Merdeka.com - Bank Dunia mengubah perhitungan menggunakan purchasing power parities (PPP) 2017 untuk menghitung garis kemiskinan. Akibatnya jumlah orang miskin yang diukur meningkat sebesar 33 juta pada garis kemiskinan kelas menengah ke bawah.
Menanggapi hal ini, anggota Komisi XI DPR RI Hendrawan Supratikno mengatakan, penentuan kategori batas penghasilan merupakan hasil kesepakatan. Ukuran tersebut bermuatan kepentingan.
"Ada kesepakatan SDG, ada ukuran Bank Dunia, ada ukuran BPS, ada ukuran setara kilogram beras dan lain-lain. Yang penting mana yang paling pas untuk masukan kebijakan. Ukuran-ukuran tersebut memang bisa diberi muatan kepentingan," kata Hendrawan kepada wartawan, Jumat (30/9).
Dicontohkan Hendrawan, jumlah orang miskin naik akan berdampak kepada program dan bantuan untuk orang miskin terus ada dan meningkat. Ia bilang kemiskinan ini sudah jadi industri dan banyak yang mengeruk keuntungan.
"Ini berarti keberlangsungan anggaran dan rezeki. Kemiskinan, sama dengan soal utang sudah jadi industri. Para pemainnya, termasuk konsultannya, banyak yang mereguk keuntungan," katanya.
Politikus PDIP menekankan, Indonesia memang masih menjadi negara miskin. Untuk itu, pemerintah diminta untuk lebih giat lagi memerangi kemiskinan. Presiden Joko Widodo perlu bekerja keras untuk mencapai targetnya turunkan kemiskinan.
"Ya harus bekerja lebih keras. Tak ada kata santai untuk memerangi kemiskinan dan keterbelakangan. Soalnya kita sudah 77 tahun merdeka," tegas Hendrawan.
Sebelumnya, jutaan masyarakat kelas menengah ke bawah Indonesia masuk ke dalam jurang kemiskinan. Hal ini merujuk pada laporan world bank East Asia and The Pacific Economic Update October 2022, Jumat (30/9).
Penambahan masyarakat miskin di Indonesia karena adanya perubahan basis perhitungan yang dilakukan world bank yakni berdasarkan purchasing power parities (PPP) 2017, sementara basis perhitungan yang lama PPP 2011.
Pada PPP 2017, bank dunia menetapkan garis kemiskinan ekstrem yaitu USD 2,15 per orang per hari. Sebelumnya di PPP 2011 hanya USD 1,90 per hari.
Sementara untuk kelas penghasilan menengah ke bawah dinaikan oleh bank dunia menjadi USD 3,65 per orang per hari yang sebelumnya USD 3,20 per hari pada PPP 2011. Sedangkan garis kelas berpenghasilan menengah ke atas direvisi dari USD 5,50 (2011 PPP) hingga USD 6,85 (2017 PPP).
Dengan metode baru, jumlah orang miskin yang diukur meningkat sebesar 33 juta pada garis kemiskinan kelas menengah ke bawah dan sebesar 174 juta pada garis kelas berpenghasilan menengah atas. Perubahan ini didorong oleh peningkatan kemiskinan di dua negara terpadat yakni China dan Indonesia.
Kedua negara ini bersama-sama menyumbang lebih dari 85 persen peningkatan daerah dalam jumlah penduduk miskin. [ray]
Baca juga:
Respons Pemerintah soal Orang Miskin Indonesia Bertambah 13 Juta Jiwa
Indonesia Masuk Daftar 100 Negara Paling Miskin di Dunia
Membandingkan Perhitungan Kategori Orang Miskin Menurut Bank Dunia dan BPS
Bank Dunia: Penghasilan Rp32.775 per Hari Masuk Kategori Orang Miskin
Warga Miskin Indonesia Bertambah 13 Juta Orang, Bagaimana Solusi dari Pemerintah?
