Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kalah perang, Suku Hokkien baru hari ini rayakan Imlek

Kalah perang, Suku Hokkien baru hari ini rayakan Imlek Suku Hokkien baru rayakan Imlek. ©2015 Merdeka.com

Merdeka.com - Suku Hokkien etnis China di Banda Aceh baru merayakan tahun baru Imlek 2566 Jumat (27/2) di Wihara Dharma Bhakti di Peunayong. Sejarahnya suku ini mengalami kalah perang dan harus menyelamatkan diri dalam perkebunan tebu.

Puluhan suku Hokkien yang tinggal di Aceh berdatangan ke Wihara Dharma Bhakti untuk sembahyang. Ritual tersebut mereka memberi nama dengan sembahyang tebu. Karena pasa saat kalah perang, etnis ini menyelamatkan diri dalam perkebunan tebu, baru kemudian pada hari ke-9 etnis Hokkien bisa merayakan tahun baru imlek.

Asap mengepul di Wihara Dharma Bhakti, Peunayong, Banda Aceh hingga nyaris mengganggu penglihatan. Asap dupa yang memiliki bau khas ini mengepul hingga mata perih, namun tidak menyurutkan semangat umat Budha suku Hokkien ini beribadah di Wihara tersebut.

Meskipun mereka merupakan suku minoritas etnis Tionghoa di Banda Aceh, tetap bisa beribadat dengan nyaman. Silih berganti berdatangan untuk beribadah. Membakar dupa, sembari berdoa dengan mengangkat kedua tangan di kepala dan memanjat doa dan keselamatan dan dimudahkan rezeki.

Mereka percaya dengan berdoa dan menjalan ritual ibadah pada tahun baru Imlek bisa mendatangkan rahmad dan rezeki yang banyak. Serta dipermudahkan segala urusan dalam tahun kambing kayu ini.

Suku Hokkien memang tinggal di Aceh yang menerapkan syariat Islam, namun tidak menghalangi bagi mereka menjalankan ibadahnya. Bahkan mereka bisa menjalankannya dengan tenang. Hal ini terlihat tidak ada pengawalan dari pihak kepolisian di Wihara tersebut.

"Meskipun kami tinggal di Aceh yang menerapkan Syariat Islam, tetapi kami aman-aman saja dalam beribadah, Aceh paling toleran, patut dicontoh oleh daerah lain," kata Kepala Yayasan Wihara Dharma Bhakti, Peunayong, Banda Aceh, Yuswar, Jumat (27/2).

Yuswar juga berharap sikap toleransi ini bisa terus berlanjut. Meskipun berbeda aqidah, namun tatanan kehidupan sosial bisa terjalin dengan baik. "Aceh memang luar biasa, ini mudah-mudahan bisa terus berlanjut," tukasnya.

Selain beribadah Sembahyang Tebu pada pagi hari, jelasnya, mulai nanti sore pihaknya melakukan resepsi atau perayaan yang dibuka untuk umum. Siapapun yang ingin menyaksikannya, pihaknya mempersilakan, tidak harus suku Hokkien saja.

"Nanti juga ada makan-makan, yang Muslim boleh makan, karena halal, kami pesan katering. Selain itu juga ada atraksi Barongsai dan sejumlah kesenian lainnya," tutupnya.

Suku Hokkien adalah penduduk dari provinsi Fujian bagian selatan di Republik Rakyat Tiongkok. Kebanyakan dari mereka menjadi perantauan di berbagai negara. Mayoritas dari mereka bekerja sebagai nelayan, pekerja keras dan piawai dalam berdagang.

(mdk/hhw)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Masih Berkaitan dengan Imlek, Apa Sebenarnya Makna Perayaan Cap Go Meh?

Masih Berkaitan dengan Imlek, Apa Sebenarnya Makna Perayaan Cap Go Meh?

Secara harfiah, Cap Go Meh artinya Cap = Sepuluh, Go = Lima, Meh = Malam.

Baca Selengkapnya
Pengungsi Rohingya Banyak Anak-Anak, Ulama Desak Pemda Aceh Beri Tempat Layak

Pengungsi Rohingya Banyak Anak-Anak, Ulama Desak Pemda Aceh Beri Tempat Layak

MPU Aceh menyebut isu berkaitan etnis Rohingya yang beredar di media sosial belum tentu benar.

Baca Selengkapnya
FOTO: H-8 Jelang Imlek 2024, Warga Keturunan Tionghoa Jalani Ritual Memandikan Patung-Patung Dewa di Wihara

FOTO: H-8 Jelang Imlek 2024, Warga Keturunan Tionghoa Jalani Ritual Memandikan Patung-Patung Dewa di Wihara

Warga keturunan Tionghoa sibuk membersihkan patung di Wihara Amurva Bhumi.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Sopir Pemerkosa Penumpang Angkot di Aceh Barat Dicambuk 154 Kali

Sopir Pemerkosa Penumpang Angkot di Aceh Barat Dicambuk 154 Kali

Kejari Aceh Barat mengeksekusi hukuman cambuk sebanyak 154 kali terhadap RD (26), warga Labuhan Haji, Aceh Barat Daya yang terbukti memerkosa penumpang angkot,

Baca Selengkapnya
Penuh Haru! Nenek Asal Kebumen Ini Sempat Hilang selama 46 Tahun, Kini Bisa Bertemu Lagi dengan Anaknya

Penuh Haru! Nenek Asal Kebumen Ini Sempat Hilang selama 46 Tahun, Kini Bisa Bertemu Lagi dengan Anaknya

Nenek Satikem sempat "dibuang" oleh majikannya ke panti jompo di Bangka Belitung

Baca Selengkapnya
25 Pantun Aceh Lucu, Menghibur dan Bikin Ngakak

25 Pantun Aceh Lucu, Menghibur dan Bikin Ngakak

Pantun Aceh lucu adalah bagian dari warisan budaya yang dapat menjaga dan melestarikan tradisi lisan masyarakat Aceh.

Baca Selengkapnya
Ulama di Aceh Mengaku Berdarah-darah Dukung Jokowi, Minta Kasus Rohingya Diselesaikan

Ulama di Aceh Mengaku Berdarah-darah Dukung Jokowi, Minta Kasus Rohingya Diselesaikan

MPU Aceh mendesak Presiden Jokowi segera turun tangan menangani pengungsi Rohingya di Aceh.

Baca Selengkapnya
Penggemar Kuliner Merapat, Sajian Khas Ini Wajib Dicoba Saat Cap Go Meh

Penggemar Kuliner Merapat, Sajian Khas Ini Wajib Dicoba Saat Cap Go Meh

Makanan khas Cap Go Meh merupakan bagian penting dari perayaan ini dan memiliki makna serta filosofi tersendiri.

Baca Selengkapnya
Imlek 2024, Cara Menghasilkan Cuan dari Busana Cheongsam Berbahan Tenun Endek Bali

Imlek 2024, Cara Menghasilkan Cuan dari Busana Cheongsam Berbahan Tenun Endek Bali

Wastra merupakan kain tradisional yang sarat akan makna budaya Nusantara.

Baca Selengkapnya