Merdeka.com - Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyebut Komite Nasional Papua Barat (KNPB) berada di belakang demo berujung ricu di Wamena, Papua. Mereka sengaja menciptakan kejadian tersebut agar aparat dianggap melakukan pelanggaran hak asasi manusia (HAM).

"Kasus di Wamena kita lihat ada desain, direncanakan kerusuhan untuk menggunakan kesempatan dalam rangka tarik perhatian baik nasional maupun internasional," kata Tito di Kemenko Polhukam, Selasa (24/9).

Tito meyakini ulah KNPB berkaitan dengan Sidang Umum PBB ke-74 di New York yang berlangsung dari 23 sampai 27 September. Dia sangat menyayangkan aksi ini akhirnya memakan korban jiwa.

"Kita sesalkan, apa pun juga aspirasi politik di luar cara demokratis, pakai cara kekerasan apalagi mengakibatkan nyawa hilang, kerusakan, saya yakin tidak mendapat dukungan nasional maupun internasional," tegasnya.

Seperti diketahui, berita bohong atau hoaks isu rasial memancing aksi solidaritas sehingga membuat situasi panas dan terjadi kericuhan telah didesain kelompok KNPB.

Jumlah korban yang tewas saat aksi demonstrasi berakhir anarkis di Wamena, Papua, bertambah menjadi 23 orang, sementara korban luka-luka sebanyak 77 orang.

Sementara korban jiwa dalam aksi unjuk rasa di Kampus Universitas Cenderawasih di Abepura, Jayapura, sebanyak empat orang, satu personel TNI dan tiga orang mahasiswa yang diduga terkena peluru karet.