Advertisement
Rumah yang Terdampak Gempa Garut Capai 401 Unit
Sekitar 11 Menit yang laluKomisi III DPR Sarankan Polisi Cabut Status Tersangka Mahasiswa UI yang Tewas
Sekitar 15 Menit yang laluPengakuan Dukun Aki Tega Meracuni Istri dan Anak di Bekasi, Kesal Dicueki saat Sakit
Sekitar 39 Menit yang laluAntisipasi Covid-19 Varian Kraken, KKP Soekarno-Hatta Kembali Perketat Prokes
Sekitar 47 Menit yang laluTeddy Minahasa Langsung Bacakan Eksepsi Hari Ini
Sekitar 49 Menit yang laluIjtima Ulama DKI Bahas Label Halal hingga Konsolidasi Jelang Satu Abad NU
Sekitar 52 Menit yang laluPenjelasan Lengkap Cak Imin soal Usulan Penghapusan Jabatan Gubernur
Sekitar 54 Menit yang laluLindungi Petani, Kementan dan JICA Atur Strategi Modernisasi Asuransi Pertanian
Sekitar 56 Menit yang laluTahun Ini, Kementan Fokus Awasi Praktik Alih Fungsi Lahan
Sekitar 57 Menit yang laluVIDEO: Anggota Provos Lapor Kasus Tanah ke Polda Metro, Malah Diminta Rp 100 Juta
Sekitar 8 Menit yang laluVIDEO: Anggota Provos Bripka Madih Ngamuk Depan Perumahan Elite, ini Penyebabnya
Sekitar 12 Menit yang laluVIDEO: Terungkap Sosok Eks Polisi Penabrak Mahasiswa UI, Mantan Kapolsek & Mau Nyaleg
Sekitar 19 Menit yang laluVIDEO: Anggota Provos Bripka Madih Ungkap Penyidik Polda Metro Minta Tanah 1000 Meter
Sekitar 22 Menit yang laluMomen Sidang Duplik Putri Candrawathi Menepis Asumsi Omong Kosong JPU
Sekitar 2 Jam yang laluKubu Putri Candrawathi Sindir Jaksa: Mungkin Penuntut Umum Terlalu Lelah
Sekitar 3 Jam yang laluPengacara Putri Candrawathi Baca Duplik: Replik JPU Hanya Klaim Kosong
Sekitar 4 Jam yang laluPengacara Ferdy Sambo Rangkum Keterangan Bharada E yang Disebut Inkonsistensi
Sekitar 5 Jam yang laluTuntut Bharada E Lebih Berat dari Putri, Jaksa Dinilai Keliru Pahami Hukum Pidana
Sekitar 7 Menit yang laluMomen Sidang Duplik Putri Candrawathi Menepis Asumsi Omong Kosong JPU
Sekitar 2 Jam yang laluKubu Putri Candrawathi Sindir Jaksa: Mungkin Penuntut Umum Terlalu Lelah
Sekitar 3 Jam yang laluPengacara Putri Candrawathi Baca Duplik: Replik JPU Hanya Klaim Kosong
Sekitar 4 Jam yang laluSidang Vonis Bharada E Digelar pada 15 Februari 2023
Sekitar 3 Menit yang laluTuntut Bharada E Lebih Berat dari Putri, Jaksa Dinilai Keliru Pahami Hukum Pidana
Sekitar 7 Menit yang laluMomen Sidang Duplik Putri Candrawathi Menepis Asumsi Omong Kosong JPU
Sekitar 2 Jam yang laluApakah Boleh Memperoleh Vaksin Campak Bersamaan dengan Booster COVID-19?
Sekitar 3 Hari yang laluAntisipasi Penyakit Ngorok, Dinas Pertanian Madina Maksimalkan Penyuntikan Vaksin
Sekitar 1 Minggu yang laluLink Live Streaming BRI Liga 1: Persis Solo Vs Bhayangkara FC
Sekitar 43 Menit yang laluLink Live Streaming BRI Liga 1: Persikabo 1973 Vs Persita
Sekitar 1 Jam yang laluAdvertisement
Advertisement
AM Hendropriyono
Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami