Merdeka.com - Mantan Bupati Bener Meriah, Ahmadi terbukti bersalah menjual kulit harimau sumatera. Dia dijatuhi hukuman 1 tahun 6 bulan (1,5 tahun) penjara.

Sidang pembacaan putusan Ahmadi itu digelar di Pengadilan Negeri (PN) Simpang Tiga Redelong, Kabupaten Bener Meriah, Kamis (13/4).

Kepala Seksi Penerangan Hukum Kejaksaan Tinggi (Kejati) Aceh Ali Rasab Lubis mengatakan Ahmadi terbukti melanggar Pasal 40 ayat (2) Jo Pasal 21 ayat (2) huruf d Undang-Undang No 5 Tahun 1990 tentang Konservasi, Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

"Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Ahmadi Bin Muhammad Ali dengan pidana penjara selama 1 tahun 6 bulan dan denda Rp100 juta subsider 3 bulan kurungan," bunyi petikan putusan majelis hakim.

Putusan itu lebih rendah dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejari Bener Meriah, yakni 2 tahun 6 bulan penjara.

"Menanggapi putusan itu Ahmadi menyatakan menerima vonis yang dijatuhkan majelis hakim, sedangkan JPU menyatakan pikir-pikir," kata Ali.

Sementara aktor lainnya dalam kasus ini adalah saudara kandung Ahmadi, yakni Suryadi. Dia juga dijatuhi vonis hukuman 1 tahun 6 bulan penjara (putusan dalam berkas terpisah).

Sementara terdakwa lain, Iskandar divonis 1 tahun 6 bulan penjara dan denda sebesar Rp100 juta subsider 1 bulan kurungan. Vonis itu dijatuhkan majelis hakim pada November 2022.

Sebelumnya, Ahmadi, Suryadi, dan Iskandar ditangkap oleh Tim Balai Penegakan Hukum (Gakkum) Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Wilayah Sumatera pada 23 Mei 2022 lalu. Dari tangan mereka, petugas mengamankan barang bukti berupa satu lembar kulit harimau sumatera serta tulang belulangnya.

Sebelumnya, Ahmadi baru saja bebas dari penjara setelah ditangkap pada 3 Juli 2018 lalu dalam kasus korupsi yang juga melibatkan Gubernur Aceh kala itu Irwandi Yusuf.