Dampak Pandemi Covid-19: 'Kalau Pagi Hujan, Kami Tidak Punya Penghasilan'
Merdeka.com - Wabah penyakit akibat virus corona atau covid-19 yang melanda dunia termasuk Indonesia, mulai membawa dampak secara ekonomi. Tidak terkecuali, Sujono (40), warga Desa Pojok Sari Kabupaten Magetan.
Pria yang dalam kesehariannya berjualan cilok di kawasan Pondok Pesantren Temboro itu, kini tak memiliki lagi mata pencaharian gara-gara terjadi penyebaran corona di area pondok.
Alhasil, ia kini kebingungan mencari pendapatan di tengah wabah yang masih melanda tempatnya mencari uang. Padahal, kebutuhan perut untuk anak dan istrinya, tak bisa ditunda satu atau dua hari.
Susahnya mencari lapangan pekerjaan di tengah bencana nasional semacam ini pun, membuat Sujono harus memutar otak. Barang-barang yang dianggapnya masih berharga pun, terpaksa di-legonya.
Tak terkecuali, blender, alat satu-satunya yang selama ini turut membantunya membuat cilok. Lantaran hanya tinggal benda satu ini yang dianggapnya masih laku, ia pun terpaksa menjualnya.
Tak disangka, aksinya menjual blender bekas pakai miliknya ini malah viral di dunia maya. Sebab, tujuannya menjual blender agar dapat membeli beras ini justru mendapatkan respons simpatik dari para netizen.
Postingan itu pun sempat diunggah oleh akun Dendy Ardiyan P di grup Facebook Berita Magetan. Dalam postingannya akun Dendy memberikan tagline "Mohon dibantu Pemerintah Kabupaten Magetan tadi ada Bapak-bapak jual blender untuk makan keluarganya. Bapak-bapak berada di depan kantor kirim Sukomoro. Siapa saja yang bertemu bapak ini alangkah baiknya mengasih sedikit rezeki"
Sayangnya, postingan tersebut sudah ditutup komentarnya oleh admin Berita Magetan. Akan tetapi sudah mendapat like sebanyak 3.411.
"Itu (dalam video) memang saya, " ujarnya mengawali pembicaraan.
Dia mengaku terpaksa menjual blender miliknya di pinggir di Jalan Raya Magetan – Maospati karena sudah tak lagi memiliki uang untuk membeli beras. Sebab, sudah 3 bulan terakhir ini dirinya tak lagi bisa menjual cilok keliling di Pondok Pesantren Temboro karena covid 19.
"Sudah tidak mempunyai uang untuk beli beras. Barang yang bisa dijual ya hanya blender," ujarnya.
Usai tak lagi berjualan cilok yang disukai para santri Ponpes Al Fatah itu, ia sebenarnya tak berhenti untuk berusaha. Demi sekedar memenuhi kebutuhan perut, ia telah banting setir menjadi pencari kayu kering. Kayu-kayu yang didapatnya tersebut, lalu dijualnya untuk kayu bakar.
Jika beruntung dia bersama istrinya bisa mengumpulkan 2 ikat kayu yang akan dijual keliling kampung. "Kadang laku Rp 10 ribu kadang hanya Rp 5 ribu. Kalau dari pagi hujan, maka kami tidak mempunyai penghasilan," imbuhnya.
Beban di pundaknya itu tak berhenti hanya di keluarganya saja. Sebab, sang ibu yang kini tengah sakit, juga membutuhkan biaya untuk perawatan. Namun, lantaran tak mampu, ia pun hanya bisa pasrah dengan keadaannya saat ini. "Ya mau bagaimana lagi," tegasnya.
Meski tergolong berpenghasilan rendah, Sujono mengaku hingga kini dirinya belum mendapatkan berbagai macam bantuan dari pemerintah. Padahal ia mendengar saat ini pemerintah memiliki banyak program bantuan untuk warga semacam dirinya.
"Saya belum dapat bantuan sama sekali," tegasnya.
Di tengah kesusahannya, Sujono pun berharap agar wabah ini cepat berakhir. Sebab, banyak warga lainnya yang juga kesusahan secara ekonomi seperti dirinya ini akibat pandemi corona.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster
Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaMomen Kakek Sugiyono Penjual Sapu Lidi Viral saat Dapat Bantuan, Bikin Haru
Setelah uang donasi terkumpul, Kakek Sugiyono pun menerima bantuan berupa perabotan rumah tangga, sembako, dan sebuah kalung emas untuk istrinya.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi
Tren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pemuda 20 Tahun Ini Tak Kenal Gengsi, Lulus SMA Langsung Terjun Bisnis Bawang Goreng dan Kini Tinggal Menikmati Hasil
Adit merasa, dari pada bekerja untuk orang lain, lebih baik dia mengembangkan usaha keluarganya agar lebih sukses.
Baca SelengkapnyaMomen Ganjar Hujan-hujanan Bakar Semangat Pendukung saat Pesta Rakyat di Magelang
Meski diguyur hujan deras, semangat ribuan orang yang telah lama menunggu kedatangan Ganjar tidak berkurang.
Baca SelengkapnyaSampah Sisa Perayaan Tahun Baru di Jakarta Capai 130 Ton, Terbesar setelah Pandemi Covid
jumlah sampah yang terkumpul selama malam perayaan tahun baru 2024 di Jakarta mencapai 130 ton.
Baca SelengkapnyaPenyebaran Covid-19 Varian JN.1 di Indonesia Naik Jadi 41 Kasus
Penemuan kasus yang dihimpun per tanggal 6-23 Desember 2023 sebanyak 5 kasus.
Baca SelengkapnyaLengkap! Detik-Detik Wanita di Samarinda Hilang Saat Berobat Berujung Ditemukan jadi Mayat di Gudang Kimia Farma
Sebelum dtemukan jadi mayat, korban sempat ditemani suaminya berobat ke sebuah rumah sakit tapi tiba-tiba saja menghilang.
Baca SelengkapnyaPerjalanan Hidup Anak Pemulung Hingga Punya 47 Cabang Kedai Cokelat, Gagal Berkali-kali tapi Tak Pernah Menyerah
Irham memulai perjalanan karirnya saat masih kuliah. Saat itu dia senang mempelajari ilmu yang berkaitan dengan pengembangan diri.
Baca Selengkapnya