
Baca Selengkapnya