Kapolri: Terorisme di Indonesia dipengaruhi teroris luar negeri
Merdeka.com - Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyampaikan bahwa ancaman teror di Indonesia dominan dipengaruhi dinamika terorisme di luar negeri khususnya Syiria dan Afganistan.
"Sehingga kelompok-kelompok yang dulunya mereka menganut ideologi di Indonesia mendapat udara baru," kata Tito di Universitas Bhayangkara, Bekasi, Kamis (27/9).
Polri, kata dia, membagi dua dua kelompok terorisme di Indonesia yang berafiliasi ke teroris di luar negeri. Di antaranya Jamaah Islamiyah (JI) yang berafiliasi ke kelompok Al Kaidah di Afganistan, dan Jamaah Ansarut Tauhid (JAD) yang berafiliasi kepada ISIS di Syiria.
"Sekarang yang lebih banyak bermain adalah kelompok JAD yang berafiliasi ISIS," kata mantan Kapolda Metro Jaya ini.
Ia menyebutkan, ada dua cara menangani terorisme di Indonesia yaitu menggunakan cara keras melalui penegakan hukum, dan menggunakan cara lembut melalui pembinaan atau deradikalisasi.
"Penegakan hukum harus ada empat syarat, diantaranya kemampuan diteksi, pengananan penyelidikan secara ilmiah karena harus dibawa ke pengadilan, kemampuang straight edge yang bisa beroperasi di segala medan baik di perkotaan maupun dipegunungan, dan undang-undang yang kuat," kata dia.
Sedangkan cara lembut, Tito menyebut yaitu membentuk ideologi terorisme melalui deradikalisasi, kontra radikalisasi, kontra ideologi, program untuk menangani jaringan sistem internet yang digunakan kelompok-kelompok itu, dan menangani permasalahan-permasalahan lokal yang membuat ideologi ini berkembang.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sepanjang 2023, Kepala BNPT: 148 Teroris Ditangkap
Penangkapan teroris itu berjalan linier dengan menurunnya aksi terorisme di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPenjaga Rumah Dinas Kapolri Diserang, Bibir Luka-Luka
Penyidik telah berkoordinasi dengan Densus 88 Antiteror. Hasilnya, pelaku dipastikan bukan bagian dari jaringan terorisme.
Baca SelengkapnyaPerangi Radikalisme dan Terorisme dengan Moderasi Beragama
Di tengah upaya membumikan toleransi pada keberagaman, kelompok radikal melakukan framing terhadap moderasi beragama.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kapolri Ingatkan Masyarakat Berbeda Pilihan Politik Biasa, Asal Tak Fanatik untuk Hindari Konflik
Rasa fanatik itu harus dicegah dengan edukasi, agar mencegah terjadinya konflik.
Baca SelengkapnyaDiskriminasi adalah Perlakuan Berbeda yang Merugikan Golongan Tertentu, Ini Penyebab dan Dampaknya
Diskriminasi sosial adalah suatu sikap membedakan secara sengaja terhadap orang atau golongan yang berhubungan latar belakang tertentu.
Baca SelengkapnyaBaru Dibentuk Presiden Jokowi, Badan Karantina Indonesia Jadi Garda Terdepan Hadapi Neo Terorisme
Barantin memegang peran strategis perlindungan sumber daya hayati dari ancaman hama penyakit, hewan, ikan, dan tumbuhan berbahaya.
Baca SelengkapnyaTumpas Habis Kelompok MIT, Polri Ungkap 256 Narapidana Teroris Kembali ke Pangkuan Ibu Pertiwi Selama 2023
Total 146 terduga teroris ditangkap Polri sepanjang tahun 2023.
Baca Selengkapnya8 Cara Mengatasi Demam Panggung yang Efektif, Lakukan Hal Berikut Ini
Mengatasi demam panggung memerlukan pemahaman tentang penyebabnya dan penerapan strategi untuk mengelolanya.
Baca SelengkapnyaPensiunan Komjen Polri 'Pembasmi Teroris' Dianugrahi Bintang Mahaputra Pratama oleh Jokowi, ini Sosoknya
Mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen (Purn) Boy Rafli Amar dianugerahi tanda penghormatan oleh Presiden Joko Widodo.
Baca Selengkapnya